Muhammadiyah Kebumen Bongkar Arah Pembangunan Daerah, Fokal IMM Turun Gunung Kawal RPJMD

PWMJATENG.COM, Kebumen – Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kebumen melalui Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) menyelenggarakan diskusi publik bertajuk “Draft Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kebumen 2025–2030”, Selasa (17/6/25). Kegiatan ini berlangsung di lantai 2 Universitas Muhammadiyah Gombong (Unimugo) dan menjadi panggung strategis untuk merumuskan gagasan kritis dari masyarakat sipil terhadap arah pembangunan daerah lima tahun ke depan.
Acara ini menarik perhatian karena dihadiri oleh Wakil Ketua Forum Keluarga Alumni (Fokal) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Kebumen, Widjiantoro Triatmadji. Ia menegaskan pentingnya keterlibatan alumni muda Muhammadiyah dalam proses demokrasi lokal. “Kehadiran kami adalah bentuk konsistensi kader dalam mengawal kebijakan publik yang berpihak kepada masyarakat,” ujarnya dalam forum.
Ketua LHKP PDM Kebumen, Mulan Annafaty, menjelaskan bahwa diskusi ini merupakan bentuk nyata partisipasi aktif Muhammadiyah dalam pembangunan daerah. “Kami menghimpun pandangan dari seluruh unsur persyarikatan—baik dari PDM, PCM se-Kebumen, Ortom, maupun majelis dan lembaga,” tuturnya.
Forum diskusi menghadirkan narasumber lintas sektor. Dari unsur Pemerintah Daerah hadir Bahrun Munawir mewakili Bappeda Kebumen. Sementara dari legislatif, hadir Khalisa Adelia Aziza, anggota DPRD Kebumen. Ketua Panitia Khusus (Pansus) RPJMD, M. Madkhan Anis, turut memaparkan proses politik penyusunan dokumen strategis tersebut. Dari kalangan akademisi, Rektor Unimugo, Herniyatun, juga memberikan pandangan kritis berbasis akademik.
Baca juga, Dari Mina ke Media Sosial: Tantangan Menjaga Kemabruran di Era Digital
Diskusi ini juga membedah visi dan misi pasangan Bupati dan Wakil Bupati terpilih, Lilis Nuryani dan Zaeni Miftah. Dengan semangat “Kebumen Berdaya: Beriman – Maju – Sejahtera – Berbudaya”, pasangan ini membawa arah pembangunan yang disebut-sebut mengedepankan keseimbangan antara nilai spiritual dan kemajuan.
Menurut Bahrun Munawir, draft RPJMD yang sedang disusun terbuka untuk kritik dan masukan. “Kami sangat terbuka dengan koreksi, agar dokumen ini benar-benar menjadi cerminan kebutuhan masyarakat,” katanya. Ia berharap forum semacam ini bisa menjadi tradisi positif dalam pembangunan daerah.
Khalisa Adelia Aziza dari DPRD menambahkan bahwa pengawalan dari masyarakat sipil, termasuk Muhammadiyah, penting untuk memastikan dokumen perencanaan tidak hanya menjadi formalitas. “Pembangunan harus menyentuh kebutuhan dasar rakyat, bukan sekadar janji kampanye,” katanya tegas.
Widjiantoro dari Fokal IMM juga mengingatkan pentingnya keberlanjutan. “RPJMD bukan hanya soal target, tapi bagaimana menjamin kesinambungan antara kebijakan, eksekusi, dan dampaknya terhadap masyarakat bawah,” katanya.
Rektor Unimugo, Herniyatun, menekankan perlunya pendekatan berbasis riset dalam setiap kebijakan pembangunan. Ia berharap dunia akademik dapat lebih dilibatkan dalam setiap tahapan penyusunan RPJMD. “Kebijakan tanpa basis ilmiah rentan tidak tepat sasaran,” tegasnya.
Kontributor : Estria
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha