Lembaga Kebencanaan Muhammadiyah Sebagai Metamorfosa PKO
Lembaga Kebencanaan Muhammadiyah Sebagai Metamorfosa PKO
Oleh : Rudi Pramono, S.E. (Ketua MPI PDM Wonosobo)
PWMJATENG.COM – MDMC, LPB, LRB adalah progres Muhammmadiyah dalam aktifitas kemanusiaan. Banyak kalangan menilai bahwa ketiga lembaga tersebut merupakan metamorfosa ‘ideologi’ PKO (Penolong Kesengsaraan Oemoem) setelah PKU, Panti Asuhan dan Lazismu.
Lembaga Kebencanaan juga bisa disebut Upgrade Muhammadiyah (pembaharuan) : beralih dari aplikasi transformasi kemanusiaan yang lama (pendidikan, kesehatan, sosial) ke aplikasi transformasi kemanusiaan terbaru (kebencanaan dan pemberdayaan, pemulihan lingkungan)
Muhammadiyah berada di ranah kemasyarakatan dan akan membersamai masyarakat dengan terus mengupdate pelayanan sosial keagamaan dan kemanusiaan dari waktu ke waktu lewat organisasi melalui pembentukan dan pengembangan Majelis, Lembaga dan AUM.
Baca juga, Afirmasi Kepemimpinan Perempuan: Menembus Batas Bias Gender
Semua aktifitas sosial kemanusiaan Muhammadiyah tetap berpijak pada tafsir transformatif QS. Al Ma’un, bahwa hidup beragama tidak hanya melaksanakan ibadah-ibadah formal (ritual/spiritual) tapi juga peduli kemanusiaan. Dalam ibadah (salat) mengandung nilai-nilai pembebasan, pertolongan dan pemberdayaan sosial yang harus diwujudkan dalam kehidupan. Kita akan dianggap lalai dan pendusta agama kalau hanya sholat tapi tidak peduli dengan kesengsaraan kemanusiaan.
Ketika semua kalangan baik pemerintah, lembaga dan ormas Islam lain melaksanakan kegiatan serupa, maka lembaga kebencanaan milik Muhammadiyah harus tampil beda memiliki karakternya sendiri, memiliki sejarahnya sendiri sebagai pelopor pembaruan dalam melayani kemanusiaan harus memiliki ruh/semangat keagamaan, kerelawanan, altruisme, keikhlasan, jihad fi Sabilillah dan upaya pembaruan dan inovasi dalam ikhtiar penyelamatan dan pemulihan menyeluruh korban bencana sebagai bagian dari ibadah dan dakwah menegakkan dan menjunjung tinggi ajaran Islam.
Editor : M Taufiq Ulinuha