Siap Bangun Rumah Sakit, PDM Rembang Sambangi PDM Kendal
PWMJATENG.COM, KENDAL – PDM Rembang siap mendirikan Rumah Sakit Pembina Kesehatan Umum (RS PKU) Muhammadiyah di Kota Garam. Untuk keperluan persiapan pembangunan RS PKU tersebut jajaran PDM Rembang dan panitia pendiri Rumah Sakit menyambangi PDM Kendal pada Ahad (7/6). Rombongan terdiri dari 6 orang dan dipimpin langsung oleh ketua PDM Rembang, H. Muhamman Anshori Sholeh.
Penasehat Panitia Pembangunan RS PKU Rembang, Hadi Purwaningsih, menyampaikan, pihaknya dan panitia pendiri RS PKU Muhammadiyah Pamotan, Rembang ingin belajar dan dan sudah berikhtiar10 tahun lalu untuk mendirikan rumah sakit.
“Tapi rupanya Allah belum menakdirkan berdirinya RSU PKU tersebut, dan sekarang niat itu muncul kembali dengan tersedianya dana 3 milyar dan tentang ijin pendirian rumah sakit sudah komplit, clear, dan tidak ada masalah, namun ketika akan membangun ada masalah” kata Hadi.
Beliau menjelaskan, masalah yang dihadapi adalah munculnya sebuah bayangan.
“Dan bayangan itu adalah Buto Ijo” ujar Anshori yang disambut gerr oleh yang hadir. “Bayangan Buto Ijo itu ternyata membuat kami merasa grogi” lanjutnya.
Bayangan Buto Ijo yang dimaksud oleh beliau adalah Rencana Anggaran Belanja (RAB) pendirian RS PKU Rembang yang telah dibuat mencapai 67 milyar dan nominal itu dinilai tidak sedikit.”Maka kami ingin belajar dengan PDM Kendal. Dan kami sudah melakukan kunjungan ke beberapa daerah mulai dari timur sampai barat” ungkapnya lagi.
Hadi Purwaningsih berharap kunjungannya akan memperoleh hasil dengan menitik beratkan pada pembangunan fisik RSU PKU Muhammadiyah Rembang, upaya pengumpulan dana, dan manajemen.
“Dengan memperoleh pengalaman dari Kendal tentang usaha pengumpulan dana, bayangan Buto Ijo bisa hilang” imbuhnya.
Sementara itu ketua PDM Kendal, KH. Muslim berharap kepada PDM Rembang untuk memulai pembangunan RS PKU Muhammadiyah Rembang.
“Segera dimulai, jangan lingak-linguh. Selenggarakan pengajian, mengundang sebanyak-banyaknya, seluruh PCM, PRM, dan warga, simpatisan Muhammadiyah di Rembang. Hadirkan PP Muhammadiyah” pinta Mbah Muslim dengan tegas.
Menurut beliau, pengajian tersebut sebagai sarana untuk mengumpulkan umat, dan memberi tahu bahwa PDM Rembang akan membangun rumah sakit.
Dalam sesi dialog, muncul ingin tahu dari PDM Rembang, bagaimana sebuah Klinik Pratama di Kendal yang pada awalnya mengalami minus anggaran akhirnya surplus.
Ketua MPKU PCM Boja, Wiji Ahmanto, yang turut hadir mengungkapkan pengalamannya memimpin perjalanan Klinik Pratama Surya Medika Boja.
“Pada tahun pertama sampai ke tiga Klinik Pratama mengalami tekor, minus 5 juta sampai 7 juta perbulannya. Karena kami harus antar jemput dokter dari RSI ke Boja” ungkapnya.
“Namun Alhamdulillah, memasuki tahun ke empat sampai sekarang setiap bulan Klinik Pratama Surya Medika Boja ada surplus” lanjutnya.
Beliau juga menjelaskan, penggalangan dana untuk pendirian RS PKU Muhammadiyah Boja terus dilakukan dengan menyelenggarakan pengajian Ahad Pagi secara rutin, dan pengajian di momentum-momentum penting, seperti Milad Muhamamdiyah, dan hari berMuhammadiyah.
“Khusus untuk pengajian Ahad pagi hasil bersih infaq dari anggota jamaah sekitar Rp 2.000.000;” imbuhnya.
“Kami juga melakukan lelang kamar pasien dengan harga Rp 50.000.000/kamar, dan Alhamdulillah sudah terkumpul Rp 200.000.000; untuk empat kamar pasien” ungkap Wiji Ahmanto yang pernah menjabat sebagai Kepala SMK Muhammadiyah 2 Boja.
Beliau mengakui, penggalangan dana pembangunan Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Boja tidak pernah berhenti melalui gerakan-gerakan mengumpulkan masyarakat luas melalui pengajian, shalat Ied, dan infaq para pimpinan.
Sedangkan direktur RSI Muhammadiyah Kendal, dr Suhadi, SpAn, mengatakan, dirinya datang dan dipercaya sebagai direktur, kondisi RSI sudah jadi. “Sebetulnya mereka, Bapak-bapaklah sebagai perintis dan pendiri RSI Muhammadiyah Kendal” katanya.
Terkait pendirian Rumah Sakit Muhammadiyah, beliau menyampaikan, kebanyakan dimulai dari bawah, yaitu masyarakat. “Muhammadiyah dalam mendirikan Rumah Sakit kebanyakan dari bottom up, bergerak dari bawah. Awalnya sumbangan-sumbangan dari masyarakat mendirikan klinik, kemudian dikembangkan yang akhirnya menjadi Rumah Sakit” kata Suhadi.
Beliau mengakui, memang ada Rumah Sakit Muhammadiyah didirikan karena ada investor besar, seperti di Pati, dan Wonosobo.
Beliau menyinggung tentang pembiayaan mendirikan Rumah sakit.
“Jika kita lakukan hitung-hitungan biaya dalam mendirikan Rumah Sakit dengan memikirkan modalnya berapa milyar, uangnya dari mana, kekurangannya bagaimana, dan berapa, kadang-kadang pikiran kita tidak nyandak, tidak masuk akal, maka ilmunya Mbah Muslim perlu dilakukan, yang penting jalan, dan nanti Allah akan membantu kita” ujarnya.
Masih terkait dengan pembiayaan, dr Suhadi minta PDM Rembang untuk bisa mengembangkan filantropi. “Sekarang yang ngetrend adalah mengembangkan filantropi. Kita tunjukkan pendirian Rumah Sakit kepada masyarakat, maka dengan sendirinya mereka akan tersentuh dan dengan segala upaya akan membantu kita” ungkap Suhadi.
Kunjungan dari PDM Rembang diawali dari RSU Muhammadiyah Darul Istiqomah Kaliwungu, kemudian dilanjutkan dengan melihat pembangunan gedung RS Aisyiyah Truko, Kangkung.
Turut hadir dalam kunjungan tersebut antara lain, ketua MPKU PDM Kendal, H. Taufiq Husein, direktur RSU Darul Istiqomah Kaliwungu, dr Rokhmat, Wakil Ketua PDM Kendal Koordinator MPKU, H. Yusuf Darmawan, anggota BPH RSI Muhammadiyah Kendal, H. Budiyanto, jajaran PDM Kendal, dan anggota MPKU PDM Kendal. (fur)