Kolom

Serangan Iran ke Israel: Konflik Geopolitik atau Perseteruan Syiah-Sunni?

Serangan Iran ke Israel: Konflik Geopolitik atau Perseteruan Syiah-Sunni?

Oleh : Rudi Pramono, S.E. (Ketua MPI PDM Wonosobo)

PWMJATENG.COM – Serangan balasan Iran terhadap instalasi militer Israel pada pertengahan tahun ini memicu sorotan global. Negara yang selama ini menjadi aktor utama dalam genosida terhadap rakyat Palestina akhirnya menerima gempuran besar dari Iran. Uniknya, serangan tersebut dikabarkan hanya menyasar kawasan militer dan infrastruktur strategis Israel, dengan minimnya laporan tentang korban sipil. Banyak pihak menilai bahwa aksi militer ini masih berada dalam koridor hukum perang internasional.

Namun, kekhawatiran pun mencuat. Amerika Serikat, sebagai sekutu dekat Israel, diprediksi akan merespons dengan kekuatan militer yang jauh lebih besar. Dengan teknologi senjata canggih, AS memiliki kemampuan untuk meluncurkan serangan lintas benua dalam waktu singkat. Jika konflik ini meluas, maka keterlibatan negara-negara besar seperti Rusia, Tiongkok, dan Korea Utara sangat mungkin terjadi. Sebaliknya, sekutu AS di Eropa seperti Inggris dan Prancis juga bisa ikut turun tangan. Ancaman perang dunia ketiga pun tak bisa diabaikan.

Dalam dinamika politik AS, terutama menjelang pemilihan, Presiden atau calon presiden seperti Donald Trump dikabarkan masih berhitung. Menghadapi Iran yang dikenal tegas dan menyebut AS sebagai “Setan Besar” dalam kancah imperialisme global, keputusan militer tak bisa diambil gegabah.

Jika AS menyerang fasilitas nuklir atau wilayah militer strategis Iran, maka serangan balasan dipastikan akan terjadi. Iran, bersama sekutu proksinya seperti Hizbullah di Lebanon dan Houthi di Yaman, diyakini akan menggempur pangkalan militer AS di Timur Tengah, memblokade Selat Hormuz, serta menyerang infrastruktur energi di kawasan Teluk Arab. Langkah-langkah ini akan memicu krisis pasokan energi global, menghantam ekonomi Eropa dan Amerika secara langsung.

Baca juga, Iran Bukan Gaza: Momentum Perlawanan bagi Negara-Negara Tertindas

Selain itu, risiko eskalasi kekerasan terhadap kedutaan besar AS, warga sipil, bahkan turis asing menjadi sangat tinggi. Semua skenario ini dipertimbangkan secara matang oleh para pengambil keputusan di Washington. Tekanan politik domestik juga akan meningkat jika korban jiwa dan kerusakan ekonomi kian meluas.

Di tengah ketegangan, diplomasi tetap menjadi opsi yang diupayakan. Iran melalui utusannya menyampaikan pesan agar AS tidak turut campur dalam konflik dan tidak menyerang situs nuklir mereka. Iran menegaskan bahwa perang akan berhenti jika tidak ada tekanan dari AS. Namun, mereka tidak ingin tunduk terhadap intervensi asing.

Jika konflik ini bisa dihentikan tanpa keterlibatan kekuatan besar dunia, hal tersebut menjadi angin segar bagi dunia Islam. Kehancuran negara zionis oleh tangan Iran akan dilihat sebagai kemenangan moral dan strategis bagi banyak umat Muslim di berbagai belahan dunia.

Namun, muncul pertanyaan penting: apakah konflik antara Iran dan Israel ini benar-benar didasarkan pada perseteruan antara Syiah dan Sunni? Ataukah ini semata-mata konflik geopolitik berskala global?

Pertanyaan ini penting karena narasi sektarian acap kali digunakan untuk membelah umat Islam dan memecah fokus dari isu utama, yaitu penjajahan atas Palestina dan ketidakadilan global. Memahami bahwa konflik ini lebih banyak didorong oleh kepentingan strategis dan pertarungan pengaruh di kawasan, akan membawa umat pada perspektif yang lebih objektif.

Perlu diingat bahwa dalam sejarahnya, konflik di Timur Tengah jarang sekali berdiri semata karena perbedaan mazhab. Ketegangan politik, ekonomi, dan pengaruh kekuatan global memainkan peran yang jauh lebih besar dalam menciptakan instabilitas.

Seruan perdamaian dari para pemimpin dunia menjadi sangat penting saat ini. Dunia tidak membutuhkan perang yang hanya akan melahirkan penderitaan baru. Umat manusia mendambakan keadilan dan solusi damai yang menyeluruh. Wallahu a’lam.

Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE