PWMJATENG.COM, Surakarta – Program Studi D3 Keperawatan Fakultas Kesehatan ITS PKU Muhammadiyah Surakarta sukses menggelar seminar pendidikan bertema “Membangun Budaya Anti-Korupsi” pada Rabu, 27 Desember 2024. Bertempat di Auditorium Lantai 5, acara ini bertujuan menanamkan nilai-nilai integritas dan kejujuran kepada mahasiswa sebagai langkah awal menciptakan generasi muda bebas korupsi.
Sebanyak 245 mahasiswa dari berbagai program studi—termasuk D3 Keperawatan, S1 Keperawatan, S1 Ilmu Gizi, dan DIV Anestesiologi—hadir dengan antusias. Kegiatan ini menghadirkan dua narasumber ahli, yakni Wijayanti dan Agus Prasetyo, yang menyampaikan materi tentang pentingnya budaya anti-korupsi dalam kehidupan sehari-hari.
Kepala Program Studi D3 Keperawatan, Anik Enikmawati, membuka acara dengan sambutan hangat. “Seminar ini bukan hanya tentang berbagi ilmu, tetapi juga menjadi momentum penting untuk menanamkan nilai-nilai integritas, kejujuran, dan tanggung jawab,” ujar Anik. Ia menegaskan bahwa ITS PKU Muhammadiyah memiliki tanggung jawab moral untuk mencetak generasi muda yang bebas dari budaya korupsi.
Dalam paparannya, Anik juga mengungkapkan harapan besar kepada para mahasiswa. “Saya berharap seminar ini mampu menginspirasi kalian semua untuk menjadi agen perubahan di lingkungan masing-masing. Diskusi dan pemaparan dari para narasumber hari ini semoga memberikan solusi nyata untuk menciptakan ekosistem bebas korupsi,” tuturnya.
Baca juga, Keputusan Musypimwil Muhammadiyah Jateng Tahun 2024
Seminar ini tidak hanya menyajikan materi teoritis, tetapi juga diskusi interaktif yang memancing keterlibatan aktif peserta. Wijayanti, salah satu narasumber, menekankan pentingnya mengintegrasikan nilai-nilai anti-korupsi ke dalam kehidupan sehari-hari. “Korupsi bukan hanya masalah uang, tetapi juga tentang etika dan moral. Jika generasi muda berkomitmen pada kejujuran, maka masa depan bangsa akan lebih cerah,” jelasnya.
Sementara itu, Agus Prasetyo menambahkan bahwa budaya anti-korupsi harus dimulai dari hal-hal kecil. “Mulailah dari diri sendiri. Tidak mencontek, tidak memanipulasi data, dan berani berkata tidak pada perilaku tidak jujur adalah langkah awal yang sederhana tetapi berdampak besar,” katanya di hadapan ratusan mahasiswa.
Antusiasme peserta tampak sepanjang acara. Mereka aktif mengajukan pertanyaan, berbagi pandangan, dan mencatat poin-poin penting yang disampaikan narasumber. Salah satu mahasiswa, Nurul Fadilah, menyatakan kekagumannya terhadap materi seminar. “Ini benar-benar membuka wawasan saya tentang betapa pentingnya menjaga integritas di lingkungan pendidikan maupun dalam kehidupan sehari-hari,” ungkapnya.
Seminar ditutup dengan sesi tanya jawab yang diisi dengan diskusi mendalam seputar strategi konkret membangun budaya anti-korupsi. Kegiatan ini diharapkan mampu memotivasi mahasiswa untuk mengimplementasikan nilai-nilai moral dan etika dalam kehidupan profesional mereka di masa depan.
Kontributor : Wahyu
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha