Menjadi Tamu Allah dengan Bekal Takwa Menuju Insan Paripurna
Menjadi Tamu Allah dengan Bekal Takwa Menuju Insan Paripurna
Oleh : Rumini Zulfikar (Gus Zul)*
PWMJATENG.COM – Ibadah haji merupakan anugerah bagi setiap insan manusia yang terpilih oleh Allah.
Surat Al-Baqarah Ayat 197,
ٱلْحَجُّ أَشْهُرٌ مَّعْلُومَٰتٌ ۚ فَمَن فَرَضَ فِيهِنَّ ٱلْحَجَّ فَلَا رَفَثَ وَلَا فُسُوقَ وَلَا جِدَالَ فِى ٱلْحَجِّ ۗ وَمَا تَفْعَلُوا۟ مِنْ خَيْرٍ يَعْلَمْهُ ٱللَّهُ ۗ وَتَزَوَّدُوا۟ فَإِنَّ خَيْرَ ٱلزَّادِ ٱلتَّقْوَىٰ ۚ وَٱتَّقُونِ يَٰٓأُو۟لِى ٱلْأَلْبَٰبِ
Artinya: (Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barang siapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats, berbuat fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji. Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal.
Bulan Zulhijah sudah di depan mata, di mana bulan ini penuh dengan kemuliaan. Bulan Zulhijah juga disebut bulan haji karena pada saat inilah Allah telah menetapkan waktu bagi umat Islam untuk beribadah haji.
Seruan wajib ini merupakan rangkaian rukun Islam yang kelima, yaitu haji bagi yang mampu. Kemampuan yang dimaksud bukan hanya materi, tetapi juga spiritual, karena ibadah haji merupakan ibadah fisik. Oleh karena itu, fisik seorang jamaah harus prima.
Bekal Takwa Menuju Insan Paripurna
Jika kita menelisik Surat Al-Baqarah ayat 197, maka ada beberapa hal yang harus dipersiapkan oleh umat Islam yang akan menunaikan haji:
- Memperbarui Niat: Pentingnya memperbarui niat ibadah haji karena haji adalah proses yang menyelaraskan nilai-nilai spiritual dan fisik, hanya untuk menggapai ridha Allah.
- Tidak Rafats: Tidak berkata atau bertutur kata yang buruk (menghujat, memfitnah, mencela).
- Menjauhi Sikap Fasik: Tidak melakukan perbuatan yang keluar dari ketaatan.
- Dilarang Berbantah-bantahan: Menghindari perselisihan antara satu dengan yang lainnya.
- Berbuat Kebajikan: Dianjurkan untuk selalu berbuat kebajikan.
- Allah Maha Tahu: Segala amal yang kita lakukan diketahui oleh Allah.
- Takwa: Menjalani ibadah dengan hati-hati dan penuh ketakwaan.
Baca juga, Peranan Sastra dalam Mendidik Adab dan Akhlak Manusia
Ibadah haji bukan hanya proses menuju kebahagiaan bagi yang menjalankannya, tetapi juga merupakan gambaran ibadah ritual yang mendidik umat menjadi insan paripurna. Nilai-nilai spiritual, ketaatan, sosial, dan kemanusiaan telah dicontohkan oleh Nabi Ibrahim. Selain itu, ibadah haji merupakan miniatur perjalanan manusia menuju keabadian.
Proses Menuju Tujuan
Ibadah haji merupakan usaha mencapai tujuan akhir kehidupan umat Islam. Haji adalah sarana yang telah dipersiapkan oleh Allah, seperti harta benda, pangkat, dan jabatan. Bagi umat Islam yang mampu dan mendapatkan petunjuk untuk menjalankannya, ibadah haji adalah ritual yang sangat berat dan mulia. Di sini, umat diuji ketaatan dan akhlaknya, baik secara vertikal maupun horizontal. Jika berhasil, mereka akan mendapatkan kebahagiaan, keberkahan, dan kemuliaan di sisi Allah SWT.
Pasca Ibadah Haji
Diharapkan, para tamu Allah setelah selesai menunaikan ibadah haji akan memancarkan nilai tauhid yang kuat, akhlak yang semakin baik, dan menjadi teladan yang baik. Jika tidak, maka ibadahnya hanya sebatas memenuhi kewajiban dan termasuk dalam golongan yang merugi.
Semoga para tamu Allah senantiasa menjadi insan yang dirindukan oleh Allah SWT. Aamiin.
*Penasehat PRM Troketon, Anggota Bidang Syiar MPM PDM Klaten, Anggota Majelis MPI & HAM PCM Pedan.
Editor : M Taufiq Ulinuha