PWMJATENG.COM, Surakarta – Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) kembali menorehkan inovasi melalui Program Kreativitas Mahasiswa-Pengabdian Masyarakat (PKM-PM). Kali ini, tim mahasiswa yang tergabung dalam kelompok Maumere Terasik mendampingi para guru di SLB D1 Surakarta untuk mengembangkan metode pembelajaran bagi anak-anak penyandang Down Syndrome.
Program yang didanai langsung oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) tersebut menjadi bentuk nyata kolaborasi antara perguruan tinggi dan sekolah luar biasa dalam meningkatkan kualitas pendidikan inklusif.
Ketua Tim PKM-PM Maumere Terasik, Nabila Yusril Ihza Sallu Tambing, menjelaskan bahwa kegiatan ini diawali dengan pendampingan lapangan oleh tim mahasiswa. Setelah itu, para guru memperoleh pelatihan dan materi tentang karakteristik anak Down Syndrome serta penggunaan buku “Emotion Tale” dan “Anakku Hebat”. Materi tersebut disampaikan oleh Dwi Rosella Komalasari, dosen pembimbing sekaligus narasumber utama kegiatan.
“Setelah kegiatan tari bersama di lapangan, kami melanjutkan dengan Training of Trainer (TOT) pada pukul sembilan pagi di Aula SLB D1 Surakarta yang terletak di lantai dua,” ujar Nabila, Selasa (14/10).
Ia menjelaskan bahwa program ini dirancang dengan tiga fokus utama, yaitu Anakku Hebat, Anakku Lincah, dan Menyala Anakku. Ketiganya menjadi panduan dalam mengembangkan kemampuan anak-anak agar lebih percaya diri dan aktif berinteraksi.
Dewi, salah satu anggota tim, menyampaikan bahwa hasil sementara menunjukkan kemajuan yang cukup signifikan. Anak-anak mulai menunjukkan peningkatan dalam hal kepercayaan diri dan kemampuan bersosialisasi dengan teman sebaya.
“Sejauh ini anak-anak sudah mengalami perkembangan yang sangat positif. Kami melihat mereka lebih berani berinteraksi dan mengekspresikan diri. Salah satunya terlihat dari meningkatnya kemampuan bersosialisasi dengan teman di sekolah,” ungkap Dewi.
Baca juga, Muhammadiyah Umumkan Jadwal Puasa Ramadan 2026, Catat Tanggal Resminya!
Menurut Nabila, tujuan utama dari kegiatan ini adalah membantu anak-anak Down Syndrome agar lebih percaya diri serta meminimalkan risiko terjatuh saat beraktivitas. Ia berharap kegiatan ini dapat terus berlanjut dengan dukungan dari berbagai pihak.
“Kami berharap masyarakat ikut mendukung agar kegiatan ini bisa berjalan optimal dan berkelanjutan. Dukungan itu penting untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif,” ujarnya.
Lebih lanjut, Nabila menuturkan bahwa dengan sinergi yang baik antara guru, mahasiswa, dan masyarakat, sekolah dapat menjadi tempat yang nyaman dan menyenangkan bagi anak-anak berkebutuhan khusus. “Dengan dukungan banyak pihak, program ini diyakini dapat menciptakan lingkungan sekolah yang nyaman, aman, tentram, dan bahagia,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala SLB D1 Surakarta, Wiwik Haryanti, menyampaikan apresiasinya terhadap inisiatif para mahasiswa UMS tersebut. Ia menilai kegiatan tersebut sangat relevan dengan kebutuhan pembelajaran siswa di sekolahnya.
“Inisiatif seperti ini sangat sesuai dengan kebutuhan anak-anak kami. Program ini diharapkan dapat menghadirkan suasana belajar yang lebih kondusif dan menyenangkan bagi seluruh siswa,” katanya.
Melalui kegiatan ini, kolaborasi antara perguruan tinggi dan lembaga pendidikan khusus menunjukkan bahwa pendidikan inklusif bukan hanya wacana, melainkan sebuah aksi nyata untuk menumbuhkan potensi setiap anak. Pendekatan inovatif dari tim PKM-PM UMS menjadi bukti bahwa perhatian terhadap anak-anak dengan kebutuhan khusus dapat dilakukan dengan cara yang kreatif, humanis, dan berkelanjutan.
Kontributor : Zaatudin
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha
