Pembelajaran Mendalam Wujudkan Perkaderan IMM yang Menggembirakan

Pembelajaran Mendalam Wujudkan Perkaderan IMM yang Menggembirakan

Oleh : Khosiyatika (Instruktur Madya DPD IMM Jawa Tengah)

PWMJATENG.COM – Perkaderan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) tidak hanya dimaknai sebagai proses transfer ilmu, melainkan juga sebagai arena pembentukan jati diri kader. Dalam konteks pendidikan modern, pendekatan pembelajaran mendalam (deep learning) dapat menjadi strategi efektif untuk mewujudkan perkaderan yang menggembirakan. Melalui 3 prinsip dalam deep learning yaitu mindful Learning (Belajar Berkesadaran), meaningful Learning (Belajar Bermakna), dan Joyful Learning (Belajar Menggembirakan). Maka dengan model ini, proses belajar tidak lagi bersifat satu arah, melainkan partisipatif, reflektif, dan menghidupkan semangat kebersamaan.

Perkaderan dengan pembelajaran mendalam menekankan pemahaman yang utuh dan kritis atas sebuah materi, bukan sekadar menghafal. Dalam perkaderan IMM, hal ini berarti mengajak kader untuk menelaah ke Islam, Kemuhammadiyahan, dan Ke-IMM-an secara lebih reflektif, sehingga kader tidak hanya tahu “apa”, tetapi juga mengerti “mengapa” dan “bagaimana” nilai itu diamalkan. Kader diajak menggali pengalaman pribadi, berdialog dengan realitas sosial, dan menghubungkan nilai-nilai IMM dengan tantangan kekinian.

Membangun Ruang Belajar yang Menggembirakan

Seringkali perkaderan dipersepsikan kaku, penuh aturan, bahkan menegangkan. Padahal, suasana gembira justru dapat memperkuat semangat belajar dan keterikatan emosional kader. Suasana menggembirakan dapat diwujudkan dengan:

1. Metode Interaktif diskusi kelompok, simulasi, permainan edukatif, dan role play yang membuat kader aktif berpartisipasi.
2. Kebersamaan dan Kekeluargaan menciptakan ruang di mana kader merasa dihargai, didengarkan, dan diterima sebagai bagian dari keluarga besar IMM.
3. Refleksi Kolektif menyediakan momen hening atau percakapan mendalam, agar kader dapat menemukan makna personal dari setiap materi yang dipelajari.
4. Kesadaran bukan intruksional, hal ini di fokus pada pengembangan diri individu kader, baik secara intelektual, emosional, maupun spiritual.

Baca juga, Muhammadiyah Umumkan Jadwal Puasa Ramadan 2026, Catat Tanggal Resminya!

Pembelajaran mendalam bukan sekadar strategi metodologis, tetapi juga integrasi nilai. Dalam perkaderan IMM, penguatan spiritualitas memberi arah, pengembangan intelektualitas membentuk daya kritis, sementara solidaritas sosial menumbuhkan kepedulian. Ketiganya berpadu dalam ruang belajar yang menyenangkan, sehingga kader tidak merasa terpaksa, tetapi justru bersyukur telah menjadi bagian dari proses perkaderan.

Untuk membangun ruang belajar diperluakan manajemen kelas. manajemen kelas merupakan proses pengorganisasian ruang, waktu, peserta, dan interaksi agar kegiatan belajar berjalan efektif. Dalam perkaderan IMM, manajemen kelas bukan hanya persoalan teknis, tetapi juga nilai dan orientasi pendidikan.

Beberapa aspek penting dalam manajemen kelas perkaderan meliputi: pengelolaan dan tata ruang belajar yang fleksibel, misalnya duduk melingkar atau berkelompok, untuk memudahkan dialog dan interaksi. Pengelolaan waktu meliputi pembagian sesi materi, diskusi, refleksi, dan kegiatan nonformal secara proporsional. Pengelolaan iklim kelas dengan menciptakan dinamika kelas yang demokratis, partisipatif, serta menumbuhkan solidaritas kader.

Dengan begitu perkaderan IMM yang menggembirakan akan lahir dari proses pembelajaran mendalam yang menyeimbangkan antara keseriusan dan kegembiraan. Maka kader IMM bukan hanya siap menjadi intelektual berkarakter Islami, tetapi juga mampu menebar semangat positif di tengah masyarakat. Belajar dalam perkaderan bukan lagi beban, melainkan pengalaman berharga yang penuh makna.

Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha