Kurikulum Keperawatan dan Profesi Ners UMP Terus Ditingkatkan
PWMJATENG.COM, PURWOKERTO – Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKES) Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) gelar Workshop Peninjauan Kurikulum Program Studi Keperawatan S1 dan Program Profesi Ners yang dilaksanakan di Red Cili Cafe Purwokerto, Kamis (01/8).
Ketua panitia Siti Nurjanah, S.Kep, M.Kep, Sp.Kep menuturkan, kegiatan adalah peninjaun kurikulum khususnya untuk program sarjana keperawatan S1 dan program profesi Ners.
“Tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kemampuan dosen dalam penyusunan kurikulum. Kedua diharapkan setelah adanya workshop ini akan meningkatkan mutu pembelajaran dengan mengedepankan nilai-nilai kemuhammadiyahan,” ungkapnya.
Ia mengatakan, kegiatan adalah berkesinambungan dalam rangka meningkatkan mutu pembelajaran.
“Dalam kegiatan kali ini kita mengundang berbagai stakeholder yang selama ini menjadi mitra kita untuk menempatkan mahasiswa praktik seperti RSUD Banyumas, RSUD Margono, RSI Purwokerto, RSUD Ajibarang, RSUD Purbalingga, RSUD Kebumen dan kita mengundang juga dari Bumiayu.
Selain itu, lanjut Siti, acara juga mengundang seluruh mitra FIKES dalam berbagai kegiatan yaitu MDMC, PPNI, PSC 119 Satria kemudian BNPB.
“Kita juga mengundang alumni dan mahasiswa sebagai checks and balances agar kita mendapat masukan dari alumni maupun mahasiswa yang masih aktif, tentu itu penting untuk melihat seberapa efektif kurikulum kita,” ungkapnya.
Sementara itu, Novita Sabjan dari PSC 119 Satria menjelaskan PSC 119 Satria adalah pusat layanan yang terintegrasi dengan BPDB, SAR, PMI dan Kepolisian. Bersinergi membangun sistem kegawatdaruratan bencana di Kabupaten Banyumas.
“Saya rasa ini bersinergi dengan kurikulum yang sedang di kembanggan khususnya oleh Keperawatan S1 UMP. Kami berharap lulusan UMP juga bisa bergabung dengan kami dan sigap melakukan penanganan bencana maupun kegawatdaruratan yang ada di Kabupaten Banyumas,” jelasnya.
Lebih lanjut Novita menambahkan, dengan kurikulum yang sudah baik tersebut dapat menghasilkan lulusan yang mampu assessment awal dilapangan, melakukan triase dilapangan, dan melakukan evakuasi medis.
“Saya harap kegiatan ini sangat efektif untuk mentransfer ilmu ke masyarakat agar masyarakat mampu menangani kegawatdaruratan dilevel terkecil lingkungan sekitar,” pungkasnya. (Cah/Tgr)