
PWMJATENG.COM, Karanganyar – PAUD Surya Ceria Aisyiyah (SCA) Karanganyar kembali menunjukkan inovasinya sebagai PAUD unggulan dan sekolah penggerak di Kabupaten Karanganyar. Salah satu program unggulan dari kurikulum sekolah penggerak adalah Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Tahun ini, PAUD SCA mengangkat kegiatan membatik sebagai fokus utama kegiatan P5.
Kepala PAUD Surya Ceria Aisyiyah, Aini Rukhayati, menjelaskan bahwa kegiatan membatik ini bertujuan mengenalkan batik sebagai warisan budaya Indonesia sekaligus mengembangkan kreativitas anak melalui praktik langsung. “Kami ingin anak-anak tidak hanya tahu tentang batik secara teori, tetapi juga merasakan pengalaman langsung membuat batik,” ujarnya.
Kegiatan P5 membatik dilaksanakan secara bertahap selama lima hari, dari tanggal 19 hingga 23 Mei 2025, bertempat di Omah Batik Latar Jembar, Desa Gaum, Kecamatan Tasikmadu, Karanganyar. Seluruh peserta didik dari kelompok TPA, KB, TK A, hingga TK B mengikuti kegiatan ini dengan penuh antusias.
Pada hari pertama, Senin (19/5), anak-anak menonton video pengenalan batik nusantara di kelas bersama guru. Video ini memberikan gambaran visual tentang keindahan dan makna batik dalam budaya Indonesia.
Hari kedua, Selasa (20/5), anak-anak diperkenalkan langsung pada alat dan bahan membatik. Mereka melihat kain, canting, kompor, wajan, lilin atau malam, pewarna batik, dan pengunci warna secara nyata. Hal ini membantu mereka memahami proses membatik dari awal.
Baca juga, Menjadi Pribadi Mulia: Jalan Menuju Jamal, Kamal, dan Jalal dalam Perspektif Islam
Selanjutnya, pada Rabu (21/5), anak-anak belajar membuat pola batik sederhana seperti motif ceplok, truntum, dan fauna. Pola-pola tersebut kemudian diwarnai menggunakan krayon, menghasilkan motif batik yang ceria dan khas anak-anak.

Puncak kegiatan berlangsung pada Kamis (22/5), saat anak-anak berkunjung ke Omah Batik Latar Jembar untuk membatik langsung dengan bimbingan Sukatmi, instruktur membatik berpengalaman. Anak-anak mulai dengan menggambar motif menggunakan canting pada kain, lalu melanjutkan ke proses pewarnaan dengan pewarna remasol. Mereka sangat bersemangat saat mewarnai kain, lalu kain tersebut dikunci warnanya sebelum dijemur selama sekitar satu jam. Setelah kering, batik dicuci dan melewati proses lorot untuk menghilangkan lilin atau malam dari kain.
Pada hari terakhir, Jumat (23/5), seluruh peserta didik mengadakan refleksi melalui fashion show bertema “Batik Nusantara” di lingkungan sekolah. Anak-anak memperagakan hasil batik karya mereka dengan percaya diri dan penuh kegembiraan.
Kegiatan membatik ini tidak hanya meningkatkan kecintaan anak pada budaya nusantara, tetapi juga melatih motorik halus dan kreativitas mereka. Kepala PAUD SCA menuturkan, “Alhamdulillah, anak-anak terlihat sangat senang dan antusias mengikuti rangkaian kegiatan P5 membatik ini, mulai dari pengenalan hingga fashion show. Ini merupakan pengalaman berharga yang akan mereka ingat sepanjang masa.”
Kontributor : Endah Prakarsi
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha