Kolom

Sang Tengu Menantang Goliath: Inspirasi dari Seorang Dosen Muda

Sang Tengu Menantang Goliath: Inspirasi dari Seorang Dosen Muda

Oleh : Prima Trisna Aji (Dosen prodi Spesialis Medikal Bedah Universitas Muhammadiyah Semarang)

PWMJATENG.COM – Hidup di dunia akademik kadang terasa seperti pertarungan antara si kecil melawan raksasa. Begitu pula perjalanan saya sebagai dosen baru di Universitas Muhammadiyah Semarang. Saya sering merasa diri ini hanyalah tengu anak gurem yang kecil, lemah, dan belum berarti apa-apa. Namun, saya menemukan sosok inspirasi yang mengajarkan saya bahwa sekecil apa pun langkah kita, jika konsisten dan tulus, bisa menjelma menjadi kekuatan besar layaknya Goliath sang Raksasa.

Sosok itu adalah Satriya Pranata, salah satu dosen muda dari Program Studi S1 Ilmu Keperawatan, sekaligus Sekretaris LPPM Universitas Muhammadiyah Semarang. Ia adalah sosok teladan nyata bagaimana integritas, jejaring, dan etos kerja bisa melahirkan prestasi luar biasa.

Dari Kampus Hingga Dunia Internasional

Reputasi akademiknya sulit ditandingi. Catatan publikasinya di jurnal bereputasi Scopus Q1 hingga Q4 sangat banyak. Bahkan dalam sebuah seminar, catatan beliau dalam sebulan bisa menembus 20 hingga 30 artikel jurnal internasional bereputasi, angka yang terdengar mustahil bagi banyak orang. Namun ternyata kuncinya sederhana: membangun relasi yang luas, menjalin jejaring internasional, dan membuka diri untuk kolaborasi lintas negara.

Selain mengemban tugas administratif sebagai Sekretaris LPPM, ia juga tetap mengajar di berbagai jenjang: dari D3, S1, Profesi Ners, hingga S2 Keperawatan. Waktunya habis tersita untuk mengajar, meneliti, dan membimbing mahasiswa. Bahkan di hari liburpun, ia masih menyempatkan diri menjadi pembicara publikasi internasional atau mendampingi membimbing praktek mahasiswa di rumah sakit.

Keteladanan dalam Kesederhanaan

Namun, yang paling menginspirasi bukan hanya angka publikasi atau gelar akademik saja. Satriya Pranata adalah sosok yang ramah sekaligus kritis terhadap mahasiswa. Saya masih ingat betul ketika saya melakukan presentasi di sebuah seminar internasional di Yogyakarta pada tahun 2022, beliau membedah presentasi saya habis-habisan. Sakit? Tentu. Tetapi dari situlah saya belajar banyak bahwa kritik tajam adalah bentuk kepedulian agar kita tidak berhenti berkembang. Dari situ saya banyak belajar dan mendapatkan ilmu yang sebanyak – banyaknya dari beliau. Ketika saya telusur data Riwayat beliau ternyata beliau Dosen dari Universitas Muhammadiyah Semarang seorang dosen PhD dari Universitas terkemuka Taiwan.

Baca juga, Sejarah Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Menurut Ustadz Adi Hidayat

Di sisi lain, beliau dikenal sederhana: mentraktir mahasiswa seusai ujian praktik, dengan ringan hati berbagi ilmu kepada dosen-dosen muda, hingga disiplin dalam ibadah itu merupakan kegiatan sehari – hari beliau yang saya lihat dilapangan. Saya sering melihatnya menyempatkan shalat Dzuhur dan Ashar di Masjid At-Taqwa kampus, seolah ingin menegaskan bahwa keseimbangan dunia dan akhirat adalah kunci utama dalam hidup didunia yang fana sementara ini.

Dari Tengu Menuju Goliath

Sebagai dosen baru, saya kerap merasa kalah jauh dibandingkan beliau. Namun, bukankah semua yang besar selalu dimulai dari hal kecil? Nabi Nuh AS pun ditertawakan saat membangun kapal, Nabi Ibrahim AS yakin api tidak akan membakarnya, dan Nabi Musa AS percaya lautan akan terbelah ketika dikejar – kejar oleh Firaun dan bala tentaranya. Begitu pula saya, meski saya hanya tengu kecil di hadapan raksasa, saya yakin dengan doa, ikhtiar, dan konsistensi, kelak bisa menapaki jejak serupa.

Pesan beliau selalu saya pegang erat: “Jangan malu berguru kepada siapa pun. Kosongkan ember ilmu kita, agar bisa terisi lebih banyak.” Dalam kesederhanaan kalimat itu terkandung kearifan mendalam: kerendahan hati adalah pintu menuju kebesaran.

Penutup: Inspirasi yang Menular

Di tengah arus deras dunia akademik yang penuh target, tuntutan, dan persaingan, kehadiran sosok seperti Satriya Pranata menjadi oase. Ia bukan sekadar dosen biasa, melainkan inspirasi hidup. Ia membuktikan bahwa menjadi Goliath sejati bukanlah soal ukuran tubuh atau jabatan, melainkan keberanian, integritas, dan konsistensi.

Saya mungkin hanyalah tengu kecil, tapi saya yakin, dengan terus belajar, berdoa, dan tidak gengsi untuk berguru, suatu hari kelak saya bisa berdiri sejajar. Karena setiap tengu punya kesempatan untuk menjadi Goliath. Semua mimpi bisa terjadi selagi matahari masih terbit dari timur dan selagi setiap pagi Ayam selalu berkokok menyambut sang Surya yang terbit dibumi.

Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE