Napak Tilas di Kampung Wisata Kauman: Kejutan Sejarah di Tengah Kota Yogyakarta!
PWMJATENG.COM, Yogyakarta – Kegiatan Baitul Arqam Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Boyolali pada 16 September 2024 menghadirkan pengalaman unik bagi para pesertanya. Di hari kedua acara tersebut, outbond yang diadakan di Kampung Wisata Kauman, Yogyakarta, menjadi salah satu kegiatan yang berkesan. Dalam acara tersebut, para peserta diberi kesempatan untuk menelusuri sejarah dan warisan budaya di kawasan yang penuh dengan jejak kejayaan masa lalu.
Sebelum memulai napak tilas, peserta Baitul Arqam diajak untuk melakukan senam “Aisyiyah Ceria” di depan Hotel SM Tower. Usai senam, mereka berjalan menuju pintu masuk heritage Kampung Kauman, sebuah wilayah yang tenang dan kaya akan nilai sejarah. Kegiatan ini diikuti dengan antusiasme yang tinggi oleh peserta yang dibagi menjadi dua kelompok, masing-masing dipandu oleh tim pengelola kampung wisata setempat.
Napak tilas ini mencakup sembilan titik penting di Kampung Wisata Kauman. Titik pertama adalah Masjid Gedhe Kauman yang megah dan penuh filosofi. Peserta dibuat kagum oleh informasi yang disampaikan pemandu tentang sejarah masjid ini, terutama tentang pilar-pilar kayu yang usianya telah mencapai sekitar dua abad. Ornamen masjid yang sarat dengan makna mendalam juga turut menarik perhatian para peserta.
Baca juga, Siap Raih Juara! IPM dan Nasyiatul Aisyiyah Jateng Jadi Finalis OKP Berprestasi 2024
Selepas dari Masjid Gedhe, rombongan bergerak menuju pelataran masjid yang luas. Tempat ini tidak hanya digunakan untuk beribadah, tetapi juga untuk kegiatan masyarakat seperti berkumpul dan berdagang. Di dekat pelataran, peserta diajak mengunjungi Pejagan, yang dikenal juga sebagai Tepang Keprajuritan, lokasi yang dulu digunakan oleh para prajurit untuk beristirahat dan menjaga masjid.
Selanjutnya, peserta napak tilas berkesempatan melihat Pagongan, tempat penyimpanan gamelan yang biasa digunakan saat upacara Sekaten. Gamelan tersebut biasanya dimainkan selama tujuh hari sebelum peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Tidak jauh dari Pagongan, terdapat Monumen Syuhada Fii Sabilillah, yang didirikan untuk mengenang para syuhada yang gugur dalam serangan 1 Maret 1949 di Kotabaru. Monumen ini menampilkan nama 24 pahlawan yang tercantum dengan jelas.
Perjalanan dilanjutkan dengan mengunjungi TK ABA Kauman, yang merupakan TK Aisyiyah pertama di Indonesia. Para peserta juga mengunjungi Mushola Aisyiyah yang telah berdiri sejak tahun 1922, sebagai simbol emansipasi wanita untuk beribadah dan menyalurkan aspirasi. Perjalanan ini ditutup dengan kunjungan ke rumah KH Ahmad Dahlan dan Langgar Kidul, tempat yang menjadi saksi sejarah pendidikan Islam di Indonesia.
Editor : M Taufiq Ulinuha