AUMBerita

Pelatihan Jurnalistik di Pesantren: Strategi Literasi Menuju Kemajuan

PWMJATENG.COM, Banyumas – Pesantren kini bukan hanya pusat pendidikan agama, tetapi juga tempat pengembangan literasi dan keterampilan lainnya. Hal ini terbukti dalam Pelatihan Jurnalistik Pesantren yang diadakan oleh LP2M Banyumas di PPM ZAM ZAM Kampus 3, dengan Alvin Qodri Lazuardy sebagai pemateri utama, Rabu (17/7/24). Acara ini menekankan pentingnya literasi di lingkungan pesantren dan bagaimana literasi menjadi kunci kemajuan.

Dalam sesi pelatihan yang interaktif, Alvin Qodri Lazuardy menjelaskan bahwa literasi tidak hanya sekadar kemampuan membaca dan menulis. “Literasi adalah jantung kemajuan suatu kelompok,” tegasnya. Literasi mencakup kemampuan memahami, menganalisis, dan menerapkan informasi. Pesantren dengan tingkat literasi tinggi dapat mencetak santri yang tidak hanya berilmu agama, tetapi juga berpikiran kritis dan berwawasan luas.

Alvin menekankan tiga aspek penting literasi di pesantren:

  1. Peningkatan Wawasan dan Pengetahuan: Literasi membantu santri memperluas wawasan tidak hanya dalam bidang agama tetapi juga ilmu pengetahuan umum. Hal ini penting agar santri dapat memahami konteks dunia yang lebih luas dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
  2. Membangun Kemandirian Berpikir: Literasi memungkinkan santri berpikir mandiri dan kritis. Dengan kemampuan ini, mereka dapat mengevaluasi informasi secara objektif dan membuat keputusan berdasarkan data dan fakta yang ada.
  3. Pengembangan Keterampilan Jurnalistik: Dalam dunia jurnalistik, literasi adalah dasar utama. Santri yang memiliki kemampuan literasi yang baik dapat menjadi jurnalis handal, menyajikan informasi dengan akurat dan menarik, serta berkontribusi dalam menyebarkan informasi yang benar di masyarakat.

Baca juga, Koperasi Syariah: Solusi Ekonomi Berbasis Nilai Islam

Alvin juga menyoroti peran strategis pesantren dalam meningkatkan literasi melalui beberapa langkah berikut:

  1. Mengintegrasikan Program Literasi dalam Kurikulum: Kurikulum pesantren dapat diperkaya dengan program-program literasi terstruktur seperti kelas menulis, diskusi buku, dan pelatihan jurnalistik. Ini membantu santri mengembangkan kemampuan literasi mereka secara sistematis.
  2. Menyediakan Sumber Daya Literasi: Fasilitas seperti perpustakaan lengkap dan akses internet dapat meningkatkan minat dan kemampuan literasi santri. Dengan akses yang lebih luas terhadap berbagai sumber bacaan, santri dapat memperkaya pengetahuan mereka.
  3. Mendorong Budaya Baca: Menciptakan budaya baca di pesantren bisa dilakukan melalui kegiatan membaca bersama atau lomba membaca. Ini akan meningkatkan minat baca dan membangun komunitas literasi yang kuat di dalam pesantren.

Alvin juga membahas tantangan dalam meningkatkan literasi di pesantren seperti keterbatasan sumber daya, kurangnya minat baca, dan keterbatasan waktu karena padatnya kegiatan. Untuk mengatasi ini, ia menyarankan pendekatan kolaboratif antara pesantren, pemerintah, dan masyarakat. Misalnya, menggandeng perpustakaan daerah, komunitas literasi, dan pihak swasta untuk menyediakan buku dan materi literasi lainnya.

Editor : M Taufiq Ulinuha

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE