
PWMJATENG.COM, Surakarta – Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) menjadi tuan rumah pertemuan strategis antara Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah (PTMA) dengan Universiti Teknologi Petronas (UTP) Malaysia, Senin (20/10). Pertemuan bertajuk Discussion for the Collaboration between PTMA and UTP itu menjadi langkah penting dalam memperkuat jaringan internasional PTMA menuju terwujudnya pendidikan yang berdampak global (impactful education).
Acara ini dihadiri Bendahara Umum Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah, Andy Dwi Bayu Bawono; Ketua Asosiasi Kantor Urusan Internasional PTMA (ASKUI), Condro Nur Alin; serta delegasi UTP yang dipimpin oleh Vice President Partnership and Ecosystem Building, Hilmi bin Mukhtar. Turut hadir jajaran pimpinan UMS, termasuk Wakil Rektor V UMS, Supriyono.
Dalam sambutannya, Andy mengungkapkan rasa syukur atas terlaksananya forum kolaborasi tersebut. “Alhamdulillah, kita dapat berkumpul untuk membahas peluang kerja sama antara PTMA dan UTP. Semoga kegiatan ini membawa keberkahan dan manfaat yang luas,” ujarnya.
Ia menjelaskan, internasionalisasi kini menjadi keharusan bagi perguruan tinggi Muhammadiyah yang telah meraih akreditasi Unggul. “Saat ini sudah ada 20 PTMA berstatus Unggul. Kampus yang Unggul harus memiliki visi internasional, salah satunya melalui kemitraan dengan universitas luar negeri seperti UTP,” jelasnya.
Andy menilai UTP merupakan mitra strategis karena memiliki keunggulan di bidang riset dan hilirisasi industri. “UTP banyak berinovasi dalam impactful education dan industrial linkage. Kita bisa belajar menciptakan pendidikan yang tidak hanya menghasilkan lulusan, tetapi juga solusi bagi masyarakat,” tambahnya.
Menurutnya, Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah terus mendorong perguruan tinggi di bawah naungan Muhammadiyah untuk memperluas jejaring internasional. “Kolaborasi ini bagian dari visi besar Muhammadiyah dalam membangun pendidikan global yang berkemajuan,” tegas Andy.
Ketua ASKUI PTMA, Condro Nur Alin, juga menyampaikan apresiasinya atas kehadiran delegasi UTP. Ia menyebut, forum tersebut menjadi kesempatan berharga untuk memperkuat sinergi antarperguruan tinggi Muhammadiyah. “Dari 163 PTMA di Indonesia, 102 sudah memiliki Kantor Urusan Internasional dan tergabung dalam ASKUI. Melalui forum ini, kami berharap kerja sama bisa menjangkau seluruh jaringan PTMA,” katanya.
Condro menegaskan, kemitraan dengan UTP tidak berhenti pada penandatanganan nota kesepahaman semata, tetapi akan diwujudkan dalam proyek nyata seperti riset bersama, matching grant, pertukaran dosen dan mahasiswa, serta pengembangan kapasitas akademik. “Meskipun hanya 20 universitas yang hadir hari ini, hasilnya akan berdampak pada 163 PTMA di seluruh Indonesia,” ujarnya.
Baca juga, Penetapan Hasil Hisab Ramadan, Syawal, dan Zulhijah 1447 H
Sementara itu, Hilmi bin Mukhtar dari UTP menjelaskan arah baru pengembangan kampusnya yang telah menjalani restrukturisasi sejak Mei 2025. “UTP kini memiliki visi baru, yaitu menjadi pelopor pendidikan teknologi, riset, dan inovasi yang memberi dampak luas,” katanya.
Hilmi menambahkan, visi baru itu diwujudkan melalui tiga fokus utama, yakni pembelajaran sepanjang hayat (lifelong learning), kepemimpinan berbasis inovasi, dan riset teknologi yang memberi manfaat sosial nyata. “Kami ingin memastikan riset dan pembelajaran benar-benar bermanfaat bagi masyarakat,” ujarnya.

UTP kini menitikberatkan penelitian pada tiga bidang besar: energi, perubahan iklim, dan kehidupan berkelanjutan. “Ketiga area ini sangat relevan untuk dikolaborasikan dengan PTMA, terutama dalam riset keberlanjutan dan teknologi tepat guna,” jelasnya.
Kerja sama antara Muhammadiyah dan UTP telah terjalin sejak 2018 melalui penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU). Dari kemitraan itu, sudah lahir program mobilitas mahasiswa, riset kolaboratif, hingga pengembangan talenta. “Kami telah bermitra dengan enam universitas Muhammadiyah, melibatkan 180 mahasiswa dalam program mobilitas, serta menjalankan 47 proyek pengembangan talenta,” ungkap Hilmi.
Kerja sama tersebut diperbarui pada 2023 melalui pembaruan MoU yang mencakup seluruh 163 PTMA di Indonesia. “Ini langkah besar karena membuka akses kolaborasi langsung antara UTP dan seluruh PTMA,” katanya.
Pertemuan di UMS ini diakhiri dengan kesepakatan untuk menyusun action plan bersama di bidang riset, pendidikan, dan pengabdian masyarakat. Hilmi berharap kemitraan ini tidak hanya memperkuat reputasi internasional PTMA, tetapi juga melahirkan inovasi yang berdampak bagi masyarakat luas.
“Semoga kerja sama ini menjadi jembatan menuju pendidikan yang lebih berdaya guna dan membawa manfaat bagi umat,” tutupnya.
Kontributor : Fika
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha