PWMJATENG.COM, Surakarta – Anak difabel di Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC) Surakarta kini merasakan manfaat nyata dari program Ruang Difabelku yang digagas Tim Program Kreativitas Mahasiswa-Pengabdian Masyarakat (PKM-PM) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS). Melalui pelatihan motorik, anak-anak difabel mengalami peningkatan fleksibilitas, koordinasi gerak, hingga tumbuh rasa percaya diri.
Program ini dirancang dengan berbagai latihan sederhana, seperti penguatan otot menggunakan dumbel ringan, permainan lempar bola ke target untuk melatih koordinasi, serta peregangan guna meningkatkan kelenturan tubuh. Berdasarkan hasil evaluasi pre-test dan post-test, pengetahuan guru maupun orang tua terkait latihan fisik adaptif juga mengalami peningkatan yang signifikan.
“Kolaborasi antara guru, orang tua, dan tenaga profesional sangat penting untuk menciptakan lingkungan latihan yang aman, terstruktur, sekaligus membangun jiwa juara pada anak difabel,” ujar Ketua Tim, Salma Anas Rusmanto, Sabtu (23/8).
Hasil pengukuran menggunakan instrumen Physical Impairment menunjukkan adanya perkembangan positif pada fleksibilitas dan koordinasi motorik anak. Tak hanya itu, motivasi dan antusiasme anak-anak juga meningkat selama proses latihan. Perubahan tersebut berdampak besar terhadap kepercayaan diri mereka dalam menjalani aktivitas sehari-hari.
Selain memberikan pelatihan motorik kepada anak, tim juga menyasar guru olahraga serta orang tua. Mereka diberi edukasi mengenai klasifikasi gangguan motorik pada anak difabel. Selanjutnya, para guru dan orang tua dilibatkan langsung dalam sesi praktik dan diminta melakukan monitoring agar latihan tetap berlanjut di rumah.
Baca juga, Hukum Bekerja di Tempat Maksiat dalam Perspektif Islam
Upaya tersebut membuahkan hasil. Sebagian besar orang tua mulai mengintegrasikan latihan sederhana ke dalam rutinitas harian anak, sementara guru menerapkannya dalam kegiatan olahraga di sekolah. Intervensi ini tak hanya meningkatkan fungsi gerak anak, tetapi juga mendukung perkembangan sosial dan emosional mereka.
Program Ruang Difabelku dijalankan oleh tim mahasiswa UMS yang berasal dari Fakultas Fisioterapi dan Psikologi. Anggota tim terdiri atas Salma Anas Rusmanto, Salsabila Fauziah, Ahmad Rifai, Diyas Fatikhul Ikhsan, dan Brilian Mustika Ayu Maharani, dengan bimbingan dosen Dwi Rosella Komala Sari.
Dalam praktiknya, tim menggabungkan keilmuan fisioterapi untuk mendukung aspek fisik anak, serta pendekatan psikologi guna membangun motivasi dan kepercayaan diri mereka. Pendekatan multidisipliner ini menjadikan program lebih komprehensif dan sesuai dengan kebutuhan anak difabel.
Melalui program ini, tim PKM-PM UMS berharap model latihan motorik adaptif dapat direplikasi di berbagai lembaga pendidikan khusus lain. Konsep intervensi yang sudah terbukti memberi dampak positif diyakini mampu meningkatkan kemampuan fisik, efikasi diri, serta kemandirian anak difabel.
“Dengan adanya latihan ini, anak-anak tidak hanya terbantu dalam gerak fisik, tetapi juga lebih berani, percaya diri, dan mandiri,” tutur salah satu anggota tim, Salsabila Fauziah, dalam kesempatan terpisah.
Kontributor : Yusuf
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha
