PWMJATENG.COM, Surakarta – SD Muhammadiyah Gunungpring Muntilan, Kabupaten Magelang, menyelenggarakan Rapat Kerja (Raker) tahun pelajaran 2025/2026 dengan nuansa yang tak biasa. Kegiatan ini berlangsung selama tiga hari, mulai 9 hingga 11 Juli 2025, dan diikuti oleh 97 guru serta tenaga kependidikan. Bertempat di aula sekolah, raker mengangkat tema “Sinergitas Pembelajaran Mendalam dengan Kurikulum Pendidikan Muhammadiyah untuk Penguatan Islami.”
Kepala Sekolah Andri Noviatmi membuka langsung kegiatan tersebut bersama jajaran Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Gunungpring. Dalam sambutannya, Andri menegaskan pentingnya menyelaraskan visi pengembangan sekolah dengan nilai-nilai Islam dan semangat tajdid (pembaruan) yang menjadi ciri khas pendidikan Muhammadiyah.
“Sekolah Muhammadiyah harus menjadi pelopor pendidikan berbasis nilai Islam yang progresif, membumi, dan terus relevan dengan zaman,” ujarnya.
Yang membuat Raker kali ini istimewa adalah kehadiran dua narasumber nasional: Pujiono, fasilitator Diksuspala sekaligus penjamin mutu sekolah Muhammadiyah, dan Suyanto, pakar kurikulum nasional yang dikenal luas dengan gagasan deep learning.
Pada hari pertama, Pujiono menyampaikan materi bertema penguatan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan melalui pendekatan kreatif menggunakan Wayang Golek Pitutur. Cara ini berhasil menggugah semangat para guru. Ruang aula penuh gelak tawa, keharuan, hingga momen refleksi mendalam tentang makna profesi guru.
Baca juga, Riba dalam Islam dan Keabsahan Jasa Lembaga Keuangan Syariah
“Bersyukurlah karena Anda menjadi bagian dari sekolah unggul berskala nasional. Jangan dzalimi profesi ini,” ujar Pujiono dengan suara lantang. Ia juga mengingatkan bahwa guru adalah profesi mulia yang harus dijalani dengan niat ikhlas dan semangat perbaikan diri. “Ridholah dengan ketentuan Allah, dan pastikan setiap harimu punya makna serta pahala,” pesannya.
Hari kedua diisi oleh Suyanto yang membedah esensi pembelajaran mendalam. Ia menjelaskan bahwa deep learning bukan sekadar mengejar konten, melainkan proses membangun pemahaman bermakna, membentuk karakter kuat, dan menumbuhkan kecakapan hidup yang kontekstual.
“Guru harus menjadi fasilitator yang mampu menggali potensi siswa dan mengarahkan mereka pada pemahaman yang mendalam serta aplikatif dalam kehidupan nyata,” tutur Suyanto.
Selama tiga hari, seluruh peserta diajak mengevaluasi program sekolah, menyusun strategi pengembangan pembelajaran, serta memperkuat kolaborasi antarguru dan antarunit kerja. Raker ini juga menjadi ruang untuk merumuskan langkah konkret dalam implementasi kurikulum pendidikan Muhammadiyah secara utuh.
Menurut panitia, hasil raker akan menjadi dasar pijakan dalam pengambilan kebijakan akademik dan non-akademik sepanjang tahun pelajaran 2025/2026.
“Guru-guru kini lebih siap menghadapi tantangan pendidikan abad 21 dengan tetap berpijak pada nilai-nilai Islam dan semangat pembaruan Muhammadiyah,” ucap Andri di akhir kegiatan.
Kontributor : Pujiono
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha
