Strategi Sepakbola Jerman: Evolusi Dakwah Kultural Muhammadiyah
PWMJATENG.COM, Yogyakarta – Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah, Zakiyuddin Baidhawy, memberikan analogi menarik tentang pergerakan wacana di Muhammadiyah dengan strategi sepakbola Jerman yang menguasai bola sebelum mencetak gol. Ia menekankan pentingnya seni dan budaya dalam dakwah serta evolusi Muhammadiyah menuju keputusan yang lebih konkret dan terukur.
“Dalam analogi sepakbola, Muhammadiyah seperti Jerman. Banyak menguasai bola, tapi akhirnya mencetak gol. Ini mencerminkan pentingnya seni dan budaya dalam dakwah, di mana wacana-wacana yang dibicarakan akhirnya menjadi keputusan resmi,” ungkap Zakiyuddin.
Dakwah kultural di Muhammadiyah telah menjadi perbincangan sejak lama, dan keputusan resmi tentang strategi ini telah diambil dalam beberapa kesempatan penting sepanjang sejarah organisasi, seperti dalam Tanwir di Bali 2002, Makassar 2003, dan Mataram 2004.
Baca juga, Tetap Ilmu Padi, Menyala Boskuuh!
Sebagai contoh nyata keberhasilan strategi dakwah kultural, Zakiyuddin merujuk pada keputusan untuk menambah waktu subuh delapan menit yang dihasilkan dari Musyawarah Nasional (Munas) Tarjih ke-31 tahun 2020. Keputusan ini mendapat respon positif dari lintas gerakan Islam lainnya, menunjukkan dampak positif dari langkah konkret dalam mengakomodasi budaya lokal.
Dakwah kultural, menurut Zakiyuddin, membutuhkan juru dakwah yang dinamis, kreatif, inovatif, dan purifikatif. Ini artinya, dakwah tidak hanya menyampaikan pesan agama, tetapi juga melibatkan upaya konkret untuk beradaptasi dengan budaya lokal serta mengubahnya secara positif sesuai dengan prinsip-prinsip Islam.
Pentingnya Muhammadiyah dalam konteks dakwah kultural juga tercermin dalam pemahaman akan kompleksitas budaya. Persyarikatan berperan dalam mempengaruhi konstruksi sosial budaya untuk menciptakan transformasi positif sesuai dengan prinsip-prinsip Islam, menjadikan Muhammadiyah sebagai entitas yang ditempatkan di tengah-tengah dualitas budaya yang ada.
Editor : M Taufiq Ulinuha