“Seni Menjual Diri”, Sebagai Bentuk Keterusterangan Kepada Publik
PWMJATENG.COM, SEMARANG – Forum Demokrasi bekerjasama dengan Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LKHP) Pimpinan Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah menyenggarakan Kajian secara virtual dengan mengangkat tema “Seni Menjual Diri dan Teknik Komunikasi yang Baik bagi Pelayanan Publik”, rabu (11/8).
Dihadiri oleh dua orang narasumber yakni Haidir Fitra Siagian, Ph.D., yang menjabat sebagai Ketua Pimpinan Ranting Istimewa Muhammadiyah (PRIM) New South Wales dan Dr. Teguh Hadi Prayitno, praktisi komunikasi-media dan Ketua Ikatan Jurnalistik Televisi Indonesia (IJTI) Jawa Tengah.
Acara dibuka oleh Ketua LKHP PWM Jawa Tengah, Hafidz Sirotudin dan beberapa tamu undangan yang diantaranya, Ketua PWM Jawa Tengah, Drs. H. Tafsir, M.Ag. dan kader-kader Muhammadiyah yang menjadi anggota KPU dan Bawaslu, baik di Jawa Tengah maupun daerah lain serta pengurus ortom.
Pada kesempatan tersebut, narasumber pertama dari Ilmuwan Komunikasi Politik yang juga Ketua PRIM New South Wales Haidir Fitra Siagian menyampaikan mengenai konteks komunikasi massa maupun komunikasi politik, seni menjual diri sangat penting. Dilihat dari konteks yang positif menjual diri bukanlah untuk sesuatu yang negatif atau perilaku yang tidak baik. Ini juga bentuk keterusterangan kepada publik, bukan sesuatu yang mengada-ada.
Sementara itu, narasumber kedua dari Praktisi Komunikasi Media-media yang juga menjabat sebagai Ketua IJTI Jawa Tengah dan Ketua Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) Pimpinan Wilayah Muhamamdiyah (PWM) Jawa Tengah Dr. Teguh Hadi Prayitno menjelaskan bahwa dalam seni menjual diri, tidak mengenal istilah ria atau sombong. Dalam penjelasan nya menyampaikan bahwa, “manusia harus memiliki sikap berani mengatakan apa sebenarnya yang ada pada diri kita, serta menyampaikan potensi dan keunggulan yang ada pada diri sendiri akan membantu masyarakat mengetahui rekam jejaknya. Dengan mengetahui rekam jejak yang baik, akan menentukan masyarakat dalam menentukan pilihannya”, jelasnya.(Ica)