PWMJATENG.COM, Siak – Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) yang tergabung dalam Kuliah Kerja Nyata Muhammadiyah Aisyiyah (KKN-MAs) 2025 di Riau menghadirkan program unggulan yang langsung menyentuh kebutuhan masyarakat. Fokus utama mereka meliputi digitalisasi UMKM, edukasi anti bullying, hingga pembentukan pojok baca di desa.
Salah satu kegiatan yang menjadi sorotan adalah sosialisasi digitalisasi dan pemetaan UMKM lokal. Program ini dinilai penting karena membantu pelaku usaha kecil menengah memanfaatkan teknologi untuk memperluas pasar dan meningkatkan daya saing.
“Selain itu, edukasi anti bullying juga menjadi fokus yang kami jalankan. Program ini menyasar pelajar sekolah dasar, dengan harapan dapat membentuk karakter dan perilaku positif sejak dini,” jelas Syaban Al Muyaffa Ibnu Ahmad, mahasiswa UMS peserta KKN-MAs, saat diwawancarai pada Sabtu (16/8).
Syaban mengaku pengalaman mengajarkan anti bullying kepada anak-anak SD merupakan momen unik sekaligus berkesan. Menurutnya, interaksi langsung dengan siswa memberi gambaran nyata tentang pentingnya pendidikan karakter sejak usia dini.
Sejak awal Agustus, mahasiswa UMS telah merealisasikan dua program utama. Pertama, sosialisasi bahaya seks bebas di SMK Negeri 1 Dayun. Kedua, edukasi anti bullying di SD Negeri 16 Sawit Permai. Kedua kegiatan tersebut mendapat sambutan positif dari guru, siswa, maupun orang tua murid.
Selain program edukasi, mahasiswa UMS juga merintis pembentukan pojok baca di desa. Inisiatif ini dirancang sebagai upaya jangka panjang dalam meningkatkan budaya literasi masyarakat. Pojok baca diharapkan menjadi ruang belajar bersama yang bisa terus dimanfaatkan warga, bahkan setelah program KKN berakhir.
Baca juga, Rahasia Surat Al-Jin dan Cara Ampuh Menangkal Gangguan Setan
“Alhamdulillah masyarakat sini antusias dan sangat mendukung program yang kami tawarkan, karena sesuai dengan kebutuhan mereka,” tambah Syaban.
Program KKN-MAs 2025 di Riau dipusatkan di Universitas Muhammadiyah Riau (UMRI), yang menjadi tuan rumah sekaligus koordinator kegiatan. Lokasi pengabdian para mahasiswa berada di Kabupaten Siak. UMRI menampung delegasi dari berbagai perguruan tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah se-Indonesia.
Dari UMS, sebanyak 20 mahasiswa diberangkatkan mengikuti program ini. Keberangkatan mereka difasilitasi oleh Direktorat Riset, Pengabdian kepada Masyarakat, Publikasi, dan Sentra KI (DRPPS) UMS yang sekaligus memberikan dukungan penuh demi kelancaran kegiatan.
Para mahasiswa UMS berangkat dari Solo pada 29 Juli 2025 dan dijadwalkan kembali pada 11 September 2025. Selama lebih dari sebulan, mereka fokus menjalankan program yang sudah dirancang sejak awal.
Syaban sendiri ditempatkan di Desa Sawit Permai, Kecamatan Dayun, Kabupaten Siak. Desa tersebut mayoritas dihuni keturunan transmigran asal Jawa. Karena itu, budaya, bahasa, serta kebiasaan Jawa masih sangat terasa dalam kehidupan sehari-hari masyarakat.
Ia menuturkan bahwa banyak pengalaman berharga yang diperolehnya selama menjalani KKN-MAs. Selain memperluas relasi, ia juga mendapatkan wawasan baru tentang kehidupan masyarakat desa. “Saya berkesempatan jalan-jalan sekaligus membagikan ilmu dan pengalaman langsung kepada warga. Itu yang membuat program ini sangat bermakna,” ujarnya.
Kontributor : Yusuf
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha
