Pengajian PCM Kradenan: Bagaimana Umat Islam Menyikapi berita Hoax
PWMJATENG.COM, Blora – Majelis Tabligh Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Kradenan Blora, menyelenggarakan pengajian Ahad pagi , Ahad (9/4/2023) yang bertempat di Masjid Rohmat Desa Mojerembun Kecamatan kradenan . Kajian tersebut diawali sambutan dari Drs mashudi, Majelis Tabligh PCM Kradenan. Adapun pembacaan Ayat Suci Alqur’an surat annaba jus 30 oleh perwakilan dari Mi Muhammadiyah Sumber Kradenan.
Pengajian Ahad pagi kali ini, mengambil tema “Bagaimana Umat islam menyikapi berita hoaks”, dimana Muh. Suhartono S.pt, Kepala Sekolah MI Muhammadiyah Sumber kradenan itu didapuk menjadi penceramah.
Dalam paparannya, Pak Tono, sapaan akrabnya, menyatakan bahwa dalam haditsul Ifk/berita bohong, ketika terjadi isu terhadap Aisyah ra, istri Rasul Muhammad SAW, situasi umat menjadi galau dalam menghadapi isu liar tersebut.
Menurutnya, hal itu dapat dilihat dari indikator yang tersebut dalam surat Annur ayat 11. “Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu (juga). Janganlah kamu mengira berita itu buruk bagi kamu bahkan itu baik bagi kamu. Setiap orang dari mereka akan mendapat balasan dari dosa yang diperbuatnya.
Baca juga, Jaga Neraca Harian agar Husnul Khatimah!
Lebih lanjut, pria tiga anak ini menyampaikan, “Jangan main-main dengan berita tanpa tahu sumbernya, sehingga harus teliti agar dapat dipertanggung-jawabkan dihadapan Allah SWT. Kita dibingungkan dan diombang-ambingkan oleh media sosial. Karena kita sangat lemah dalam analisis dan pemahaman dalam segala hal, dalam menerima informasi di media sosial,” kata pak tono.
Media sosial kini menjadi arena ngerasani (ghibah), bahkan fitnah terorganisir. Melihat fenomena tersebut, Suhartono berpesan agar umat Islam khususnya kader, warga, dan simpatisan Muhammadiyah harus bijak dalam menyikapi masalah umat Islam. “Hampir dipastikan penggunaan media sosial memperkeruh ukhuwah persaudaraan umat Islam, dan dapat memecah-belah ukhuwah Islamiyah. Sehingga kita tidak bisa jadi pemaaf, dan tidak bisa saling menghargai antar saudara seiman,” paparnya.
Diakhir tausiahnya, alumni Universitas Muhammadiyah Malang ini mengatakan jika informasi hoax (berita bohong) dapat mempengaruhi sikap, perilaku, dan cara berpikir. “Maka dibutuhkan kejernihan berfikir dalam menganalisa dan memberikan pemahaman secara teliti agar tidak sembarangan share tanpa tahu sumber beritanya. karena itu akan kita pertanggungjawaban dihadapan Allah,” pungkasnya.
Editor : M Taufiq Ulinuha