Melatih Kemandirian Siswa Melalui Kegiatan Hisbul Wathon
PWMJATENG.COM BANJARNEGARA, Kegiatan Penilaian Akhir Semester Gasal tahun 2021/2022 yang baru terselesaikan, semua siswa MTs Muhammadiyah 2 Kalibening Banjarnegara melanjutkan kegiatan dengan kegiatan Hisbul Wathon yang diikuti oleh semua siswa dari kelas tujuh sampai kelas sembilan.
*
Pelaksanaan kegiatan Hisbul Wathon yang berlokasi di Curug Sinom Indah Kalibening pada hari Jumat, (10/12/2021) dilaksanakan sehari penuh. Tempat kegiatan yang masih asri dan alami; sangat tepat untuk kegiatan para siswa. Hamparan tanah luas dan hamparan tanah datar yang ditumbuhi rerumputan hijau,; menyenangkan bagi para siswa. Rimbunnya tananam pohon pinus yang membentang luas disepanjang Curug dan lokasi lain disekelilingnya; menambah keindahan alam yang berhawa dingin dan sejuk.
Kegiatan Hisbul Wathon yang dibimbing oleh Mujiono dan dibantu oleh beberapa guru lain; bertujuan untuk mengoptimalkan kegiatan HW agar para siswa mendapatkan hasil positif dan bisa mengambil manfaatnya. Latar belakang para siswa yang keadaan orang tuanya hiterogin, dituntut bisa mandiri dan bekerjasama dengan sesama teman lainnya. Program HW yang dibagi menjadi bebeberapa jenis kegiatan; masing-masing kegiatan dibagi menjadi beberapa kelompok dan tugas masing-masing kelompok mempunyai tanggung jawab yang sama dalam menjalankan tugasnya.
Kekompakan dan kerja tim yang dipertaruhkan dalam setiap kegiatan; menentukan keberhasilan dan tanggung jawab pada masing-masing kelompok.
Kebersamaan dan kesatuan tanggungjawab yang menjadi tugas utamanya, menjadi kunci utama dalam menyelesaikan berbagai kegiatan Hisbul Wathon yang berlangsung.
Tugas mengambil sebuah benda berharga yang diletakkan pada sebuah pohon pinus besar dan harus diambil secara manual melalui tangan dan tidak boleh diambil dengan menggunakan alat bantu tertentu selain tangan manusia, menjadi salah satu kegiatan menarik bagi semua kelompok. Karena semua kelompok diminta untuk bisa mengambil benda tersebut dan tidak boleh mengalami kerusakan apalagi jatuh ke tanah.
Adu kecepatan dan kekompakan tim yang menjadi tugas bersama dan tidak bisa dilakukan secara individual, diperlihatkan oleh semua kelompok. Penggunaan waktu dengan jumlah terbatas yang diatur oleh pembina HW dan beberapa guru untuk mengambil barang yang diletakkan di atas pohon, menjadi perhatian utama yang harus diperhatikan oleh semua kelompok. Suara-suara penyemangat yang dilakukan oleh masing-masing kelompok, satu sama lainnya beradu cepat untuk bisa mengambil yang pertama.
*
Bagi kelompok yang tidak memperhatikan setrategi dan cara terbaik untuk mengambil benda yang ada di atas pohon, rata-rata kehabisan tenaga dan waktu dan tidak bisa melanutkan tugasnya dengan baik. Kelompok tertentu yang berhasil menjalankan tugasnya dengan benar, anggota kelompoknya yang tubuhnya besar-besar dan kuat dijadikan sandaran utama untuk teman lain yang badannya lebih kecil dan seterusnya. Penerapan setrategi semacam ini diterapkan oleh beberapa kelompok tertentu dan memberikan keberhasilan sebagai pemenang.
Kegiatan HW bagi siswa kelas tujuh menjadi sesuatu yang baru, mereka merasakan pengalaman baru pula, karena sejak awal masuk sekolah kondisinya masih pandemi. Akomodasi kegiatan yang ditanggung penuh oleh pihak madrasah dan pimpinan ranting, memberikan kelancaran kegiatan mulai awal hingga akhir.
” Kegiatan HW ini sangat bermanfaat untuk melatih kemandirian para siswa dalam jangka panjang, karena sebuah pekerjaan seberat apapun akan terselesaikan dengan baik jika dikerjakan secara berkelompok atau tim yang di dalamnya ada yang memimpin dan ada yang dipimpim” ungkap Wahyu Sholihah guru pendamping HW yang rajin menyertai para siswa. (A Khamid MA Almatera & Wahyu Sholihah)
Editor : Iman N