Lazismu Jateng Membuka Sekolah Amil
PWMJATENG.COM, SEMARANG – Dengan suara yang lantang dan ketukan palu yang keras, ketua Lazismu Jateng Dodok Sartono memutuskan Lazismu Jateng mendirikan Sekolah Amil. Hal ini menjadi istimewa karena Lazismu Jateng mendirikan sekolah amil yang pertama di antara Lazismu wilayah se Indonesia . Sekolah ini sangat di perlukan guna mendukung percepatan pengembangan Lazismu di setiap daerah. Para amil Lazismu perlu di bekali dengan pengetahuan yang memadai agar pengelolaan zakat di semua kantor layanan benar-benar profesional. Sekolah akan segera mulai pada bulan Februari tahun ini. Demikian di tegaskan oleh Dodok pada rapat kerja wilayah Lazismu Jateng, di hotel Candi Indah Semarang, Ahad (21/01/18).
Dua hari sudah rapat di lalui, satu persatu peserta meninggalkan hotel dengan di iringi hujan lebat yang turun di Ahad sore ini. Wajah-wajah peserta menampakkan kelegaan setelah dua hari mengikuti agenda rapat yang cukup melelahkan. Tinggal tersisa beberapa orang panitia lokal yang sedang berkemas, menata berkas dan peralatan dengan bersemangat meski sudah tampak kusut masai.
Perhelatan tahunan ini di hadiri oleh utusan dari Lazismu daerah tingkat kabupaten / kota se Jawa Tengah, ditambah utusan dari kantor layanan di bawah kelolaan Lazismu wilayah Jateng. Masing masing daerah di undang 3 orang utusan yang mewakili badan pengurus dan eksekutif. Terdaftar sejumlah 97 orang hadir sebagai peserta rakerwil kali ini.
Dodok juga menyampaikan, tahun ini Lazismu menjalankan program di kaitkan dengan isu SDG’s (Sustainable Development Goals) yang di wujudkan dalam program unggulan. Program ini harus di laksanakan di semua daerah diantaranya : program Bedah Rumah, Beasiswa Sarjana, Bina Usaha Mikro, Ambulan Gratis dan QurbanMu. Sedangkan daerah di beri kesempatan untuk mengembangkan program sesuai kearifan lokal masing-masing.
Dari pertemuan ini telah menghasilkan keputusan sebagai berikut :
1. Target penghimpunan Lazismu Jawa Tengah sebesar 100 milyar di tahun 2018.
2. Pengelolaan dana ZISKA dalam satu rekening wilayah, akan di lakukan secara bertahap
Th. 2018 sebagai tahap penataan dengan membagi hak pengelolaan penghimpunan KL sebesar 85%, 10% untuk di kelola daerah, dan 5% di kelola wilayah.
Th 2019-2020 tahap penerapan satu rekening di tingkat kabupaten / kota.
3. Menerapkan standard satu sistem pelaporan ZISKA di Jawa Tengah, Software akan di instal di semua daerah pada bulan Februari, dan bisa di pakai sampai pusat menetapkan SIM yang terintegrasi.
4. Mendirikan Sekolah Amil, dan mulai beroperasi Februari 2018.
5. Komitmen semua daerah segera menyetor dana kelolaan ZISKA 2017 ke wilayah.
6. Standarisasi tata kelola & penampilan LAZISMU sesuai brandbook.
7. Lazismu Jateng merekomendasikan agar Muktamar Muhammadiyah ke 48 mengubah status Lazismu sebagai UPP (Unit Pembantu Pimpinan) menjadi Lembaga Otonom.
Peserta raker perwakilan dari Wonogiri, Edy Purnomo menyatakan tidak keberatan meski daerahnya di berikan target sebesar 2 milyar tahun ini, dia juga menambahkan bahwa di wilayahnya ada 16 cabang, dan baru 2 cabang yang aktif, sedangkan yang lain masih potensial untuk pengembangan. Senada dengan Edy, BP Lazismu Kota Semarang, Marhaeni mengatakan, tetap semangat dan optimis menerima target tahun 2018 sebesar 2 milyar.
Sementara target tertinggi adalah daerah Sragen dan Kendal sebesar 8 M. Hal ini sesuai karena perolehan ZIS tertinggi di tahun 2017.
Dalam ceramah penutup Dodok menegaskan: Ada 2 syarat agar target dan KPI (Key Performance indicator) 2018 tercapai yaitu :
1. Karakter kuat para amil Lazismu, dimana ada 3 hal penting dalam membangun karakter :
– Mengenali jati diri sebagai amil
– Menjunjung tinggi nilai-nilai inti dari seorang amil
– Yakin akan tercapainya visi dan target Lazismu
2. Strong leader (pemimpin yang kuat).
Selamat berjuang amil Lazismu, sejuta mustahiq masih menunggumu, semoga sukses. (cak San)