Santri Diajak Tadabbur Alam di Pulau Panjang, Ini Pesan Inspiratif PRA Potroyudan Jepara
PWMJATENG.COM, Jepara – Pulau Panjang menjadi saksi kebahagiaan para santri Nurussalam saat mengikuti kegiatan tadabbur alam bersama Pimpinan Ranting ‘Aisyiyah (PRA) Potroyudan Jepara, Kamis (3 Juli 2025/8 Muharram 1447 H). Kegiatan ini bukan sekadar wisata, melainkan bagian dari upaya mendidik karakter sejak dini.
Tujuh santri yang terdiri atas enam anak usia sekolah dasar dan satu anak berusia tiga tahun terlihat antusias mengikuti kegiatan. Mereka didampingi para wali santri dan pembimbing, di antaranya Qoulul Latifah, Nur Syamsyiyah, Indras, serta Misbahrudin Ashobirin. Guru ngaji Kunarti dan perwakilan PRA Potroyudan, Feri Kurniawati, turut hadir memberi motivasi.
“Kami bersama-sama ingin mewujudkan kebahagiaan para santri. Di Pulau Panjang, kami mengaji bersama, makan bersama, dan bermain bersama. Ini adalah bentuk hadiah agar mereka semakin semangat dalam menuntut ilmu dan istiqamah dalam berjamaah di Masjid Nurussalam,” ujar Feri Kurniawati.
Menurutnya, kegiatan tadabbur alam menjadi strategi efektif untuk menumbuhkan semangat belajar agama sekaligus mendekatkan anak-anak pada ciptaan Allah. “Tidak perlu keluar ongkos besar untuk berbahagia. Dengan melihat keindahan alam, santri diajak merenungi kebesaran-Nya,” imbuhnya.
Baca juga, Mengapa Muharam Disebut Bulan Mulia dalam Islam?
Selain memberikan pengalaman menyenangkan, kegiatan ini juga bertujuan membangun kedisiplinan dan akhlak mulia sejak usia dini. PRA Potroyudan memandang pentingnya membentuk karakter santri melalui metode pembelajaran yang menyenangkan dan penuh makna.
Feri menegaskan, “Kami berharap kegiatan ini menjadi langkah awal untuk membentuk anak yang saleh dan salehah. Anak-anak perlu diajak mencintai masjid dan menjadikannya sebagai pusat aktivitas ibadah.”
Ia juga berharap kemakmuran Masjid Nurussalam dapat terus meningkat melalui kegiatan seperti ini. Menurutnya, masjid tidak hanya menjadi tempat salat, tetapi juga tempat menumbuhkan kecintaan terhadap Islam dan lingkungan sosial.
“Semoga Masjid Nurussalam bisa terus berkembang dan mengikuti perkembangan zaman. Anak-anak adalah generasi penerus yang harus dibina sejak dini agar masjid tetap hidup dan penuh keberkahan,” pungkasnya.
Kegiatan tadabbur alam ini menjadi momentum penting bagi santri Nurussalam dan PRA Potroyudan untuk mempererat hubungan spiritual dan sosial. Suasana hangat penuh kebersamaan terasa sepanjang kegiatan, memperlihatkan bahwa pembinaan karakter dapat dilakukan dengan cara menyenangkan.
Tidak hanya mendapatkan pengalaman berharga, para santri juga pulang dengan semangat baru untuk terus belajar dan memperbaiki ibadah. Pulau Panjang pun menjadi saksi semangat itu tumbuh, dalam balutan kebersamaan dan kesederhanaan.
Kontributor : Edi
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha
