Mahalnya Keamanan di Rumah Sendiri

Mahalnya Keamanan di Rumah Sendiri
Oleh : Wurry Srie (Ibu rumah tangga yang suka menulis, Koordinator Divisi Keluarga MTK PDA Jepara, masih aktif di PCA Donorojo)
PWMJATENG.COM – Miris. Itu kesan pertama yang muncul spontan atas berita di media sosial akhir-akhir ini. Seolah tak ada sejengkal tanah yang aman untuk dipijak kaki anak-anak kita dalam tumbuh kembangnya. Di sekolah, kampus, RS, pesantren, tempat wisata bahkan di rumah sendiri.
Menjalani kehidupan, tumbuh dan berkembang di antara orang-orang yang dihormati sekaligus disayangi tak menjamin kenyamanan dan keselamatan mereka. Bahkan yang tidak pernah terpikirkan oleh banyak orang kini marak terjadi. Apakah ini tanda-tanda akhir zaman? Hanya Allah yang tahu.
Andai saja dalam diri seorang ibu terdapat sejumlah besar ilmu pengetahuan yang ada di muka bumi ini, mungkin tak perlu menyekolahkan anaknya. Dia akan mendidik sekaligus mengajar sendiri di rumah dengan pilihan jurusan dan bakat masing-masing anak. Tetapi itu tidak mungkin, ilmu wajib dicari tak mungkin datang sendiri. Manusia lahir, tumbuh, dan berkembang membutuhkan ilmu pengetahuan dalam menunjang berlangsungnya kehidupan.
Kini menuntut ilmu memang bisa diperoleh di mana saja dan tidak harus keluar rumah. Zaman sudah maju berbagai kemudahan terpampang nyata di depan mata. Tinggal bagaimana cara untuk memanfaatkannya secara positif. Namun, sebagai makhluk sosial kita hidup di tengah masyarakat yang heterogen. Bukan hidup sendirian di tengah hutan sehingga bersosialisasi dengan orang-orang sekitar adalah keharusan.
Jika ternyata ketika berinteraksi dengan orang lain ada sesuatu yang patut diwaspadai itu hal yang wajar. Sebagai tindakan preventif atas kekhawatiran akan terjadinya sesuatu yang tak diinginkan. Orang tua tidak mungkin mendampingi anak-anak secara penuh 24 jam sehari, kecuali bagi mereka yang masih terlalu kecil atau bayi.
Akhir-akhir ini kekhawatiran orang tua terhadap buah hati saat menuntut ilmu atau berkegiatan apa saja yang mengharuskan keluar rumah, cukup beralasan. Keamanan, kenyamanan dan keselamatan kini menjadi sesuatu yang sangat mahal. Bukan hanya bagi anak-anak, orang dewasa pun tak luput dari ancaman ini di mana pun berada.
Baca juga, Ulama Sejati Adalah Ilmuwan: Menafsir Ulang Ulul Albab dalam Cahaya Al-Qur’an dan Sains
Dari bullying, intimidasi, pelecehan seksual, hingga pembunuhan keji. Ironisnya yang paling sering terjadi justru di area-area tertentu yang diyakini aman bagi sebagian orang. Inilah yang membuat kita prihatin dan menjadi khawatir berlebihan bahkan syok usai membaca berita-berita yang mengiris hati.
Belum lenyap dari ingatan berita-berita yang berseliweran setiap hari tentang predator anak, kini mencuat lagi yang lebih meresahkan. Sebagian bahkan menyebutnya sebagai tindakan orang yang tak berotak. Lebih tragis lagi predatornya adalah orang-orang terdekat korban. Orang-orang yang seharusnya mampu melindungi dan memberi kenyamanan.
Ada banyak cara bagi predator untuk mendapatkan mangsa. Mulai dengan cara yang halus hingga memakai ancaman. Para korban yang kebanyakan masih kanak-kanak kadang tak menyadari ada bahaya yang mengintainya setiap saat. Mereka terlalu polos dan tidak tahu karena yang dihadapinya adalah keluarga sendiri. Misalnya, kakek, ayah, paman, bahkan abang yang selama ini dekat dengan korban.
Kejadian demi kejadian seperti di atas nyaris setiap menit berlangsung di berbagai daerah. Tak hanya di kota, di desa pun tak luput dari ancaman ini. Sudah saatnya kita bergerak bersama untuk mencegah agar tak terjadi secara berulang. Selain orang tua sendiri, para pendidik di sekolah maupun pondok pesantren, dan masyarakat sekitar, semua punya kewajiban yang sama.
Pelecehan seksual, pencabulan atau apa pun istilahnya menghantui setiap saat dan sudah tak bisa ditolerir lagi. Keprihatinan akan hal ini sudah mencapai puncak. Sebagai orang tua, kita tak bisa membayangkan andai hal ini terjadi di keluarga sendiri. Entah sebagai korban atau justru sebagai pelaku. Oleh karena itu kerjasama dalam menciptakan suasana yang kondusif sangat dianjurkan. Minimal untuk mendeteksi segala kemungkinan yang terjadi.
Anak-anak saat ini adalah generasi penerus kita yang tak ternilai harganya. Mendidik dan memberi contoh yang baik merupakan kewajiban termasuk melindungi keberadaan mereka dari berbagai ancaman di mana saja berada demi masa depan yang baik. Membekali mereka dengan berbagai ilmu tentang hubungan antar manusia yang boleh dan yang tidak boleh. Juga ilmu tentang bagaimana melindungi diri jika suatu saat ada semacam kejahatan secara samar maupun nyata.
Saking banyaknya kejadian-kejadian tak lazim yang dilakukan orang dewasa terhadap anak-anak, membuat mata kita seakan tak berani terpejam. Ada ketakutan dan kekhawatiran yang mendera. Bukan berarti semua tempat kini sudah menjadi tidak aman lagi, tetapi kewaspadaan tetap diutamakan. Dari berita-berita yang beredar ternyata keamanan, kenyamanan dan perlindungan untuk anak-anak kita sekarang menjadi sesuatu yang amat mahal, termasuk di rumah sendiri.
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha