
PWMJATENG.COM, Karanganyar – Pengamat Timur Tengah, Hajriyanto Y Thohari, menegaskan pentingnya Muhammadiyah untuk melakukan internasionalisasi gerakan kemanusiaan. Menurutnya, dunia saat ini tengah dilanda banyak bencana, baik alam maupun sosial, sehingga gerakan filantropisme dan volunterianisme harus diperkuat dan diperluas hingga skala global.
“Gerakan kemanusiaan sebagai filantropisme dan volunterianisme perlu terus ditumbuhkan. Dunia mengalami banyak bencana, dan kehadiran Muhammadiyah sangat dibutuhkan,” ujar Hajriyanto dalam Jambore Nasional ke-3 Relawan Muhammadiyah-‘Aisyiyah di Wonder Park Resort Lawu, Tawangmangu, Karanganyar, Jumat (27/6).
Hajriyanto menyebut bahwa salah satu cara paling strategis untuk membawa Muhammadiyah ke tingkat internasional adalah melalui peran aktif di bidang kemanusiaan. Menurutnya, gerakan sosial ini merupakan ujung tombak bagi perluasan peran Muhammadiyah di kancah global.
“Karena Muhammadiyah adalah organisasi Islam terbesar di dunia Islam,” katanya. Bahkan, lanjutnya, Muhammadiyah termasuk dalam empat besar organisasi Islam terkaya di dunia. “Dari keempatnya, hanya Muhammadiyah yang berbasis Islam. Sisanya Kristen dan Katolik,” ucapnya menegaskan.
Baca juga, Kalender Hijriah Global Tunggal
Menurut mantan Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah itu, masyarakat internasional menaruh harapan besar terhadap peran Muhammadiyah sebagai organisasi Islam modern. Ia dikenal tidak hanya sebagai organisasi dakwah, tetapi juga sosial dan kemanusiaan.
“Muhammadiyah itu andalan. Maka, dia harus melakukan internasionalisasi gerakan kemanusiaan ini,” tegas Hajriyanto.
Ia menekankan bahwa langkah internasional ini penting untuk menjadikan Muhammadiyah sebagai aktor utama dalam penanganan krisis kemanusiaan global. “Saat ini, Muhammadiyah satu-satunya organisasi yang mulai tampil di dunia dengan wajah kemanusiaan,” ujarnya.
Lebih lanjut, Hajriyanto menegaskan bahwa gerakan kemanusiaan tidak hanya aktual, tetapi juga tetap urgen. Ia menyebutkan berbagai kondisi objektif yang mendesak, seperti perang, bencana alam, dan pengungsian akibat konflik bersenjata. “Contohnya Palestina, Rohingya, dan Afrika. Bahkan pengungsi akibat bencana alam pun termasuk,” imbuhnya.
Dalam konteks ini, ia menaruh harapan besar kepada Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC). Menurutnya, MDMC merupakan pewaris sah dari semangat dan ideologi kemanusiaan yang ditanamkan oleh KH Ahmad Dahlan.
“MDMC harus menjadi garda depan gerakan kemanusiaan Muhammadiyah. Kuncinya adalah kolaborasi,” ujarnya. Ia menekankan pentingnya kerja sama dengan berbagai pihak, baik dari organisasi kemanusiaan nasional maupun internasional.
“Lakukan kooperasi, aliansi, asosiasi dengan berbagai pihak. Itu jalan untuk memperkuat posisi Muhammadiyah di ranah global,” tandasnya.
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha