PWM JatengTokoh

Meneguhkan Ideologi Islam Berkemajuan: Tafsir Dorong Kekuatan Politik yang Mandiri

PWMJATENG.COM, Pekalongan – Pelatihan Ideologi Kepemimpinan Regional (PIKREG) yang digelar Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah menjadi ruang penting untuk mengkaji kembali arah gerakan politik kebangsaan. Kegiatan ini menghadirkan Ketua PWM Jawa Tengah, Tafsir, yang menegaskan perlunya keseimbangan antara kekuatan politik dan kekuatan ekonomi. Menurutnya, politik yang sehat tidak boleh berada di bawah kendali kepentingan ekonomi semata.

Tafsir menuturkan bahwa dalam dinamika bangsa, ekonomi memang menjadi faktor penopang utama. Namun, jika politik sepenuhnya dikuasai oleh kekuatan ekonomi, maka kebijakan publik berpotensi tidak lagi berpihak pada kepentingan rakyat banyak. Ia mengingatkan, Muhammadiyah sebagai gerakan Islam harus tetap menempatkan politik dalam kerangka nilai ideologis yang berlandaskan Islam berkemajuan.

“Dibutuhkan kekuatan politik yang didukung kemampuan ekonomi yang kuat, supaya kekuatan politik ini tidak dikuasai oleh kekuatan ekonomi,” ungkap Tafsir sebagaimana disampaikan dalam forum tersebut, Ahad (7/9/25). Pesan itu bukan sekadar nasihat, tetapi sebuah penekanan bahwa umat Islam perlu mengintegrasikan kapasitas ekonomi dengan peran politik agar kemandirian umat tetap terjaga.

PIKREG kali ini mengusung tema “Meneguhkan Ideologi Islam Berkemajuan dalam Membangun Kepemimpinan Publik yang Berintegritas dan Progresif.” Tema tersebut merefleksikan harapan agar kader Muhammadiyah mampu tampil sebagai pemimpin publik yang tidak hanya memiliki integritas, tetapi juga mampu membawa perubahan progresif di tengah masyarakat.

Kegiatan ini diikuti oleh sekitar 150 peserta dari berbagai daerah di Jawa Tengah. Kehadiran peserta dalam jumlah besar menunjukkan antusiasme tinggi kader Muhammadiyah untuk memperdalam ideologi kepemimpinan. Forum ini juga menjadi wadah strategis untuk membangun kesadaran kolektif bahwa kepemimpinan bukan sekadar soal jabatan, tetapi tentang tanggung jawab moral dan sosial yang berpijak pada nilai-nilai Islam.

Dalam pandangan Tafsir, ideologi Islam berkemajuan adalah kunci utama untuk meneguhkan kepemimpinan yang berintegritas. Islam, menurutnya, tidak boleh dipandang sebagai ajaran yang statis, melainkan sebagai panduan hidup yang dinamis dan mampu menjawab tantangan zaman.

Pemikiran Islam berkemajuan yang digaungkan Muhammadiyah menekankan keseimbangan antara spiritualitas dan rasionalitas. Hal ini sejalan dengan firman Allah dalam Al-Qur’an surah Ali Imran ayat 104:

وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ ۚ وَأُو۟لَـٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ

Artinya: “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar; merekalah orang-orang yang beruntung.”

Ayat tersebut menegaskan peran umat Islam dalam membangun kepemimpinan publik. Bagi Muhammadiyah, dakwah bukan hanya dalam ranah spiritual, tetapi juga sosial, politik, dan kebudayaan. Dengan begitu, ideologi berkemajuan menjadi kompas yang menuntun arah perjuangan agar selalu berpihak pada kebaikan dan kemaslahatan umat.

Baca juga, Amar Ma‘rūf Nahi Munkar: Dari Dakwah Bil-Lisān hingga Dakwah Bil-Hāl

Tafsir juga menyinggung tantangan besar yang dihadapi umat Islam dalam konteks politik modern. Di satu sisi, umat dituntut untuk aktif dalam dinamika kebangsaan, tetapi di sisi lain, ada risiko besar jika kekuatan politik hanya menjadi alat kepentingan ekonomi tertentu. Oleh karena itu, ia menekankan perlunya membangun kemandirian ekonomi umat sebagai basis untuk memperkuat posisi politik.

Dalam konteks ini, Muhammadiyah telah lama dikenal sebagai organisasi yang mengembangkan amal usaha, mulai dari pendidikan, kesehatan, hingga pemberdayaan ekonomi. Tafsir menegaskan, basis amal usaha tersebut harus diproyeksikan untuk memperkuat posisi politik umat agar tetap berdiri di atas nilai kebenaran dan keadilan.

Rasulullah ﷺ juga pernah mengingatkan tentang pentingnya kepemimpinan yang adil. Dalam sebuah hadis diriwayatkan oleh Imam Bukhari disebutkan:

سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللَّهُ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ … وَإِمَامٌ عَادِلٌ

Artinya: “Ada tujuh golongan yang akan mendapat naungan Allah pada hari ketika tidak ada naungan kecuali naungan-Nya, salah satunya adalah pemimpin yang adil.”

Hadis tersebut menegaskan betapa pentingnya kepemimpinan yang berintegritas, sebab kepemimpinan yang adil akan menjadi sumber keberkahan bagi masyarakat.

PIKREG tidak hanya menjadi ruang diskusi ideologi, tetapi juga arena kaderisasi untuk menyiapkan generasi muda Muhammadiyah agar siap tampil sebagai pemimpin publik. Dalam forum ini, peserta didorong untuk tidak hanya memahami teori kepemimpinan, tetapi juga menginternalisasi nilai Islam berkemajuan dalam tindakan nyata.

Tafsir berharap, kader muda Muhammadiyah mampu mengintegrasikan kemampuan manajerial, ekonomi, dan politik dengan spirit dakwah Islam. Dengan begitu, mereka bisa tampil sebagai pemimpin yang berani, visioner, sekaligus tetap berpihak pada kepentingan umat.

Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE