PWMJATENG.COM, Boyolali – Siswa-siswi kelas IX MTs Muhammadiyah 7 Klego, Boyolali, tampil memukau dalam ujian praktik mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Dalam ujian yang digelar pada Rabu (14/5/2025) itu, mereka ditantang untuk merancang dan membuat sensor hujan sederhana sebagai bagian dari evaluasi akhir pembelajaran.
Bertempat di Aula Pondok Pesantren Muallimin Muhammadiyah Klego, suasana terlihat penuh semangat dan antusiasme. Para siswa tampak serius menyiapkan komponen, merakit alat, dan melakukan pengujian terhadap sensor hujan buatan mereka. Praktik ini menjadi puncak rangkaian ujian kelulusan setelah mereka menjalani ujian tertulis beberapa waktu lalu.
Fatoni Afif Fauzi, guru TIK di sekolah tersebut, menjelaskan bahwa pembuatan sensor hujan dipilih sebagai bentuk penerapan materi Internet of Things (IoT) yang telah dipelajari siswa selama satu semester. “Sensor hujan ini bukan hanya proyek praktik, tapi juga sarana pembelajaran aplikatif. Melalui proyek ini, siswa diajak memahami dasar-dasar elektronika dan pemanfaatan sensor dalam kehidupan nyata,” ujar Fatoni.
Ia menambahkan, melalui kegiatan ini para siswa dilatih berpikir kritis dan kreatif. Harapannya, pengalaman praktik seperti ini akan menumbuhkan minat mereka dalam bidang robotika dan teknologi di masa depan. “Kami ingin siswa tidak hanya tahu teori, tapi juga bisa membuat dan mengembangkan alat yang bermanfaat,” tegasnya.
Baca juga, Kritik Budaya Flexing: Islam dan Kesederhanaan Gaya Hidup
Citra, salah satu siswi kelas IX, mengaku antusias mengikuti praktik tersebut meskipun mengaku sempat kesulitan. Ia menyebut pengalaman ini sebagai hal baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya di sekolah. “Seru banget, meskipun awalnya sulit karena ini pertama kalinya kami membuat sensor. Tapi akhirnya kelompok kami berhasil menyelesaikannya,” katanya penuh semangat.
Menurutnya, kegiatan seperti ini sangat bermanfaat untuk masa depan. Selain menambah wawasan, praktik ini juga mengajarkan kerja sama tim dan ketelitian dalam merangkai alat. “Kalau sensor ini terus dikembangkan, bisa jadi bermanfaat buat masyarakat. Dan semoga nilai praktik kami bagus,” tambahnya sambil tersenyum.
Sensor hujan yang dirancang oleh siswa menggunakan bahan-bahan sederhana, seperti papan rangkaian, kabel, dan sensor peka air. Ketika sensor mendeteksi tetesan air, rangkaian akan memicu indikator seperti lampu LED atau bunyi alarm. Meski terlihat sederhana, alat ini menggambarkan prinsip dasar kerja sistem otomasi yang umum digunakan dalam perangkat rumah pintar.
Ujian praktik ini juga disambut baik oleh pihak sekolah. Kepala MTs Muhammadiyah 7 Klego, dalam pernyataan singkatnya, menyampaikan apresiasi atas kreativitas guru dan semangat siswa dalam mengembangkan pembelajaran berbasis teknologi. “Kegiatan ini membuktikan bahwa siswa kami mampu berinovasi dan siap menghadapi tantangan zaman,” ungkapnya.
Ia menegaskan, sekolah berkomitmen untuk terus mendorong kegiatan pembelajaran yang interaktif dan kontekstual. Terlebih di era digital saat ini, penguasaan teknologi menjadi kebutuhan dasar yang harus dimiliki setiap pelajar.
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha
