Mengejutkan! Ini Alasan Mengapa Tangan Kanan Dibelenggu di Hari Hisab
PWMJATENG.COM, Surakarta – Sebuah kajian tafsir daring yang diselenggarakan oleh Biro Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Kamis (10/7), mengungkap penjelasan mengejutkan tentang kondisi manusia di hari hisab. Dalam kajian ini, Ainur Rha’in memaparkan tafsir Surah Al-Haqqah ayat 6–16 secara mendalam, termasuk fenomena langit terbelah, peran para malaikat, dan alasan mengapa tangan kanan dibelenggu saat hisab di akhirat.
“Surah Al-Haqqah menggambarkan hari kiamat sebagai peristiwa yang pasti dan sangat dahsyat,” ujar Ainur di hadapan peserta kajian yang hadir melalui Zoom Meeting. Ia menjelaskan bahwa langit yang dimaksud dalam ayat tersebut bukanlah atmosfer bumi sebagaimana yang dipahami manusia saat ini. “Langit pertama hingga ketujuh adalah wilayah yang belum terjangkau manusia,” tambahnya.
Salah satu poin menarik dari kajian tersebut adalah pembahasan tentang delapan malaikat pemikul ‘Arsy (Singgasana Allah). Dalam pandangan para ulama, delapan itu bisa merujuk pada jumlah malaikat atau delapan barisan (shaff). Para malaikat ini tidak pernah berhenti bertasbih, bertahmid, dan memohonkan ampun bagi orang-orang beriman.
“Nabi Muhammad pernah diperkenankan bercakap dengan salah satu malaikat pemikul ‘Arsy. Ukuran tubuh malaikat itu sangat luar biasa. Dari daun telinga ke pundaknya saja butuh 700 tahun perjalanan,” ungkap Ainur, menggambarkan kebesaran ciptaan Allah.
Baca juga, Tuntunan Berziarah Kubur Sesuai Ajaran Islam: Adab, Doa, dan Larangan
Dalam bagian lain, Ainur menekankan bahwa semua manusia akan menghadapi hisab dengan sangat detail. Tidak ada satu amal pun yang luput dari catatan. “Semua tercatat dengan rinci, hingga detik dan tempat kejadian,” jelasnya sambil mengutip ayat اقْرَأْ كِتَابَكَ كَفَىٰ بِنَفْسِكَ ٱلْيَوْمَ عَلَيْكَ حَسِيبًۭا (Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada hari ini sebagai penghisab terhadapmu).
Terkait kenikmatan surga, Ainur menyampaikan bahwa penghuni surga akan hidup kekal dalam kondisi muda, sehat, dan bahagia. “Mereka makan dan minum sepuasnya tanpa sakit dan tanpa rasa benci antar sesama,” katanya.
Sebaliknya, orang yang menerima kitab amalnya dengan tangan kiri akan mengalami penyesalan luar biasa. Mereka berharap kematian dahulu menjadi akhir dari segalanya. “Penyesalan ini bukan sekadar keluhan, melainkan kesadaran penuh akan nasib buruk yang akan dialami,” ujarnya.
Menjawab pertanyaan mengapa tangan kanan mereka tidak digunakan, Ainur menjelaskan bahwa para pendosa dibelenggu sehingga hanya bisa menerima kitab dengan tangan kiri. “Mereka bahkan berharap menjadi tanah seperti binatang yang mati dan tidak dihisab,” tambahnya.
Kajian ditutup dengan pesan reflektif agar umat Islam senantiasa bermuhasabah dan memperbanyak amal saleh. “Al-Qur’an tidak hanya mengingatkan kita akan kematian, tapi juga menyiapkan kita untuk kehidupan abadi di akhirat,” tegas Ainur.
Kontributor : Yusuf
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha
