PWM Jateng Gelar Ideopolitor UPP dan Ortom, Lakukan Reformasi Menuju Persyarikatan Profesional, Maju, dan Modern

PWMJATENG.COM, Semarang – Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah mengambil langkah serius dalam mewujudkan reformasi organisasi. Bertajuk “Reformasi Organisasi Menuju Persyarikatan yang Profesional, Maju, dan Modern”, PWM Jawa Tengah menyelenggarakan kegiatan Ideopolitor bagi Unsur Pembantu Pimpinan (UPP) dan Organisasi Otonom (Ortom) selama dua hari, Sabtu–Ahad (24–25/5/2025), di Pusdiklat PMI Jawa Tengah.
Kegiatan strategis ini diikuti oleh 102 peserta yang terdiri atas perwakilan majelis, lembaga, biro, serta ortom tingkat wilayah. Tujuan utamanya adalah memperkuat pemahaman ideologi, politik organisasi, dan orientasi gerakan agar sejalan dengan semangat modernisasi yang diusung Muhammadiyah saat ini.
Ketua PWM Jawa Tengah, Tafsir, dalam sambutan pembukaan menyatakan bahwa reformasi organisasi merupakan keniscayaan untuk menjaga relevansi Muhammadiyah di tengah perubahan zaman. Ia menekankan bahwa ideopolitor bukan sekadar rutinitas, melainkan sarana untuk memperkuat arah gerak organisasi.

“Ideopolitor ini harus dimaknai sebagai energi baru dalam membangun Muhammadiyah yang lebih profesional dan modern. Kita ingin seluruh elemen pimpinan memahami peta jalan reformasi organisasi ini,” tegas Tafsir.
Tafsir juga menegaskan pentingnya sinergi antarpimpinan, termasuk antara PWM dengan ortom dan seluruh majelis. “Tanpa kerja sama yang kuat dan pemahaman yang sama terhadap arah gerakan, sulit bagi kita mencapai kemajuan yang terstruktur,” ujarnya.
Wakil Ketua PWM Jawa Tengah, Zakiyuddin Baedhawy, dalam sesinya menyampaikan bahwa ideopolitor menjadi ruang strategis dalam memperkuat nilai ideologi Muhammadiyah yang berakar pada tajdid, pembaruan, dan keunggulan. Menurutnya, seluruh UPP dan ortom perlu memahami arah baru organisasi agar tidak terjadi disorientasi gerakan.
Baca juga, Haedar Nashir: Jadikan Gerakan Islam Berkemajuan sebagai Jiwa Kehidupan Warga Muhammadiyah!
Sementara itu, Sekretaris PWM Jawa Tengah, Dodok Sartono, menekankan bahwa profesionalitas organisasi hanya bisa dicapai jika tata kelola internal diperbaiki. “Modernisasi bukan hanya soal teknologi, tetapi menyangkut etos kerja, transparansi, dan kemampuan membaca zaman,” kata Dodok.

Kegiatan ini juga menghadirkan sejumlah narasumber yang kompeten. Di antaranya adalah Zakiyuddin Baedhawy, Dodok Sartono, Pramudi Ringga, Dody Zulkifli, dan Dinar Ahadi yang semuanya memberikan pemaparan seputar penguatan ideologi, struktur organisasi, dan visi pembaruan Muhammadiyah.
Selain itu, turut hadir Sekretaris Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Muhammad Sayuti, yang memberikan penegasan tentang pentingnya penyelarasan antara visi PWM dan PP Muhammadiyah. “Transformasi organisasi harus dilakukan secara sistematis, menyeluruh, dan konsisten dari pusat hingga daerah,” kata Sayuti.
Ia menambahkan bahwa Muhammadiyah harus mampu menjawab tantangan zaman dengan cara-cara baru, tanpa meninggalkan nilai-nilai dasar gerakan. “Reformasi organisasi bukan sekadar struktur, tetapi menyentuh cara berpikir, merespons masalah, hingga gaya kepemimpinan,” ujarnya.
Para peserta tampak antusias mengikuti seluruh rangkaian acara. Diskusi, tanya jawab, dan refleksi menjadi bagian penting dalam menyamakan persepsi mengenai arah baru organisasi.
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha