Muhammadiyah Kebumen Desak Pemerintah Terbuka! Forum RPJMD 2025-2030 Jadi Ajang Aspirasi Warga
PWMJATENG.COM, Kebumen – Muhammadiyah Kebumen melalui Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kebumen menggelar forum diskusi publik yang membahas Draft Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kebumen 2025–2030, Selasa (17/6/25). Acara ini berlangsung di Kampus Universitas Muhammadiyah Gombong (Unimugo), lantai 2, dan menjadi ruang partisipasi strategis bagi masyarakat sipil dalam merancang arah pembangunan daerah lima tahun ke depan.
Diskusi ini digelar sebagai bentuk peran aktif Muhammadiyah dalam proses pembangunan daerah, khususnya untuk mengawal visi pemerintahan Bupati Lilis Nuryani dan Wakil Bupati Zaeni Miftah, yakni “Kebumen Berdaya: Kebumen Beriman–Maju–Sejahtera–Berbudaya.”
Ketua LHKP PDM Kebumen, Mulan Annafaty, menyatakan bahwa forum ini diselenggarakan untuk menghimpun aspirasi dan pemikiran dari berbagai pihak, terutama warga Muhammadiyah di Kebumen.
“Ini bukan sekadar diskusi, tapi langkah konkret untuk memastikan pembangunan daerah selaras dengan kebutuhan dan harapan masyarakat,” ujar Mulan.
Forum ini mengundang peserta dari berbagai unsur, seperti pleno PDM, ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) se-Kebumen, pimpinan organisasi otonom Muhammadiyah, serta ketua majelis dan lembaga di lingkungan persyarikatan. Tujuannya adalah memperluas jangkauan partisipasi dan memperkaya perspektif dalam proses penyusunan RPJMD.
Baca juga, Pasca Haji dan Iduladha: Saatnya Umat Islam Menyembelih Ego Sosial
Diskusi berlangsung dinamis dan melibatkan empat narasumber dari berbagai latar belakang. Dari unsur pemerintah daerah hadir Bahrun Munawir dari Bappeda, sementara dari legislatif diwakili oleh Khalisa Adelia Aziza. Ia adalah anggota DPRD sekaligus Ketua Pansus RPJMD. Akademisi turut memberikan kontribusi melalui Rektor Unimugo, Herniyatun, sedangkan dari unsur organisasi keagamaan hadir M. Madkhan Anis yang juga merupakan pengamat sosial keislaman.
Mulan menjelaskan bahwa forum ini tidak hanya bertujuan menyampaikan kritik atau masukan, tetapi juga menjadi jembatan dialog antara masyarakat dan pemerintah. “Kita ingin memastikan bahwa dokumen RPJMD bukan hanya wacana teknokratik, tetapi juga refleksi dari kebutuhan dan nilai masyarakat,” ungkapnya.
Bupati Lilis Nuryani dan jajaran disebut menyambut baik pelibatan publik dalam penyusunan RPJMD. Pemerintah, menurut Bahrun Munawir, membuka ruang dialog ini agar arah kebijakan pembangunan benar-benar menjawab tantangan riil di tengah masyarakat.
Menurut Khalisa Adelia, keterlibatan masyarakat sipil seperti Muhammadiyah menjadi krusial dalam proses ini. “RPJMD tidak boleh disusun secara eksklusif di ruang rapat. Suara masyarakat, termasuk dari ormas besar seperti Muhammadiyah, harus menjadi bagian dari dokumen perencanaan,” katanya.
Rektor Unimugo, Herniyatun, dalam paparannya menekankan pentingnya pendekatan berbasis data dan riset dalam perumusan kebijakan. Ia juga mengapresiasi Muhammadiyah yang konsisten menghadirkan forum akademis untuk mendukung kebijakan yang berpihak pada rakyat.
Kontributor : Erlin
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha
