Rencana Allah Itu Lebih Indah dari Apa yang Direncanakan oleh Manusia
Rencana Allah Itu Lebih Indah dari Apa yang Direncanakan oleh Manusia
Oleh : Rumini Zulfikar (Gus Zul) (Penasehat PRM Troketon, Anggota Bidang Syiar MPM PDM Klaten, Anggota Majelis MPI & HAM PCM Pedan)
PWMJATENG.COM – “Manusia boleh berencana dan boleh memilih, tetapi Allah yang menentukan, baik itu rezeki, jodoh, maupun maut.”
Kisah ini adalah perjalanan hidup seorang ibu yang tengah diuji Allah dengan penyakit kanker. Ibu tersebut telah menjalani operasi beberapa tahun lalu dan masih dalam masa pemulihan ketika berbincang dengan saya.
Saat itu, ibu tersebut berkata, “Alhamdulillah, Rum, kondisiku sudah membaik. Tapi ya, harus sabar karena ini ujian dari Allah. Tahun ini, aku dapat kabar kalau insyaallah akan berangkat haji tahun 2025. Semoga aku kuat, sehat, dan bisa melaksanakan ibadah haji.”
Saya menanggapinya, “Amin, Mbak. Semangat, ya. Semoga perjalanan ini menjadi wasilah kesembuhan penyakit jenengan.”
Namun, beberapa hari setelah percakapan tersebut, kondisinya kembali menurun. Ia harus dirawat intensif dan pada Selasa pagi kami mendapat kabar bahwa ia telah dipanggil menghadap Sang Khalik dengan tenang, membawa azam untuk berhaji yang selama ini menjadi cita-citanya.
Kisah ini mengingatkan kita bahwa rezeki, jodoh, dan maut adalah urusan Allah. Manusia hanya dapat menjalani apa yang telah ditetapkan. Kita tak pernah tahu kapan usia kita berakhir, apakah masih anak-anak, remaja, dewasa, atau lansia; apakah dalam kondisi sakit atau sehat, atau dalam kondisi iman yang kuat atau lemah. Semua itu rahasia Allah.
Baca juga, Mobil Rescue untuk KOKAM Pemuda Muhammadiyah! Dukungan BPKH dan Lazismu untuk Misi Kemanusiaan
Batas usia adalah takdir, dan jika Allah sudah berkehendak sesuai “kontrak” kehidupan, kita harus siap menjalankannya. Ajal tidak dapat dimajukan atau ditunda, sebagaimana dinyatakan dalam Al-Qur’an, Surah Al-A’raf ayat 34:
وَلِكُلِّ اُمَّةٍ اَجَلٌۚ فَاِذَا جَاۤءَ اَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُوْنَ سَاعَةً وَّلَا يَسْتَقْدِمُوْنَ
Terjemahan:
“Dan setiap umat mempunyai ajal (batas waktu). Apabila ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan atau percepatan sesaat pun.”
Hikmah dan Inti Sari
Dari ayat di atas, kita memahami dua hikmah utama:
- Ajal Merupakan Kuasa Allah
Batas kehidupan seseorang sepenuhnya adalah kuasa Allah. Tak seorang pun mampu mengubah ketetapan-Nya. - Waktu Kematian Tak Dapat Diubah
Seseorang tidak bisa mempercepat atau menunda kematiannya. Walaupun mengalami sakit menahun, jika Allah belum menghendaki, ia akan tetap hidup. Sebaliknya, bila ajal tiba, meskipun dalam kondisi sehat atau sedang beraktivitas, ia tak akan dapat menghindar.
Karena itu, ajal adalah misteri. Manusia dianjurkan untuk selalu berdzikir dan memperbaiki diri dengan amal kebaikan.
Selamat jalan, Ibu Sri Wahyuni, S.Pd. Banyak yang merasa haru dalam takziah mengenang ketabahan dan ketegaran almarhumah dalam menghadapi cobaan hidup. Dalam sambutannya, Ustaz Drs. H. Waluyo Raharjo, Ketua PCM Pedan, menyampaikan bahwa niat haji almarhumah telah dicatat Allah sebagai nilai ibadah.
Editor : M Taufiq Ulinuha