Tahun Baru Hijriah dan Momentum Titik Balik
Oleh : Akhmad Faozan, M.Pd.*
PWMJATENG.COM – Tidak ada manusia sempurna, ia pasti pernah merasakan terjerembab dalam lubang maksiat. Bisa jadi masuk ke dalam lubang yang sama, atau malah jatuh dalam lubang yang berbeda. Namun, hingga saat ini ia masih diberikan kesempatan hidup. Di saat ia mendapatkan kesempatan hidup hingga saat ini adalah bagian dari wujud kemurahan Allah. Mampukah ia kejadian tersebut menjadikannya momentum untuk titik balik?
Ketika ia terbangun kesadaran hingga kembali untuk menata kehidupannya agar lebih baik, maka langkah bangkit dari kesadaran ini bagian dari mujahadah dan kehidupannya menjadi awal saat ini, sehingga inilah titik balik kehidupan. Kembali hidup yang sebenarnya mengikuti ketentuan yang telah ditentukan olehNya. Dapat diyakini mereka yang menemukan kehidupannya kembali menjadi titik balik bagi kehidupannya, berikutnya ia akan merasakan kenikmatan dalam hidupnya.
Tetapi bila hidupnya ia menjalaninya dengan biasa-biasa saja dan jalan di tempat tidak ada perubahan ke arah yang lebih baik justru akan mengarahkan kehidupannya kepada sikap skeptis, malas dan lemot bisa jadi tak tentu arah. Sungguh rugilah kehidupannya, saat ini dan kehidupannya kelak. Jadi ternyata hidup ini pilihan. Mau hidup nyaman, kita harus menentukan jalan kesuksesannya sejak saat ini.
Kisah-kisah inspiratif nyata, perlu diambil hikmah dan menjadi teladan bagi kita sebagai pengikut setianya. Banyak kisah ini terdapat dari sirah (sejarah) para nabi, sahabat dan salafusshalih lainnya yang akan mengubah visi kehidupannya, dari yang tidak jelas menjadi lebih jelas arahnya. Kisah sukses yang telah menjadi inspirasi bagi umat zaman now, sudah seharusnya mengambil ibrah dan hikmah dari kisah-kisah tersebut. Karena kesuksesan bagi masing-masing individu adalah sebuah keniscayaan.
Baca juga, Solo dan Muhammadiyah di Era Kolonial
Artinya ketika umat zaman now mampu mengambil ibrah dan menerapkan dalam kehidupannya, kesuksesan adalah suatu keniscayaan. Bisa dilihat kisahnya dari mulai dari kisah para nabi, Rasulullah, para sahabat, seperti Umar bin Khattab, sampai kisah orang-orang saleh akhir zaman, seperti kisah inspiratif sosok Ustaz Adi Hidayat yang menurut saya perlu diangkat menjadi motivasi bagi penggerak Persyarikatan.
Kesuksesan dalam menemukan jati diri hingga mencapai diri yang ideal sukses. Mereka mengawalinya dengan penuh rasa kesahajaan dan kesederhanaan. Namun sarat nilai mujahadah dalam mewujudkan anak keturunan yang sukses dan bahagia. Kematian sosok ayah yang secara psikologis sangat dekat, tersambungkannya munajad seorang ayah kepada Allah agar kelak terwujud generasi yang saleh salehah (dzurriyyah), menjadi sosok penghafal dan paham agama serta menguasai isi dari Al Quran dan ribuan hadis. Mewujudkan putra putri seperti ini bukan seperti membalikkan tangan tetapi membutuhkan kemantapan langkah dan tekad bulat yang terpatri dalam jiwa oleh orang tuanya.
Seperti kisah jalan hidup Ustaz Adi Hidayat yang mana orang tuanya telah lama mengharapkan anaknya menjadi pribadi yang faqih dalam agama, selain kekuatan doa yang jelas meminta kepada Allah lalu orang tuanya memutuskan untuk memondokkan putranya (UAH) di pondok modern Darul Arqam Garut. Baru saja dua pekan belajar mondok, Allah menentukan nasib orang tuanya, yaitu meninggal dan UAH tak dapat menjumpai orang tuanya sebelum dikuburkan. Hingga UAH menemukan satu tekad untuk mewujudkan cita-cita dan harapan bapaknya dengan mengambil kitab-kitab yang berada di kamar bapaknya dengan didampingi ibundanya, dibacalah kitab-kitab yang biasanya dikaji oleh bapaknya seraya memendam kesedihan, semua kitab yang dibacanya seakan tidak mau lepas dari memori otaknya.
Barangkali inilah momentum titik balik. Saat beliau ditinggal oleh ayahnya selama-lamanya padahal baru dua pekan mondok di Pondok Darul Arqam Muhammadiyah di Garut. Di saat kematian ayahnya UAH tidak berkesempatan melihat wajah terakhir ayahnya. Momen kesedihan UAH inilah yang kemudian menjadikan Allah mengijabah doa orang tuanya. UAH sangat paham atas agamanya, dan di saat jamaah menanyakan tentang suatu hal terkait agama, UAH langsung tergiring secara “otomatis” dapat membacakannya dan pikirannya mengarah ke suatu tempat di mana letak posisi surat dan ayat berada, demikian juga dengan hadisnya kitab dan di mana halaman berapa letak posisi hadisnya.
Kisah menjadi titik balik ini, akan mampu memberikan inspirasi bagi kita bila kita pun menjadikan suatu momentum menjadi titik balik bagi kita, dengan kekuatan dan keteguhan hati dalam mengubah nasib kita ke depannya. Allah yang membolak-balikkan hati kita. Tetaplah memohon agar Allah menetapkan hati kita menjadi hati yang terus mendapatkan pencerahan dan ketetapan iman dan islamnya, difaqihkan dalam urusan agamaNya dan mudah pula kita mengamalkannya. Ya muqallibal qulub tsabbit qalby ‘ala diynik. Amin. Innallhal musta’aan. Wallahu a’lamu bishshawab.
*Penulis buku Everything begins with love, Motivator Parenting tinggal di Mayong. Ketua PCM Mayong.
Editor : M Taufiq Ulinuha