Mengisi Setiap Waktu dengan Zikir

PWMJATENG.COM – Dalam kehidupan seorang Muslim, zikir merupakan amalan yang tidak pernah lepas dari keseharian. Zikir berarti mengingat Allah dengan hati, lisan, dan perbuatan. Aktivitas ini menjadi sarana untuk menjaga hati agar tetap tenang, sekaligus memperkuat ikatan spiritual dengan Sang Pencipta. Mengisi setiap waktu dengan zikir bukanlah perkara kecil, melainkan perintah yang jelas dalam Al-Qur’an dan sunnah Nabi.
Allah Swt. menegaskan pentingnya zikir dalam firman-Nya:
ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ ٱللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ ٱللَّهِ تَطْمَئِنُّ ٱلْقُلُوبُ
“(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra’d [13]: 28)
Ayat ini menegaskan bahwa ketenangan jiwa tidak bisa dicapai hanya dengan harta, kedudukan, atau hiburan duniawi. Hati baru merasakan damai jika ia dekat dengan Allah melalui zikir. Oleh karena itu, setiap Muslim dianjurkan untuk mengisi waktunya dengan memperbanyak zikir, baik dalam keadaan lapang maupun sempit.
Zikir dalam Setiap Kondisi
Zikir tidak terbatas pada shalat atau ibadah formal lainnya. Dalam sebuah hadis riwayat Muslim, Rasulullah Saw. bersabda:
لَا يَزَالُ لِسَانُكَ رَطْبًا مِنْ ذِكْرِ اللَّهِ
“Hendaklah lisanmu senantiasa basah dengan mengingat Allah.” (HR. Muslim)
Baca juga, Kemerdekaan dalam Bingkai Keindonesiaan
Hadis ini menekankan bahwa zikir bisa dilakukan kapan saja. Saat bekerja, bepergian, bahkan ketika sedang beristirahat, seorang Muslim tetap dapat melafalkan kalimat-kalimat thayyibah seperti subḥānallāh, alḥamdulillāh, lā ilāha illallāh, dan allāhu akbar. Inilah yang menjadikan zikir sebagai amalan yang sederhana tetapi bernilai besar di sisi Allah.
Manfaat Zikir dalam Kehidupan
Mengisi waktu dengan zikir memberikan banyak manfaat, baik secara spiritual maupun psikologis. Pertama, zikir membuat hati tenang dan jauh dari kegelisahan. Kedua, zikir mendekatkan seorang hamba kepada Allah sehingga ia merasa selalu dalam pengawasan-Nya. Ketiga, zikir menjadi benteng dari godaan setan. Rasulullah Saw. bersabda dalam hadis riwayat Tirmidzi:
إِنَّ الشَّيْطَانَ يَجْثُمُ عَلَى قَلْبِ ابْنِ آدَمَ، فَإِذَا ذَكَرَ اللَّهَ خَنَسَ، وَإِذَا غَفَلَ وَسْوَسَ
“Sesungguhnya setan mendekam di hati anak Adam. Apabila ia mengingat Allah, setan menjauh. Namun, apabila ia lalai, setan membisikkan godaannya.” (HR. Tirmidzi)
Dari hadis ini dapat dipahami bahwa zikir adalah benteng utama seorang Muslim agar tidak mudah terjerumus ke dalam perbuatan maksiat. Hati yang selalu ingat kepada Allah akan lebih kuat menolak bisikan setan.
Zikir sebagai Bekal Akhirat
Selain mendatangkan ketenangan di dunia, zikir juga menjadi bekal berharga di akhirat. Rasulullah Saw. bersabda:
سَبَقَ الْمُفَرِّدُونَ. قَالُوا: وَمَا الْمُفَرِّدُونَ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: الذَّاكِرُونَ اللَّهَ كَثِيرًا وَالذَّاكِرَاتُ
“Orang-orang yang menyendiri telah mendahului.” Para sahabat bertanya, “Siapakah orang-orang yang menyendiri itu, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Orang-orang yang banyak berzikir kepada Allah, baik laki-laki maupun perempuan.” (HR. Muslim)
Hadis ini menegaskan bahwa orang-orang yang senantiasa berzikir akan memperoleh kedudukan istimewa di sisi Allah. Mereka lebih cepat meraih keberuntungan karena senantiasa mengingat Sang Pencipta.
Ikhtisar
Mengisi setiap waktu dengan zikir bukan sekadar anjuran, melainkan kebutuhan rohani seorang Muslim. Zikir membuat hati tenang, mendekatkan diri kepada Allah, sekaligus menjadi benteng dari godaan setan. Lebih dari itu, zikir adalah bekal abadi menuju akhirat.
Sebagai umat Islam, kita hendaknya membiasakan diri melafalkan kalimat zikir dalam segala keadaan. Dengan demikian, hidup kita akan lebih bermakna, jiwa lebih tenteram, dan hati senantiasa terikat dengan Allah. Mengisi setiap waktu dengan zikir pada akhirnya akan menjadikan hidup lebih berkah dan penuh ridha-Nya.
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha