Menyambut Tahun Baru Hijriah dengan Semangat Islam yang Berkemajuan dan Berbudaya Luhur
Menyambut Tahun Baru Hijriyah dengan Semangat Islam yang Berkemajuan dan Berbudaya Luhur
Oleh : Rumini Zulfikar (Gus Zul) (Penasehat PRM Troketon, Anggota Bidang Syiar MPM PDM Klaten, Anggota Majelis MPI & HAM PCM Pedan)
PWMJATENG.COM –”Shalih Fi Kulli Zaman wa Makan (Selaras dalam setiap waktu dan tempat)”
Sebentar lagi umat Islam akan menyambut Tahun Baru Hijriah 1446. Jika kita menelisik lebih dalam, ini adalah peringatan hijrahnya Nabi Muhammad Saw. dari kota Mekah ke kota Madinah. Secara fisik, hijrah ini merupakan ikhtiar untuk berpindah ke tempat yang lebih baik. Namun, jika dilihat dari nilai-nilai hakikatnya, hijrah adalah usaha untuk menuju masa depan yang lebih baik, baik secara rohani maupun jasmani.
Menyambut hal baru memerlukan persiapan yang baik agar perjalanan kita dapat berjalan dengan lancar sesuai harapan. Selain itu, introspeksi diri atau muhasabah juga penting untuk dilakukan, baik sebagai individu maupun makhluk sosial. Dalam perjalanan kehidupan, manusia tidak bisa lepas dari masa lalu, baik sebagai insan pribadi maupun dalam kapasitas sebagai makhluk sosial dengan tanggung jawab di lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara. Kesalahan dan kekhilafan adalah sunatullah, namun yang penting adalah bagaimana kesalahan tersebut tidak terulang kembali. Dalam momentum menyambut Tahun Baru Hijriyah ini, kita harus mau bermuhasabah diri atas apa yang telah kita lakukan dan harapan yang ingin diraih.
Dari Ritual Menuju Aplikasi dalam Kehidupan
Islam sangat mendorong dan mencirikan agama yang dinamis, mencerahkan, dan Rahmatan lil Alamin. Dalam menjaga dan mengelola alam semesta, nilai ibadah ritual harus memiliki moral, adab, dan akhlak. Sebuah ritual berdampak pada nilai kebudayaan yang beradab, tanpa meninggalkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Baca juga, Judi Online (Judol) Slot, Haram!
Umat Islam harus mampu membaca dan menyelaraskan diri dengan kondisi yang cepat berubah. Jika tidak, kita akan tertinggal jauh dari umat lainnya, baik di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan pembangunan peradaban. Kita patut bersyukur atas apa yang telah dilakukan oleh Majelis Tarjih dan Tajdid, yang dalam mengawali Tahun 1446 H ini, mempergunakan Kalender Islam Hijrah Global Internasional (KIHG). Dengan KIHG, umat Islam di seluruh dunia akan sama dalam penentuan hari-hari besar Islam seperti awal puasa, Idul Fitri, dan Idul Adha, karena menggunakan matlak yang sama seperti kalender Masehi.
Hal ini selaras dengan firman Allah dalam Surat Al-Hasyr ayat 18:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.”
Hikmah dan Kandungan Ayat
Jika kita mengaku sebagai umat beriman, kita harus memiliki nilai-nilai kehati-hatian agar kehidupan kita sesuai dengan syariat dan hakikat. Dengan demikian, umat Islam akan memiliki daya kekuatan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga mampu berkontribusi untuk umat, bangsa, dan negara yang kita cintai.
Mengutip ungkapan Prof. Dr. KH Haedar Nasir, M.Si., “Dalam rangka menjawab tantangan masa depan, kita harus membangun rancang bangun elit ilmuan, elit ekonomi, dan elit kebangsaan dengan kokoh dan terstruktur. Hal ini akan berdampak luas untuk kemaslahatan umat, bangsa, dan negara. Namun, kita juga harus siap mempertanggungjawabkan semua di dunia dan akhirat karena Allah tahu apa yang dilakukan umat-Nya.”
Selamat menyambut Tahun Baru Hijriah 1446. Semoga kita senantiasa mendapat keberkahan dari Allah SWT.
Editor : M Taufiq Ulinuha