Meneladani Rasulullah Saw.: Membantu Tanpa Pamrih dan Tidak Membeda-bedakan

PWMJATENG.COM – Dalam kehidupan sosial, manusia sering dihadapkan pada pilihan antara menolong dengan tulus atau memberikan bantuan dengan syarat tertentu. Islam mengajarkan bahwa menolong sesama adalah kewajiban moral dan spiritual yang mendatangkan keberkahan. Rasulullah Muhammad Saw. menjadi teladan utama dalam hal ini. Beliau tidak hanya mengajarkan kebaikan melalui ucapan, tetapi juga mencontohkannya dalam perilaku nyata, dengan membantu tanpa pamrih dan tidak membeda-bedakan latar belakang orang yang ditolong.
Al-Qur’an menegaskan pentingnya sikap peduli terhadap sesama. Allah Swt. berfirman:
وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَىٰ وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۖ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan janganlah tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah sangat berat siksaan-Nya.” (QS. Al-Maidah: 2).
Ayat ini menegaskan bahwa bentuk pertolongan dalam Islam tidak boleh dilandasi kepentingan duniawi atau keberpihakan sempit, melainkan harus bersumber dari niat ikhlas kepada Allah.
Rasulullah Saw. Sebagai Teladan
Rasulullah Saw. dikenal sebagai pribadi yang penuh kasih sayang. Beliau membantu siapa pun yang membutuhkan, tanpa memandang status sosial, etnis, atau agama. Dalam sebuah hadis riwayat Muslim, Rasulullah Saw. bersabda:
مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ
“Barang siapa melepaskan satu kesulitan seorang mukmin dari kesulitan dunia, niscaya Allah akan melepaskan darinya satu kesulitan di hari kiamat.” (HR. Muslim).
Hadis ini menegaskan bahwa membantu orang lain sejatinya bukanlah bentuk kerugian, melainkan tabungan amal yang akan kembali pada diri kita di akhirat. Rasulullah Saw. juga sering menolong anak yatim, janda, fakir miskin, bahkan orang asing yang tidak beliau kenal. Semua dilakukan dengan ikhlas, tanpa mengharapkan balasan materi maupun pujian.
Membantu Tanpa Pamrih
Salah satu teladan agung Rasulullah adalah sikap beliau dalam menolong tanpa pamrih. Dalam riwayat, ketika seorang budak wanita meminta bantuan, Rasulullah Saw. tetap meluangkan waktu untuk menolongnya meski sedang sibuk. Sikap ini menunjukkan bahwa menolong sesama bukanlah beban, melainkan kesempatan untuk meraih pahala.
Baca juga, Hidup sebagai Ujian: Menemukan Keseimbangan dalam Ibadah dan Kehidupan
Menolong tanpa pamrih berarti tidak mengharapkan imbalan duniawi, seperti ucapan terima kasih, penghargaan, atau keuntungan materi. Allah Swt. mengingatkan dalam Al-Qur’an:
إِنَّمَا نُطْعِمُكُمْ لِوَجْهِ اللَّهِ لَا نُرِيدُ مِنْكُمْ جَزَاءً وَلَا شُكُورًا
“Sesungguhnya kami memberi makan kepadamu hanyalah untuk mengharap wajah Allah. Kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih.” (QS. Al-Insan: 9).
Ayat ini meneguhkan prinsip keikhlasan dalam setiap amal kebaikan. Seorang muslim hendaknya menolong karena Allah, bukan karena mengharapkan balasan manusia.
Tidak Membeda-bedakan
Teladan lain dari Rasulullah Saw. adalah sikap beliau yang tidak pernah membeda-bedakan orang. Baik kaya maupun miskin, bangsawan maupun hamba sahaya, semuanya diperlakukan dengan penuh kasih sayang. Rasulullah Saw. bahkan sering menyapa dan membantu orang-orang miskin di Madinah, hingga mereka merasa dihormati.
Dalam sebuah hadis disebutkan bahwa Rasulullah Saw. bersabda:
الْخَلْقُ كُلُّهُمْ عِيَالُ اللَّهِ، فَأَحَبُّ الْخَلْقِ إِلَى اللَّهِ أَنْفَعُهُمْ لِعِيَالِهِ
“Seluruh makhluk adalah keluarga Allah. Maka yang paling dicintai Allah adalah yang paling bermanfaat bagi keluarga-Nya.” (HR. Baihaqi).
Hadis ini menegaskan bahwa ukuran kemuliaan seseorang tidak terletak pada status sosial, melainkan pada sejauh mana ia memberi manfaat bagi sesama.
Relevansi untuk Umat Islam Saat Ini
Di tengah kehidupan modern yang penuh persaingan, ajaran Rasulullah Saw. ini sangat relevan. Banyak orang yang cenderung menolong hanya jika ada keuntungan. Padahal, Islam menuntun agar kita menolong tanpa pamrih dan tidak membeda-bedakan. Menolong sesama tidak hanya mempererat ukhuwah, tetapi juga membangun peradaban yang lebih adil dan penuh kasih sayang.
Meneladani Rasulullah Saw. berarti menjadikan keikhlasan dan kasih sayang sebagai dasar setiap tindakan sosial. Dengan begitu, umat Islam akan dikenal sebagai rahmat bagi seluruh alam, sebagaimana firman Allah:
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ
“Dan tidaklah Kami mengutus engkau (Muhammad), melainkan untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam.” (QS. Al-Anbiya: 107).
Ikhtisar
Menolong tanpa pamrih dan tidak membeda-bedakan adalah akhlak mulia yang diajarkan Rasulullah Saw. Nilai ini bukan hanya warisan moral, tetapi juga fondasi spiritual yang memperkuat hubungan manusia dengan Tuhannya. Jika setiap muslim meneladani hal ini, maka masyarakat akan lebih harmonis, penuh kasih sayang, dan jauh dari perpecahan.
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha