Mahasiswa Asing Disambut Meriah! Ini Cara UMS Bikin Mereka Betah di Indonesia
PWMJATENG.COM, Surakarta – Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) kembali menunjukkan komitmennya dalam membangun jejaring internasional. Melalui Biro Kerja Sama dan Urusan Internasional (BKUI), UMS menggelar Welcoming Orientation khusus bagi mahasiswa internasional pada 27–28 Mei 2025. Kegiatan ini berlangsung di Gedung Induk Siti Walidah dan menjadi agenda tahunan kampus untuk menyambut kedatangan para mahasiswa asing.
Wakil Rektor V UMS, Supriyono, membuka acara dengan penuh semangat. Dalam sambutannya, ia menegaskan bahwa orientasi ini sangat penting sebagai gerbang awal pemahaman terhadap karakter UMS sebagai kampus Islam berlandaskan nilai-nilai Muhammadiyah.
“Selamat datang di UMS, universitas Islam modern yang menjadi bagian dari gerakan dakwah pencerahan Muhammadiyah. Kalian akan belajar bukan hanya ilmu, tetapi juga nilai kehidupan,” kata Supriyono, Selasa (27/5).
Supriyono menambahkan bahwa mahasiswa internasional memegang peran strategis dalam misi internasionalisasi UMS. Selama masa studi, mereka tidak hanya mengikuti kegiatan akademik, tetapi juga pelatihan bahasa Indonesia sebelum masuk ke kelas reguler.
Sesi pengenalan kampus diisi oleh Wakil Rektor III, Ihwan Susila, yang menjadi pembicara utama. Ia memperkenalkan struktur kelembagaan UMS dan menjelaskan visi universitas dengan slogan “I’M UMS”. Akronim itu menggambarkan karakter kampus yang Islami, Mencerahkan, Unggul, Mendunia, dan berkomitmen pada keberlanjutan (Sustainability).
“UMS memiliki komitmen kuat untuk menjadi kampus berkelas dunia yang berbasis nilai-nilai Islam. Kami ingin mahasiswa internasional menjadi agen perdamaian dan kebudayaan,” ujar Ihwan.
Ia menekankan bahwa saat ini UMS memiliki lebih dari 30.000 mahasiswa dan merupakan bagian dari 172 Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah di seluruh Indonesia. Peran mahasiswa asing sangat penting dalam memperkuat jejaring akademik global UMS.
Baca juga, Jangan Mistifikasi Al-Qur’an: Petunjuk Hidup, Bukan Jimat atau Azimat
Menurut Ihwan, kampus ini telah bekerja sama dengan lebih dari 50 institusi internasional di Asia, Eropa, dan Afrika. Kerja sama tersebut meliputi pertukaran pelajar, kolaborasi dosen, hingga riset bersama lintas negara.
Selama dua hari pelaksanaan orientasi, para mahasiswa asing mendapat pembekalan menyeluruh. Materi yang disampaikan mencakup layanan akademik, fasilitas kampus, budaya lokal, hingga prosedur keimigrasian dan pengurusan visa.
Tim dari BKUI juga memberikan informasi teknis terkait layanan kesehatan, asuransi, dan transportasi selama tinggal di Indonesia. Langkah ini dilakukan agar para mahasiswa lebih siap menjalani kehidupan akademik dan sosial di lingkungan baru.
Kepala BKUI UMS, Andy Dwi Bayu Bawono, menyampaikan harapannya agar mahasiswa internasional merasa diterima dan nyaman selama menempuh pendidikan di UMS. Ia menekankan pentingnya menciptakan ruang belajar yang inklusif.
“Kami ingin menciptakan ruang belajar yang inklusif dan kolaboratif. UMS harus menjadi rumah kedua bagi para mahasiswa dari berbagai negara,” tutur Andy.
Orientasi ini bukan sekadar pengenalan, tetapi juga bagian dari proses integrasi mahasiswa ke dalam komunitas akademik UMS. Suasana yang bersahabat serta nilai-nilai kebersamaan menjadi penopang utama keberhasilan program ini.
Di akhir kegiatan, Supriyono kembali menegaskan pentingnya proses belajar di UMS sebagai pengalaman lintas budaya yang berharga. Ia mengajak mahasiswa internasional untuk membuka diri terhadap lingkungan baru.
“Selamat datang di Surakarta, kota budaya yang ramah. Nikmati proses belajar kalian dengan semangat keterbukaan dan kolaborasi,” ucap Supriyono menutup acara.
Kontributor : Al
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha
