Milad ke-94 Nasyiatul Aisyiyah: Perempuan Tangguh, Cerahkan Peradaban

PWMJATENG.COM – Setiap tanggal 16 Mei, organisasi otonom Muhammadiyah yang menaungi perempuan muda, Nasyiatul Aisyiyah (NA), memperingati hari lahirnya. Di usianya yang ke-94 pada tahun ini, tema “Perempuan Tangguh, Cerahkan Peradaban” menjadi penegas bahwa NA tidak hanya hadir sebagai organisasi kader, tetapi juga sebagai kekuatan strategis dalam membangun masa depan bangsa.
NA adalah gerakan perempuan muda Islam yang lahir dari rahim Persyarikatan Muhammadiyah pada 1931 di Yogyakarta. Dengan misi utama mencetak perempuan yang berakhlak, berilmu, dan berkemajuan, NA terus bertumbuh dan bertransformasi menjadi organisasi yang mampu membaca zaman sekaligus memberi arah perubahan.
Ketangguhan Perempuan dalam Bingkai Dakwah
Sejarah panjang NA adalah cermin ketangguhan perempuan dalam berdakwah. Dalam usia yang hampir seabad, NA telah menghadirkan kader-kader perempuan yang tampil sebagai pendidik, pemikir, pemimpin, bahkan penggerak masyarakat. Mereka tidak hanya bekerja di balik layar, tetapi juga menjadi pelopor perubahan di garis depan.
Ketangguhan yang dimaksud bukan semata pada kekuatan fisik, tetapi pada daya tahan ideologis, spiritual, dan intelektual. Perempuan-perempuan NA berani berpikir maju tanpa tercerabut dari akar nilai Islam yang mencerahkan. Mereka membuktikan bahwa menjadi muslimah progresif bukan berarti mengabaikan kodrat, melainkan mengelolanya secara bijaksana dalam kerangka keadaban publik.
Dalam banyak momentum, NA menunjukkan kepedulian terhadap isu-isu strategis perempuan dan anak. Dari advokasi hak perempuan, perlindungan terhadap anak, pemberdayaan ekonomi keluarga, hingga pendidikan kesehatan reproduksi—semua dilakukan dengan pendekatan dakwah kultural dan berbasis komunitas.
Mencerahkan Peradaban Lewat Pendidikan dan Kepemimpinan
Peradaban besar lahir dari masyarakat yang tercerahkan. Di sinilah NA menanamkan perannya melalui pendidikan. Baik melalui jalur formal maupun non-formal, NA aktif menciptakan ruang-ruang edukasi yang inklusif bagi perempuan muda. Program literasi digital, pelatihan kepemimpinan, hingga penguatan nilai-nilai keislaman dilakukan secara berkelanjutan.
Kecakapan generasi muda perempuan dalam menghadapi dinamika global sangat ditentukan oleh kualitas pendidikan yang mereka terima. NA hadir bukan hanya untuk membina moralitas, tetapi juga untuk membekali anggotanya dengan skill dan mentalitas kepemimpinan. Karena itu, tidak mengherankan jika banyak alumni NA yang kini memimpin lembaga, menjadi akademisi, politisi, hingga aktivis sosial.
Dalam konteks ini, NA bukan sekadar “organisasi perempuan muda”, tetapi mesin penggerak peradaban yang bekerja dalam senyap namun berdampak nyata. Pencapaian mereka adalah hasil dari kaderisasi yang terstruktur dan konsisten.
Menjawab Tantangan Zaman dengan Kolaborasi
Tantangan zaman terus berubah. Revolusi industri 4.0, disrupsi teknologi, krisis lingkungan, serta derasnya arus informasi menjadi ujian bagi semua organisasi, termasuk NA. Namun NA membuktikan bahwa organisasi berbasis nilai tidak kehilangan relevansi. Justru dari nilai-nilai Islam yang tercerahkan inilah, solusi untuk krisis kemanusiaan bisa ditemukan.
Baca juga, Mana Hewan Kurban Terbaik: Unta, Sapi, atau Domba? Ini Penjelasan Para Ulama
Hari ini, NA aktif mengembangkan gerakan green dakwah, mendukung keadilan ekologis, hingga menciptakan platform digital untuk pembelajaran. Semua ini adalah respons cerdas terhadap realitas zaman. Bahkan, NA juga membuka ruang kolaborasi lintas sektor dengan komunitas lokal, NGO, pemerintah, hingga pelaku industri.
Kolaborasi ini penting sebagai strategi memperluas pengaruh sekaligus memperkuat keberlanjutan gerakan. Dengan demikian, NA tidak bergerak sendiri, tetapi menjadi bagian dari orkestrasi besar perubahan sosial yang inklusif.
Perempuan Tangguh Adalah Pilar Bangsa
Dalam Islam, perempuan diberi peran strategis dalam membangun masyarakat. Rasulullah ﷺ pernah bersabda, “Perempuan adalah tiang negara. Jika baik perempuannya, maka baik pula negaranya.” Sabda ini tidak hanya bersifat normatif, melainkan juga mengandung pengakuan terhadap kekuatan perempuan dalam menopang peradaban.
NA mengambil posisi ini secara serius. Bagi NA, perempuan bukan objek, tetapi subjek perubahan. Bukan pelengkap, tetapi pelaku utama. Maka, dalam setiap program dan gerakan, NA selalu menempatkan perempuan sebagai agen transformasi.
Milad ke-94 ini menjadi momentum untuk menegaskan kembali komitmen tersebut. Bahwa perjuangan mencerdaskan perempuan adalah perjuangan panjang yang tidak boleh terhenti. Karena di tangan perempuan tangguh, masa depan bangsa akan lebih cerah dan berperadaban.
Ikhtisar: Melangkah Maju, Menjaga Akar
Sebagai organisasi yang lahir dari nilai-nilai Islam berkemajuan, Nasyiatul Aisyiyah telah membuktikan bahwa usia bukan sekadar angka. Di usia ke-94, NA telah menjadi simbol perempuan muda yang tidak hanya tangguh dalam prinsip, tetapi juga lincah dalam strategi. Mereka mampu menjaga akar nilai sekaligus melangkah maju menghadapi tantangan global.
Redaksi mengajak seluruh elemen bangsa untuk terus mendukung kiprah perempuan dalam membangun masyarakat. Menghormati peran mereka, memperluas akses pendidikan dan kesempatan, serta menghapus segala bentuk kekerasan berbasis gender. Karena kemajuan bangsa tidak akan pernah tercapai tanpa keadilan dan kesetaraan bagi perempuan.
Selamat milad ke-94 Nasyiatul Aisyiyah. Teruslah menjadi pelita peradaban, menggerakkan perempuan muda untuk menjadi tangguh, cerdas, dan berdaya. Sebab peradaban yang cerah hanya akan lahir dari rahim perjuangan perempuan yang tercerahkan.
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha