Menginfakkan Harta pada Keluarga yang Kesulitan
PWMJATENG.COM – Menginfakkan harta adalah salah satu amalan mulia yang sangat dianjurkan dalam Islam. Tidak hanya sebagai bentuk ibadah yang mendekatkan diri kepada Allah, tetapi juga sebagai wujud kepedulian terhadap sesama, khususnya keluarga. Islam mengajarkan pentingnya saling membantu dan memberikan dukungan, terutama kepada keluarga yang mengalami kesulitan ekonomi. Dalam konteks ini, menginfakkan harta kepada keluarga bukan hanya amal jariah, tetapi juga tanggung jawab moral yang dituntut oleh syariat.
Keutamaan Membantu Keluarga
Dalam Al-Qur’an, Allah SWT memerintahkan umat Islam untuk memberikan nafkah kepada orang-orang terdekat, termasuk keluarga yang membutuhkan. Firman-Nya dalam Surah Al-Baqarah ayat 215:
“Mereka bertanya kepadamu tentang apa yang harus mereka infakkan. Katakanlah: ‘Apa saja harta yang baik yang kamu infakkan, maka (berikanlah) kepada ibu-bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan…'”
Ayat ini menegaskan bahwa menginfakkan harta kepada keluarga termasuk dalam kategori amal yang paling utama. Keluarga adalah orang-orang terdekat yang menjadi tanggung jawab kita, dan memberikan dukungan kepada mereka adalah bentuk nyata dari pengamalan ajaran Islam tentang kasih sayang dan solidaritas.
Menginfakkan Harta: Tanggung Jawab Sosial dan Agama
Islam tidak hanya menekankan pentingnya hubungan individu dengan Allah (habl minallah), tetapi juga hubungan manusia dengan sesama (habl minannas). Menginfakkan harta kepada keluarga yang sedang kesulitan adalah salah satu cara untuk menjaga keseimbangan antara dua hubungan tersebut. Rasulullah SAW bersabda:
“Sedekah kepada orang miskin mendapatkan satu pahala, tetapi sedekah kepada kerabat mendapatkan dua pahala: pahala sedekah dan pahala menjalin hubungan kekerabatan (silaturahmi).” (HR. Tirmidzi).
Hadis ini menunjukkan bahwa memberikan harta kepada keluarga bukan hanya sekadar sedekah, tetapi juga memperkuat ikatan kekerabatan yang menjadi bagian penting dalam ajaran Islam. Dengan demikian, amal ini mendapatkan pahala ganda, yaitu pahala infak dan pahala menjaga silaturahmi.
Baca juga, Membangun Umat Unggul Berbasis Masjid
Menginfakkan harta kepada keluarga yang kesulitan tidak hanya memberikan manfaat materi, tetapi juga memiliki dampak positif dalam mempererat hubungan kekeluargaan. Ketika seseorang membantu keluarganya yang sedang membutuhkan, mereka merasa dihargai dan diperhatikan, yang pada gilirannya akan meningkatkan rasa kasih sayang di antara sesama anggota keluarga.
Selain itu, tindakan ini dapat mengurangi potensi kecemburuan atau permusuhan yang mungkin timbul akibat ketimpangan ekonomi di dalam keluarga. Dengan membantu keluarga yang kesulitan, seseorang turut menciptakan kedamaian dan keharmonisan dalam hubungan kekeluargaan, yang merupakan salah satu tujuan hidup bermasyarakat dalam Islam.
Infak: Bentuk Investasi Akhirat
Islam mengajarkan bahwa menginfakkan harta bukan hanya sekadar kewajiban, tetapi juga bentuk investasi di akhirat. Allah SWT menjanjikan balasan yang berlipat ganda bagi siapa saja yang menginfakkan harta di jalan-Nya, termasuk kepada keluarga. Dalam Surah Al-Baqarah ayat 261, Allah berfirman:
“Perumpamaan orang-orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah adalah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada tiap-tiap tangkai terdapat seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki…”
Ayat ini menjadi motivasi kuat bagi umat Islam untuk senantiasa menginfakkan harta, karena balasan yang akan diterima di akhirat jauh lebih besar daripada apa yang dikeluarkan di dunia.
Ikhtisar
Menginfakkan harta kepada keluarga yang kesulitan adalah bagian dari ajaran Islam yang menekankan pentingnya solidaritas dan tanggung jawab sosial. Tindakan ini tidak hanya memperkuat ikatan kekerabatan, tetapi juga membawa berkah dan pahala berlipat ganda, baik di dunia maupun di akhirat. Sebagai umat Islam, sudah sepatutnya kita memprioritaskan keluarga dalam memberikan bantuan, sehingga tidak ada anggota keluarga yang merasa terabaikan atau hidup dalam kesulitan.
Editor : M Taufiq Ulinuha