PP FGM Selenggarakan Bintek Peningkatan Kompetensi Guru Berorientasi Keterampilan
PWMJATENG.COM, SOLO – Pimpinan Pusat Forum Guru Muhammadiyah (PP FGM) Bekerja sama dengan Kementrian pendidikan dan kebudayaan Indonesia menyelenggarakan bimbingan tekhnik (Bimtek) peningkatan kompetensi guru berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi dan penggunaan rumah belajar. dengan tema “ Guru muhamadiyah berkemajuan, berdaulat, sejahtera dan berartabat.” di Lor Inn Hotel Solo.(27-29/11/2019).
Kegiatan ini di hadiri perwakilan guru seindonesia , sejumlah 350 guru SD, SMP, dan SMA Muhammadiyah se-Indonesia
Bimtek yang digelar merupakan agenda tahunan untuk mengup grade kemampuan guru itu secara resmi dibuka oleh Prof. Baedhowi, selaku ketua Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Ketua Umum Guru Muhamadiyah Pahri saat memberikan keterangan persnya mengatakan bahwa bimtek bertujuan untuk menjadikan guru-guru Muhammadiyah berdaya saing, profesional, berdaulat, sejahtera dan bermartabat serta memiliki etos kerja yang tinggi.
“ Ya, guru Muhammadiyah itu kunci kemajuan sebuah sekolah. Inovasi dan kreativitas sekolah dan siswa dimulai dari inovasi dan kreativitas bapak ibu gurunya ,” ungkap Pahri.
Sementara tentang tema dari Bimtek tersebut Pahri menjabarkan bahwa guru muhamadiyah itu harus maju dibandingkan guru yang lainnya.
“ Peran guru Muhamadiyah harus berkemajuan dibandingkan guru yang lain, kemudian berdaulat itu memiliki kebebasan untuk berinovasi dan kreativitas, dan sejahtera guru harus sejahtera jasmani dan rohani dan itu harus menjadi prioritas ,” cetus Pahri.
Sementara itu, dalam sambutanya Prof. Baedhowi, selaku ketua Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengatakan bahwa rumah belajar merupakan hasil pengembangan sumber daya belajar yang berisi konten berupa sumber belajar, buku sekolah elektronik, bank soal, laboratorium maya, peta budaya, wahana jelajah angkasa, pengembangan keprofesian berkelanjutan dan kelas maya.
“ Ya, posisi guru dalam rumah belajar tidak hanya sebagai user semata, namun diharapkan mampu berkontribusi berkarya mengembangkan sumber belajar yang disusunya sekaligus bisa dipergunakan dan dishare melalui rumah belajar agar mampu meningkatkan produktivitas guru dalam berkarya dan berinovasi ,” ungkap Baidlowi.
Selanjutnya salah satu pembicara Prof.Dr. Qomariyah sholikah, Dosen Unibrawijaya
menyampaikan pentingnya seorang guru memahami tentang prosedur perlindungan profesi guru dan sistem perundang-undangan Tenaga Kependidikan.
“Sekolah harus memiliki SOP (standar operasional pendidikan) yang jelas dan sudah disosialisasikan ke siswa dan wali siawa sejak diterima di sekolah, maka hitam di atas putih dan bermaterai itu menjadi penting,” kata Qomariyah. (Joko Triyanto)