Pengajian Akbar dengan Wayang Golek: PCM Adiwerna Guncang Tegal dengan Semangat Berkurban

PWMJATENG.COM, Tegal – Suasana berbeda terasa dalam peringatan Hari Bermuhammadiyah yang digelar Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Adiwerna pada Ahad, 11 Mei 2025. Bertempat di Aula Panti Asuhan Zaenab Masykur, kegiatan ini menghadirkan nuansa baru melalui pengajian akbar bertema “Semangat Berkurban” yang dibalut dalam dakwah budaya menggunakan media wayang golek pitutur.
Pengajian akbar tersebut menampilkan Pujiono, anggota Majelis Tabligh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah, yang memainkan wayang golek pitutur. Dengan penuh khidmat dan kesenian, ia menyampaikan pesan-pesan keislaman melalui tokoh-tokoh wayang yang dialogis dan sarat nilai moral.
Ketua PCM Adiwerna, Dasori, dalam sambutannya menekankan pentingnya memperkuat nilai keikhlasan dan pengorbanan, terutama dalam konteks sosial dan keumatan. “Melalui momen Hari Bermuhammadiyah ini, mari kita perkuat spirit berkurban sebagai bentuk kepedulian sosial dan keteladanan dalam meneladani Nabi Ibrahim AS,” ujarnya didampingi Isrofil, Ketua Majelis Tabligh PCM Adiwerna.
Acara ini dihadiri oleh berbagai unsur pimpinan Persyarikatan dan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) di wilayah Adiwerna. Tampak hadir Ketua Pimpinan Cabang ‘Aisyiyah (PCA) Adiwerna, Bariroh, serta para kepala satuan pendidikan Muhammadiyah. Mereka antara lain Daryono (Kepala SMP Muhammadiyah Adiwerna), Wagino (Kepala SMK Muhammadiyah Adiwerna), Idah Faridah (Kepala SD Muhammadiyah Pesarean), Hidayatun (Kepala SD Budi Mulia Asih), dan Tri Jazuli (Direktur MBS Zaenab Masykur).
Baca juga, Menghidupkan Wakaf Muhammadiyah: Dari Aset Menganggur ke Amal Produktif
Antusiasme warga Muhammadiyah sangat tinggi dalam mengikuti kegiatan ini. Ratusan peserta yang terdiri dari warga Persyarikatan, simpatisan, dan santri dari berbagai AUM, memenuhi aula sejak pagi hari. Semangat kebersamaan dan kekeluargaan tampak kuat selama kegiatan berlangsung.
Pertunjukan wayang golek pitutur oleh Pujiono menjadi sorotan utama dalam kegiatan tersebut. Dengan narasi yang mengangkat tema pengorbanan dan kejujuran, Pujiono berhasil mengemas dakwah menjadi tontonan edukatif. “Wayang bukan hanya seni, tetapi juga media dakwah yang efektif. Nilai-nilai Islam bisa disampaikan dengan cara yang menyentuh dan membumi,” ungkapnya dalam sesi penutup pertunjukan.
Menurut panitia, kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat ukhuwah Islamiyah sekaligus melestarikan pendekatan dakwah kultural. Mereka ingin membuktikan bahwa seni budaya bisa menjadi jembatan untuk menyampaikan ajaran Islam yang inklusif dan kontekstual.
Isrofil, Ketua Majelis Tabligh PCM Adiwerna, mengungkapkan bahwa pengajian akbar kali ini memang dirancang tidak biasa. “Kami ingin memberikan warna baru dalam pengajian. Wayang golek menjadi pilihan karena dekat dengan masyarakat dan sarat makna,” ujarnya.
PCM Adiwerna berharap momentum ini dapat menggerakkan kembali semangat kolektif warga Muhammadiyah untuk terus berdakwah secara kreatif dan membumi. Mereka juga ingin menanamkan nilai berkurban sebagai laku hidup, bukan hanya ritual tahunan.
Kontributor : Pujiono
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha