PWMJATENG.COM, Surakarta – Widardiyanto Kurnia Fachruddin, seorang guru Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) di SD Muhammadiyah Program Khusus (PK) Kottabarat Solo, berhasil meraih juara 1 dalam Lomba Fotografi Antikorupsi 2024 yang diadakan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Pengumuman pemenang tersebut disampaikan melalui akun Instagram resmi KPK, @official.kpk, pada Senin (9/12/2024), bertepatan dengan peringatan Hari Antikorupsi Sedunia (Hakordia) 2024.
Dalam wawancara, Fachruddin mengaku tak menyangka dirinya akan menjadi juara dalam kompetisi tingkat nasional ini. “Saya mengirim dua foto. Yang pertama berjudul Tidak Boleh Menyontek dan yang kedua Stop Gratifikasi. Alhamdulillah, foto pertama saya berhasil meraih juara 1,” ujarnya dengan penuh syukur.
Fachruddin mengungkapkan bahwa ia mendapatkan informasi lomba ini dari akun Instagram KPK. Meski kompetisi terbuka untuk kategori umum, ia memilih mengangkat tema yang erat dengan dunia pendidikan, sesuai profesinya sebagai guru.
“Foto dengan judul Tidak Boleh Menyontek menyampaikan pesan bahwa korupsi bisa dicegah sejak dini, dimulai dari kejujuran dalam pendidikan,” jelasnya. Menurut Fachruddin, menyontek adalah bentuk kecurangan yang dapat menjadi awal dari perilaku korupsi.
Baca juga, Darurat Mental Health: Upaya Mitigasi dalam Perspektif Psikologi Islam
Ia berharap karyanya mampu menginspirasi banyak pihak, khususnya di dunia pendidikan, untuk terus menanamkan nilai-nilai kejujuran dan integritas. “Pesan antikorupsi bisa disampaikan melalui berbagai media, termasuk fotografi. Semoga karya kecil ini dapat menjadi pengingat bahwa integritas adalah fondasi utama dalam kehidupan,” ungkap Fachruddin yang juga membimbing ekstrakurikuler fotografi di sekolahnya.
Sesuai aturan lomba, hak cipta foto tetap menjadi milik peserta, meskipun KPK memiliki hak untuk menggunakan karya tersebut dalam kampanye antikorupsi. Fachruddin merasa bangga karena karyanya dipamerkan pada puncak peringatan Hakordia 2024. “Hal ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi saya, karena foto saya menjadi bagian dari kampanye besar ini,” tuturnya.
Prestasi Fachruddin ini tidak hanya membanggakan dirinya, tetapi juga menjadi inspirasi bagi para pendidik di Indonesia. Melalui karya sederhana namun sarat makna, ia membuktikan bahwa pesan antikorupsi bisa disampaikan dengan cara yang kreatif dan efektif.
Fachruddin berharap, kemenangan ini tidak hanya menjadi kebanggaan pribadi, tetapi juga motivasi bagi guru dan pelajar untuk semakin giat menyuarakan kejujuran. “Mencegah korupsi adalah tanggung jawab kita bersama. Mari mulai dari lingkungan pendidikan,” pungkasnya.
Kontributor : Muhamad Arifin
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha