Kolom

Kuda Pacu Ramadan dan Pailit

Kuda Pacu Ramadan dan Pailit

Oleh : Sapto Suhendro, S.Ag.,M.Pd. (Ketua PDM Pemalang)

PWMJATENG.COM – Bulan Ramadan tahun ini hampir selesai. Bulan penuh ampunan, bulan shiyam, bulan turunnya Al-Qur’an dan bulan yang terdapat satu malam bernilai pahala lebih dari pada seribu bulan beberapa hari lagi akan meninggalkan kita. Waktu berlalu demikian cepatnya. Kita patut bersyukur bahwa Allah Yang Maha Penyayang memberikan kesempatan agar kita mendapatkan ampunan di bulan suci ini. Namun bagaimana kesempatan super berharga yang tinggal beberapa hari ini bisa kita maksimalkan dalam mengisinya sekaligus menyambut bulan berikutnya Syawwal, agar kesempurnaan Ramadan bisa kita raih?

Al-Imam Ibnu Al-Jauziy rahimahullah berkata, “Seekor kuda pacu jika sudah berada mendekati garis finish, dia akan mengerahkan seluruh tenaganya agar meraih kemenangan, karena itu, jangan sampai kuda lebih cerdas darimu. Sesungguhnya amalan itu ditentukan oleh penutupnya.Karena itu, ketika kamu termasuk orang yang tidak baik dalam penyambutan, semoga kamu bisa melakukan yang terbaik saat perpisahan.”

Ibarat kuda pacu, maka di akhir Ramadan ini kita lebih giat lagi dalam memperbanyak ibadah kepada Allah SWT. Yang sudah berlalu, kita perbaiki. Yang tersisa kita maksimalkan dengan segenap anugerah kemampuan yang Allah SWT berikan kepada kita. Maksimal salatnya, maksimal membaca Al-Qur’annya, maksimal infaq-sedekahnya dan maksimal berbuat kebaikannya. Dengan demikian, kita mampu mengakhiri Ramadan tahun ini tanpa penyesalan di hari kemudian. Karena belum tentu kita diberikan kesempatan bertemu dengan Ramadan yang akan datang. Setelah tuntas ibadah Ramadan, maka kita tutup dengan berzakat fitrah sebagai sarana untuk menyucikan jiwa dan penyempurna ibadah Ramadan.
Jika kita perhatikan rentetan ibadah dalam bulan Ramadan, dari puasa, sholat taraweh, hingga zakat fitrah, kesemuanya itu merupakan hubungan vertical dengan Allah SWT. Hablun minAllah. Maka ketika hubungan dengan Allah SWT sudah baik, hubungan dengan sesama makhluk Allah khususnya manusia juga baik. Hablun minannas yang terus kita tingkatkan.

Baca juga, Tuntunan Idulfitri Menurut Fatwa Tarjih Muhammadiyah: Dari Malam Takbiran hingga Salat Id

Maka dari itu selesai Ramadan dan memasuki bulan Syawal, sudah selayaknya kita lebih meningkatkan hubungan baik dengan sesama manusia. Sehingga saling maaf-memaafkan dengan berbagai cara supaya kita jadikan sebagai agenda penting, seperti saling berkunjung ataupun dikemas dengan acara Halal Bihalal.

Jangan sampai kita termasuk orang yang bangkrut atau pailit sebagaimana dalam hadist Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan dari Abu Hurairah RA. Rasulullah SAW bertanya kepada para sahabat, “Tahukah siapa orang yang bangkrut?” Mereka menjawab, “Orang yang bangkrut menurut kami adalah orang yang tidak mempunyai dirham dan barang dagangan.”

Rasulullah SAW lalu bersabda, “Orang yang bangkrut adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa pahala salat, puasa, dan zakat, sedangkan ia telah mencaci Fulan, mendustakan Fulan, memakan harta Fulan, membunuh Fulan, dan memukul Fulan sehingga (kesalahannya) ini diambil dari kebaikannya, dosa ini diambil dari kebaikannya sehingga setelah kebaikannya habis sebelum diputuskan kepadanya, lalu keburukan mereka diambil dan ditimpakan kepadanya, kemudian ia dicampakkan ke dalam neraka.” (HR Muslim dan Turmudzi)

Hadis ini menegaskan perintah untuk menjaga hubungan baik sesama manusia. Seseorang yang giat beribadah seperti salat, puasa, sedekah, dan lain sebagainya-pun, apabila menyakiti sesama manusia akan banyak dituntut oleh orang yang pernah ia sakiti kelak hingga pahalanya habis.

Akhirnya kita memohon kepada Allah SWT., semoga diberikan kesehatan, kekuatan dalam ‘memacu kuda’ di akhir Ramadan ini, sehingga ampunan, keberkahan kita dapatkan dan predikat insan bertaqwa layak melekat pada diri kita. Semoga kita juga diberikan kemampuan untuk menyeimbangkan hubungan baik kepada Allah selaras dengan hubungan baik kepada manusia. Allahu-a’lam Bish-showab.

Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE