
PWMJATENG.COM, Pekalongan – Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan (UMPP) mencetak sejarah baru dengan meluluskan 40 mahasiswa dari Program Profesi Apoteker angkatan pertama. Keberhasilan ini semakin membanggakan karena seluruh peserta dinyatakan lulus 100 persen, bahkan salah satu lulusannya berhasil meraih peringkat ketiga terbaik tingkat nasional.
Prosesi pengambilan sumpah profesi digelar di Aula Fakultas Ilmu Kesehatan UMPP, Jumat (24/10/2025). Acara tersebut berlangsung bersamaan dengan sumpah profesi ners. Dalam sambutannya, Rektor UMPP, Nur Izzah, menyampaikan rasa syukur dan kebanggaannya atas capaian perdana program profesi apoteker tersebut.
“Kami buktikan bahwa UMPP mampu menyelenggarakan profesi apoteker. Alhamdulillah, dari 40 mahasiswa, semuanya lulus. Bahkan, mahasiswa yang meraih peringkat satu di kampus kami berhasil menempati posisi ketiga tingkat nasional,” ujar Nur Izzah seusai acara.
Ia menjelaskan bahwa saat ini pihak kampus tengah mempersiapkan akreditasi untuk Program Studi Profesi Apoteker. Besarnya minat calon mahasiswa membuat UMPP berencana menambah kuota penerimaan. Selama ini, pendaftar datang dari berbagai daerah di Indonesia, bahkan hingga dari luar negeri.
“Kuota saat ini masih 40 mahasiswa. Dengan capaian kelulusan sempurna ini, kami akan menambah kuota menjadi 80. Antusiasme pendaftar sangat tinggi, datang dari berbagai provinsi, bahkan dari Timor Leste,” imbuhnya.
Baca juga, Aplikasi Al-Qur’an Muhammadiyah (Qur’anMu)
Salah satu lulusan terbaik, Alfa Izzatina Rahmawati, berhasil meraih Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) sempurna 4,0 dan menjadi peraih nilai tertinggi dalam Uji Kompetensi Nasional Asosiasi Perguruan Tinggi Farmasi Muhammadiyah dan Aisyiyah (APTFMA). Ia mengaku bersyukur atas hasil yang diperoleh dan menceritakan bahwa dirinya sudah bekerja sebagai apoteker di Rumah Sakit Hermina Pekalongan bahkan sebelum acara wisuda.
“Saya sangat bersyukur bisa menempuh program profesi apoteker di UMPP. Alhamdulillah, hasil ujian saya baik dan menjadi lulusan terbaik di kampus. Sebelum wisuda, saya sudah diterima bekerja di Rumah Sakit Hermina Pekalongan dan kini sudah mulai bertugas,” tuturnya.

Sementara itu, Sekretaris Kolegium Farmasi, Adhiyatmika, menyoroti tantangan besar dalam pemerataan tenaga farmasi di Indonesia. Menurutnya, meski setiap tahun ada sekitar 13 ribu apoteker baru yang lulus, persebarannya belum merata, terutama di wilayah pelosok dan pedesaan.
“Kalau kita lihat, jumlah lulusan apoteker cukup banyak, sekitar 13 ribu orang setiap tahun. Namun, distribusinya belum merata, terutama di daerah terpencil,” jelasnya.
Ia mendorong para apoteker muda agar bersedia mengabdi di wilayah yang masih kekurangan tenaga farmasi. Dengan pemerataan tenaga profesional, pelayanan kesehatan di Indonesia diharapkan dapat lebih optimal.
“Pada prinsipnya, selama ada kemauan untuk memenuhi kebutuhan apoteker di berbagai daerah, peluang karier di bidang farmasi masih sangat besar,” pungkasnya.
Kontributor : Nanang
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha



