Editorial

Pengejawantahan Risalah Islam Berkemajuan Melalui Green Journalism

PWMJATENG.COM – Dalam era modern yang penuh dengan tantangan lingkungan, konsep Green Journalism atau jurnalisme hijau menjadi relevan dan mendesak. Green Journalism mengedepankan pelaporan yang berfokus pada isu-isu lingkungan, termasuk pelestarian alam, perubahan iklim, dan keberlanjutan. Dalam konteks ini, risalah Islam berkemajuan dapat berfungsi sebagai landasan etis dan spiritual yang memperkuat praktik Green Journalism.

Risalah Islam Berkemajuan: Landasan Etis untuk Jurnalisme Hijau

Risalah Islam Berkemajuan sebagai produk Muktamar ke-48 Muhammadiyah merupakan konsep yang menekankan pada pemikiran dan tindakan yang progresif, dengan tetap berpegang pada nilai-nilai Islam yang universal. Konsep ini tidak hanya berbicara mengenai kemajuan dalam aspek spiritual, tetapi juga dalam konteks sosial dan lingkungan. Dalam Al-Qur’an, manusia disebut sebagai khalifah di bumi (Al-Baqarah: 30), yang berarti bahwa manusia memiliki tanggung jawab untuk menjaga dan melestarikan lingkungan alam.

Menurut Nasruddin Umar, seorang cendekiawan Islam terkemuka, “Risalah Islam berkemajuan tidak hanya menuntut kemajuan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi juga dalam tanggung jawab kita terhadap lingkungan. Islam mengajarkan keseimbangan antara manusia dan alam sebagai bagian dari ibadah kepada Tuhan.” Oleh karena itu, Green Journalism yang berakar pada risalah Islam berkemajuan dapat menjadi alat yang efektif untuk menyampaikan pesan-pesan lingkungan yang selaras dengan nilai-nilai Islam.

Peran Green Journalism dalam Pengejawantahan Risalah Islam

Green Journalism, dengan fokus pada isu-isu lingkungan, dapat menjadi medium yang kuat untuk mengkomunikasikan nilai-nilai risalah Islam berkemajuan. Media yang menerapkan Green Journalism tidak hanya melaporkan tentang kerusakan lingkungan, tetapi juga mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga kelestarian alam dan mendorong perubahan perilaku yang berkelanjutan.

Dalam hal ini, teori komunikasi lingkungan yang dikemukakan oleh Suzanne Moser menjadi relevan. Moser menyatakan bahwa media memiliki peran penting dalam membentuk persepsi publik tentang isu-isu lingkungan. Dengan menerapkan prinsip-prinsip risalah Islam berkemajuan, Green Journalism dapat membantu membentuk kesadaran lingkungan yang lebih mendalam dan mempromosikan tindakan yang lebih bertanggung jawab terhadap alam.

Baca juga, Dodok Sartono Ungkap Rahasia Sukses Membangun Sekolah

Muhammad Yunus, peraih Nobel Perdamaian, juga menekankan pentingnya mengintegrasikan nilai-nilai etis dalam setiap aspek kehidupan, termasuk dalam jurnalisme. Menurut Yunus, “Jurnalisme yang bertanggung jawab harus mampu menjadi jembatan antara pengetahuan dan tindakan. Green Journalism dapat menjadi alat yang efektif untuk mendorong masyarakat menuju keberlanjutan, dengan memanfaatkan nilai-nilai etis yang kuat seperti yang terdapat dalam Islam.”

Tantangan dalam Menerapkan Green Journalism Berbasis Islam Berkemajuan

Meskipun potensinya besar, penerapan Green Journalism berbasis risalah Islam berkemajuan tidak tanpa tantangan. Salah satu tantangan utama adalah bagaimana mengkomunikasikan isu-isu lingkungan yang kompleks dalam kerangka yang dapat dipahami oleh masyarakat luas, tanpa kehilangan esensi dari nilai-nilai Islam yang mendasarinya.

Menurut teori framing dari Erving Goffman, media memiliki kekuatan untuk membingkai isu dengan cara tertentu yang mempengaruhi bagaimana audiens memahami dan bereaksi terhadapnya. Dalam konteks ini, Green Journalism harus berhati-hati dalam membingkai isu-isu lingkungan agar tetap relevan dan sejalan dengan nilai-nilai Islam, sambil tetap menarik perhatian audiens yang lebih luas.

Selain itu, ada tantangan dalam hal keterlibatan masyarakat. Meskipun risalah Islam berkemajuan mengajarkan tanggung jawab kolektif terhadap lingkungan, tidak semua orang memiliki kesadaran atau minat yang cukup terhadap isu-isu ini. Di sinilah peran media sangat penting untuk membangun kesadaran dan mendorong partisipasi masyarakat dalam upaya pelestarian lingkungan.

Strategi untuk Memperkuat Green Journalism dalam Konteks Islam Berkemajuan

Untuk mengatasi tantangan tersebut dan memaksimalkan dampak Green Journalism, beberapa strategi dapat diimplementasikan. Pertama, penting untuk meningkatkan literasi lingkungan di kalangan jurnalis dan masyarakat umum. Pelatihan dan pendidikan tentang isu-isu lingkungan yang dikombinasikan dengan pemahaman mendalam tentang nilai-nilai Islam dapat membantu dalam menghasilkan laporan yang lebih komprehensif dan berdampak.

Kedua, media harus memanfaatkan teknologi dan platform digital untuk menyebarkan pesan-pesan Green Journalism. Dengan meningkatnya penggunaan media sosial dan platform digital, jurnalisme hijau dapat menjangkau audiens yang lebih luas dan lebih beragam. Penggunaan narasi visual, infografis, dan video pendek yang menyentuh dapat menjadi alat yang efektif untuk menarik perhatian masyarakat terhadap isu-isu lingkungan.

Ketiga, media yang menerapkan Green Journalism perlu membangun kemitraan dengan organisasi-organisasi lingkungan dan lembaga-lembaga Islam untuk memperkuat pesan yang disampaikan. Kolaborasi ini dapat membantu dalam mengatasi tantangan sumber daya dan memperluas jangkauan pesan ke audiens yang lebih luas.

Editor : M Taufiq Ulinuha

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE