BeritaTokoh

Marpuji Ali: Muhammadiyah Adalah Tempat Transaksi Spiritual antara Manusia dan Allah

PWMJATENG.COM, Surakarta – Dalam pandangan Bendahara Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Marpuji Ali, organisasi Muhammadiyah bukan sekadar gerakan sosial atau lembaga dakwah. Lebih dari itu, Muhammadiyah adalah wadah spiritual tempat terjalinnya “transaksi perdagangan” antara manusia dan Allah SWT. Transaksi ini bukan dalam bentuk uang atau materi, melainkan dalam wujud amal, tenaga, pikiran, dan keikhlasan yang kelak dibayar oleh Allah dengan surga.

“Allah tidak membeli keikhlasan warga Muhammadiyah dengan uang, tetapi dengan surga. Itulah transaksi yang sejati,” ujar Marpuji Ali saat memberikan tausiah dalam Rapat Pimpinan Daerah (Rapimda) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Klaten.

Marpuji kemudian mengutip firman Allah dalam Surah At-Taubah ayat 111, “إِنَّ اللَّهَ اشْتَرَىٰ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ أَنْفُسَهُمْ وَأَمْوَالَهُم بِأَنَّ لَهُمُ الْجَنَّةَ” yang artinya, “Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka.”

Menurutnya, ayat ini menggambarkan hubungan spiritual yang seharusnya menjadi fondasi dalam setiap aktivitas warga Muhammadiyah. “Muhammadiyah dibutuhkan oleh umat Islam sebagai tempat beramal, tempat menjalankan kiprah agar ‘dagangan’ itu laku dibeli oleh Allah,” jelasnya.

Bagi Marpuji, menjadi bagian dari Muhammadiyah berarti mengabdikan diri sebagai hamba Allah yang berjuang untuk mendapatkan ridha-Nya melalui amal kebajikan. “Gunakanlah Muhammadiyah ini untuk mengeksistensikan diri sebagai hamba Allah agar mendapat karunia-Nya. Silakan dimanfaatkan Muhammadiyah ini agar nanti bisa mendapatkan manfaat,” ujarnya yang juga pernah menjabat Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah periode 2005–2010.

Namun, lanjut Marpuji, berjuang di Muhammadiyah tidak cukup hanya dengan semangat dan keikhlasan. Diperlukan juga kesungguhan dan profesionalitas dalam setiap amal usaha. Menurutnya, jika seseorang ingin menjadikan Muhammadiyah sebagai sarana transaksi spiritual dengan Allah SWT, maka “ber-Muhammadiyah” harus dilakukan secara serius.

Baca juga, Aplikasi Al-Qur’an Muhammadiyah (Qur’anMu)

Dalam kesempatan itu, ia menyoroti pentingnya tata kelola yang profesional di lingkungan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM). Ia menegaskan bahwa legalitas dan sistem administrasi yang baik menjadi kunci agar gerakan Muhammadiyah semakin dipercaya masyarakat luas.

“Muhammadiyah sudah dikenal memiliki administrasi yang tertib. Karena itu, jadikan hal ini sebagai contoh atau uswah hasanah bagi yang lain dalam mengelola amal kebajikan yang bermanfaat bagi semua,” katanya.

Lebih jauh, Marpuji juga mengingatkan agar profesionalitas tersebut tidak hanya diterapkan dalam lingkup internal organisasi, tetapi juga ketika Muhammadiyah bekerja sama dengan pihak luar, termasuk dengan mereka yang berbeda keyakinan. Prinsip kerja yang profesional, katanya, adalah bagian dari implementasi nilai dakwah Islam yang rahmatan lil ‘alamin.

“Nabi dulu berhasil berdakwah karena akhlakul karimah. Maka, kita pun dalam menjalankan dakwah amar ma’ruf nahi munkar di berbagai bidang harus melaksanakannya secara profesional,” imbuhnya.

Ia berharap, dengan akhlak mulia dan etos profesional, Muhammadiyah mampu menjadi teladan, bahkan bagi mereka yang tidak menyukai gerakan ini. Bagi Marpuji, inilah bentuk dakwah yang sejati — dakwah yang menghadirkan kebaikan, keteladanan, dan keikhlasan.

“Kalau kita ingin amal kita dibeli Allah, maka jangan lakukan dengan asal-asalan. Jadikan setiap langkah di Muhammadiyah sebagai bentuk ibadah dan transaksi spiritual kepada Allah,” pungkasnya.

Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE