
PWMJATENG.COM, Surakarta – Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) kembali menarik perhatian dunia internasional. Salah satunya terlihat dari kisah Mohamed Saidi Jalloh, mahasiswa asal Sierra Leone, Afrika Barat, yang kini menempuh studi di Program Studi Teknik Informatika Fakultas Komunikasi Informatika (FKI) UMS.
Saidi mengaku memilih UMS karena kombinasi kualitas akademik dan lingkungan Islami yang ditawarkan. “Saya memilih UMS karena universitas ini berbasis Islam dan Indonesia dikenal sebagai negara yang damai. Sejak pertama tiba, saya merasa diterima dengan baik,” ujarnya saat mengikuti Masa Ta’aruf (Masta) Batch II di Edutorium KH Ahmad Dahlan, Minggu (28/9).
Ia menilai, dukungan dari para dosen serta fasilitas kampus yang lengkap membuat proses belajar semakin menyenangkan. “Dosen-dosen sangat suportif dan universitas menerima kami tanpa memandang asal. Saya sangat menghargai toleransi agama maupun budaya di sini,” tuturnya.
Tidak hanya fokus pada akademik, Saidi juga aktif mengikuti kegiatan non-akademik. Ia pernah berpartisipasi dalam UMS Fun Run dan meraih juara dua. Selain itu, ia kerap bermain futsal bersama mahasiswa lain. “Kegiatan seperti ini membuat saya lebih dekat dengan komunitas kampus,” tambahnya.
Saidi yang tinggal di asrama internasional Pesantren Mahasiswa (Pesma) UMS merasa nyaman dengan lingkungannya. Menurutnya, Pesma menjadi rumah kedua yang penuh kedisiplinan dan keamanan. “Ada masjid dekat, laundry, dan kebutuhan sehari-hari mudah diakses. Itu sangat membantu kami yang jauh dari keluarga,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia menyampaikan rasa syukurnya atas dukungan Muhammadiyah terhadap mahasiswa asing. “Saya mendapat beasiswa penuh dari Muhammadiyah. Itu salah satu alasan utama saya bisa kuliah di sini. Sungguh luar biasa,” ungkapnya.
Kehadiran Saidi menjadi bagian dari keberagaman yang tampak jelas dalam Masta Batch II. Ribuan mahasiswa baru dengan latar belakang berbeda hadir bersama menyambut perjalanan akademik mereka.
Baca juga, Berita Resmi: Tanfidz Musywil II-III Majelis Tarjih PWM Jawa Tengah
Rektor UMS, Harun Joko Prayitno, menegaskan bahwa Masta merupakan momentum penting untuk menampilkan wajah inklusif kampus. “Masta Batch II tahun ini diikuti lebih dari 1.300 mahasiswa dengan diversitas asal daerah yang makin beragam. Ini menegaskan posisi UMS di kancah global semakin kuat,” katanya.
Harun menambahkan, UMS terbuka bagi siapa saja tanpa membedakan agama, ras, maupun suku bangsa. “UMS adalah kampus inklusif, kampus rahmatan lil alamin. Kami memberikan kesempatan kepada semua masyarakat untuk bergabung. Inilah desain kampus yang untuk semua,” tegasnya.

Dalam arahannya, ia mendorong mahasiswa baru agar terus berinovasi. Harun menekankan pentingnya dua hal, yakni inovasi tiada henti dan inovasi yang membumi. “Inovasi tiada henti berarti selalu kreatif, sedangkan inovasi membumi bermakna memberikan manfaat nyata bagi masyarakat,” jelasnya.
Ia juga menyinggung strategi UMS memperkuat internasionalisasi melalui pengembangan program studi adaptif. Kampus tengah menyiapkan pembukaan program doktor di bidang kedokteran, kesehatan, dan informatika. Menurut Harun, langkah itu sejalan dengan visi UMS menjadi universitas kelas dunia.
“UMS terus mengembangkan program akademik yang relevan dengan kebutuhan global. Mahasiswa dari berbagai latar belakang akan menemukan ruang belajar yang sesuai, baik dari Indonesia maupun dari luar negeri,” tambahnya.
Harun menilai pengalaman mahasiswa asing seperti Saidi merupakan bukti nyata implementasi internasionalisasi kampus. “UMS tidak hanya mendidik mahasiswa lokal, tetapi juga mencetak generasi global yang membawa nilai perdamaian, inklusivitas, dan inovasi,” paparnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Masta, Marisa Kurnianingsih, mengungkapkan bahwa penyambutan mahasiswa baru 2025 digelar dalam dua batch karena tingginya animo pendaftar. Total mahasiswa baru yang diterima UMS mencapai 8.580 orang. “Mahasiswa asing UMS berasal dari 38 negara. Rangkaian Masta PMB 2025 Batch II terdiri atas Masta Universitaria, Masta ke-IMM-an, dan Ekspo,” pungkasnya.
Kontributor : Fika
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha