Pancasila Bukan Jalan Kiri Bukan Jalan Kanan
Pancasila Bukan Jalan Kiri Bukan Jalan Kanan
Oleh : Rudi Pranomo, S.E. (Ketua MPI PDM Wonosobo)
PWMJATENG.COM – Heboh Pelarangan Jilbab bagi Paskibraka 2024 oleh BPIP (Badan Pembina Ideologi Pancasila) mengingatkan kita pada ucapan Ketua BPIP Yudian Wahyudi pada awal berdirinya tahun 2020 yang kontroversial : “Agama adalah musuh terbesar Pancasila”. Kita paham semua keputusan Pemerintah tidak berasal dari ruang hampa yang menjadi latar belakangi berdirinya BPIP dan ‘agama’ yang dimaksud adalah paham keagamaan.
Di era reformasi yang mengawali demokratisasi negeri ini, beragam pemikiran, ideologi, paham keagamaan, dan gaya hidup membanjiri negeri ini bersamaan dengan globalisasi akibat perkembangan teknologi informasi. Salah satu persoalan yang disorot adalah gerakan transnasional yang masuk ke tubuh ormas Islam termasuk Muhammadiyah dan sempat menimbulkan persoalan serius.
Dalam situasi global muncul pemikiran Islam aktual, bisa kita sebut dengan istilah ‘radikalisme agama’ yang mengoyak keberagamaan dan keberagaman Indonesia yang telah mapan dan mengancam ideologi negara Pancasila sebagai taghut, kafir, aksi terorisme, dst.
Menyikapi hal itu dibentuklah BPIP untuk menjaga kemurnian ideologi Pancasila sebagai falsafah bangsa yang dalam sejarahnya telah sukses mempersatukan kemajemukan dan kemerdekaan bangsa.
Baca juga, Tafsir: Pembangunan RS PKU Muhammadiyah Pamotan Diharapkan Memperkuat Eksistensi dan Kebermanfaatan Muhammadiyah
Ternyata tujuan mulia BPIP dalam perkembangannya terseret arus rezim yang berkuasa saat ini kaum nasionalis yang secara ideologis menentang ‘islamisme’ Hal ini dibuktikan dengan heboh RUU HIP dulu dan penolakan jilbab yang dipakai oleh Paskibraka 2024, padahal kalau kita cermati penampilan jilbab yang ‘minimalis’ itu sudah sangat moderat, wasathiyah, dan sesuai Pancasila yang menghormati keragaman dan kebudayaan.
Tes ombak telah dilakukan berulang kali dan ombak demikian besar, surut sebentar atur strategi ke depan
Negara harus diselamatkan dari dua kubu ‘radikalisme agama’ dan ‘liberalisme agama’ yang saling berebut pengaruh di masyarakat dan melibatkan negara.
Pancasila bukan jalan kiri, juga bukan jalan kanan, tapi jalan lurus (Bung Hatta)
Dalam konteks ini apakah situasi Indonesia mengarah ke Rezimentasi agama? Sebagaimana disinyalir Muhammadiyah dalam keputusan resminya menjadi urgen untuk ditelaah kembali untuk menghindari mihnah dalam sejarah Islam yang menimpa Imam Hambali karena berbeda mazhab dengan negara. Wallahu a’lam.
Editor : M Taufiq Ulinuha