Mahasiswa TLM UMP Kaji dan Pemantapan Mutu Pengobatan TB
PWAMJATENG.COM, PURWOKERTO – Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKES) Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) melalui Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Teknologi Laboratorium Medik (TLM) menggelar Seminar Nasional dengan mengusung tema ‘Peran ATLM dalam Diagnosis dan Pemantapan Mutu Pengobatan TB’ di Auditorium Ukhuwah Islamiyah UMP, Sabtu (4/5).
Hadir beberapa narasumber yang ahli dibidangnya, yakni Kepala BKPM Banyumas dr Purwanto, Ketua AIPTLMI dan PATELKI DPW Jateng Dr Budi Santosa M Si Med, ATLM Balkesmas Semarang Nurjani S Tr AK, Ketua IAI PC Banyumas Khafidz Nashrudin S Farm APT
Wakil Dekan 1 Bidang Akademik FIKES UMP Ns Endiyono S Kep M Kep mengatakan kegiatan ini merupakan serangkaian agenda milad UMP yang ke 54.
“Tema seminar kali ini merupakan permasalahan yang seringkali muncul, jadi teman-teman TLM nanti dengan adanya seminar ini dapat mendiagnosis TB dengan benar dan bisa melakukan pemantapan mutu pengobatan,” ungkapnya.
Endiyono menjelaskan, banyak kejadian di Kabupaten Banyumas bahkan ada pasien yang mengalami TB harus minum obat sampai 30-31 butir.
“Ini jangan sampai berlarut larut, sehingga nanti teman teman bisa menginspiring dengan baik pasien-pasien yang sudah terkena TB,” katanya.
Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Wakil Rektor 1 Bidang Akademik Dr Jebul Suroso S Kep Ns M Kep memberikan apresiasi dan mengucapkan terima kasih atas kehadiran para narasumber yang berkenan hadir berbagi ilmu dan pengalaman bagi peserta seminar nasional.
“Kami mengucapkan selamat pada jajaran fakultas dan HMPS TLM yang termasuk sukses mengelola sebuah ivent yang dihadiri 300 peserta. Semoga acara bisa berjalan dengan lancar, sukses dan semua dapat sharing ilmu dan pengalaman dalam terkait teknologi dan lab medis,” ungkapnya.
Lebih lanjut ia mengungkapkan bahwa dalam rangka pemicu akreditasi prodi dan juga akreditasi institusi di dalam akreditasi prodi faktor yang paling menonjol ialah kinerja dosen, kinerja ilmiah dosen, penelitian, pengabdian, kegiatan ilmiah di berbagai level, dan aktivitas mahasisa baik ilmiah maupun minat bakat.
“Oleh karena itu kami mengapresiasi sangat baik karena ini merupakan penggabungan dari beberapa skills mahasiswa mulai dari pengetahuan yang terbangun, sosial networking, artinya ini bukan pengelaman saja terkait keteknologian tetapi lebih dari itu ini adalah tambahan pengetahuan dan pengalam softskills bagi mahasiswa,” pungkasnya. (tys/tgr)