Editorial

Pers dan Literasi Muhammadiyah: Peran Penting dalam Mencerdaskan Kehidupan Bangsa

PWMJATENG.COM – Muhammadiyah, sebagai salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia, memiliki peran yang signifikan dalam membentuk budaya literasi di kalangan masyarakat. Sejak berdirinya pada tahun 1912 oleh KH Ahmad Dahlan, Muhammadiyah telah menempatkan pendidikan dan literasi sebagai pilar utama dalam misinya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Salah satu instrumen penting dalam upaya ini adalah pers.

Pers Muhammadiyah: Sejarah dan Peran

Muhammadiyah memulai kiprahnya di dunia pers pada tahun 1920-an dengan menerbitkan majalah “Suara Muhammadiyah.” Media ini berfungsi sebagai alat komunikasi dan pendidikan bagi anggota Muhammadiyah serta masyarakat luas. Pers Muhammadiyah bertujuan untuk menyebarluaskan pemikiran-pemikiran Islam yang berkemajuan, memberantas kebodohan, dan melawan kolonialisme.

Menurut Yusuf Qardhawi dalam bukunya “Islam dan Sekularisme” (1992), media massa memiliki peran penting dalam membentuk opini publik dan menyebarkan nilai-nilai moral serta intelektual. Ini sejalan dengan tujuan Muhammadiyah melalui persnya, yaitu menjadi corong dakwah yang tidak hanya berbicara soal agama, tetapi juga pendidikan, kesehatan, dan sosial kemasyarakatan.

Pers Muhammadiyah, seperti “Suara Muhammadiyah,” juga berfungsi sebagai alat kontrol sosial. Media ini memberikan informasi, mengkritik kebijakan yang tidak pro-rakyat, dan mengadvokasi keadilan sosial. Dengan demikian, pers Muhammadiyah menjadi bagian integral dari gerakan pembaruan yang didorong oleh organisasi ini.

Literasi Muhammadiyah: Pondasi Kecerdasan Umat

Muhammadiyah memandang literasi sebagai kunci utama dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Literasi bukan hanya sebatas kemampuan membaca dan menulis, tetapi juga mencakup kemampuan berpikir kritis, memahami informasi, dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Dalam konteks ini, pers Muhammadiyah berperan sebagai medium literasi yang menghubungkan umat dengan pengetahuan dan informasi yang benar.

Baca juga, Zakiyuddin Baidhawy: Jangan Ciderai Demokrasi, Bangsa dan Negara Ini Butuh Kenegarawanan DPR

Prof. Haedar Nashir, Ketua Umum PP Muhammadiyah, dalam berbagai kesempatan sering menekankan pentingnya literasi bagi pengembangan umat Islam. Dalam bukunya “Islam Berkemajuan” (2015), Haedar menulis bahwa literasi adalah salah satu pilar utama dalam mewujudkan masyarakat yang tercerahkan dan berkemajuan. Muhammadiyah melalui lembaga-lembaga pendidikan dan medianya, terus berupaya untuk meningkatkan literasi di kalangan umat, agar mereka tidak hanya menjadi konsumen informasi, tetapi juga mampu menjadi produsen informasi yang berkualitas.

Tantangan dan Peluang Literasi di Era Digital

Di era digital saat ini, literasi Muhammadiyah menghadapi tantangan baru. Kemajuan teknologi informasi telah mengubah cara orang mengakses dan memproses informasi. Di satu sisi, era digital memberikan peluang besar untuk memperluas jangkauan literasi, karena informasi dapat diakses dengan lebih cepat dan luas. Namun, di sisi lain, kemajuan ini juga menimbulkan tantangan berupa maraknya hoaks, informasi palsu, dan konten yang tidak mendidik.

Dalam menghadapi tantangan ini, pers Muhammadiyah dituntut untuk lebih adaptif dan inovatif. Media Muhammadiyah harus mampu menghadirkan konten-konten yang relevan dan berkualitas di tengah lautan informasi yang beredar. Sebagaimana diungkapkan oleh Alvin Toffler dalam bukunya “Future Shock” (1970), masyarakat masa depan akan menghadapi informasi yang berlimpah dan tantangan utamanya adalah bagaimana memilah informasi yang bermanfaat dari yang tidak. Ini adalah tantangan yang harus dihadapi oleh pers Muhammadiyah dalam meningkatkan literasi umat.

Peran Pendidikan dalam Meningkatkan Literasi

Selain melalui media, Muhammadiyah juga meningkatkan literasi melalui jaringan lembaga pendidikan yang dimilikinya, mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Pendidikan Muhammadiyah menekankan pentingnya literasi sebagai bagian dari kurikulum. Dengan demikian, siswa tidak hanya diajarkan untuk membaca dan menulis, tetapi juga untuk berpikir kritis, memahami teks, dan mampu mengomunikasikan ide-ide mereka dengan baik.

Dalam konteks ini, pendidikan literasi yang dikembangkan Muhammadiyah sejalan dengan konsep “Trivium” dalam pendidikan klasik, yang meliputi tata bahasa (grammar), retorika, dan logika. Ketiga elemen ini adalah dasar dari pendidikan literasi yang komprehensif, di mana tata bahasa membantu siswa memahami struktur bahasa, logika membantu mereka berpikir kritis, dan retorika membantu mereka menyampaikan ide secara efektif.

Penguatan Literasi sebagai Jihad Intelektual

Muhammadiyah memandang penguatan literasi sebagai bagian dari jihad intelektual. Jihad ini bukanlah dalam pengertian perang fisik, melainkan perjuangan untuk meningkatkan kualitas intelektual dan spiritual umat. Seperti yang dinyatakan oleh Ali Syariati dalam bukunya “Tugas Cendekiawan Muslim” (1984), jihad intelektual adalah perjuangan melawan kebodohan dan ketertinggalan, dengan cara memperkuat literasi dan membangun peradaban yang berilmu.

Muhammadiyah, melalui pers dan lembaga pendidikannya, terus berkomitmen untuk meningkatkan literasi umat sebagai bagian dari jihad intelektual ini. Dengan literasi yang kuat, umat Islam diharapkan mampu menghadapi tantangan zaman, berperan aktif dalam masyarakat, dan menjadi agen perubahan yang positif.

Pers dan literasi adalah dua elemen yang tidak bisa dipisahkan dalam perjuangan Muhammadiyah untuk mencerdaskan bangsa. Melalui media massa, Muhammadiyah berupaya menyebarkan informasi yang benar, mendidik umat, dan melawan ketidakadilan. Sementara itu, melalui pendidikan literasi, Muhammadiyah membekali umat dengan kemampuan berpikir kritis dan mengaplikasikan pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari.

Tantangan literasi di era digital memerlukan adaptasi dan inovasi dari pers Muhammadiyah agar tetap relevan dan efektif. Dengan penguatan literasi yang berkelanjutan, Muhammadiyah dapat terus berperan dalam menciptakan masyarakat yang berilmu, beradab, dan berkemajuan. Literasi yang kuat adalah kunci untuk menghadapi tantangan zaman dan membangun masa depan yang lebih baik bagi umat Islam dan bangsa Indonesia.

Editor : M Taufiq Ulinuha

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE