
PWMJATENG.COM, Pekalongan – Perjalanan seorang mahasiswi Tuli Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan (UMPP) menjadi sorotan karena keteguhan hatinya dalam menempuh pendidikan tinggi. Ika Rizqi Damayanti, mahasiswa Program Studi D3 Manajemen Informatika Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer (FASTIKOM) UMPP, berhasil menyelesaikan Tugas Akhir dan kini hanya menunggu momen wisuda.
Ika lahir dari pasangan Didik Purnomo dan Murtiati. Ia tinggal di Kabupaten Pekalongan dan tercatat sebagai satu-satunya mahasiswa berkebutuhan khusus di UMPP. Meski memiliki keterbatasan dalam pendengaran, Ika menunjukkan semangat belajar yang tidak kalah dengan mahasiswa lain.
Sebelum akhirnya berkuliah di UMPP, Ika sempat mencoba peruntungan di perguruan tinggi negeri. Ia mendaftar ke Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, namun gagal lolos seleksi. Ia juga ingin mendaftar ke Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Akan tetapi, orang tuanya tidak mengizinkan karena jarak dan kendala biaya.
Sang ibu, Murtiati, kemudian mencari informasi tentang kampus yang bisa menerima mahasiswa berkebutuhan khusus. Dalam sebuah pertemuan dengan Imam Rosyadi dan Feni, pihak kampus UMPP menyambut baik keinginan tersebut. “Alhamdulillah, UMPP memberikan kesempatan bagi Ika untuk melanjutkan pendidikan,” tutur Murtiati.
Pada semester awal, Ika tidak lepas dari pendampingan sang ibu. Saat itu UMPP belum memiliki Juru Bahasa Isyarat (JBI), sehingga proses pembelajaran cukup menantang. Sistem kuliah berbasis verbal membuat Ika kesulitan, sementara teman-teman belum memahami bahasa isyarat.
Baca juga, Modal Rohani dan Jasmani Umat Islam dalam Pandangan Ketua PWM Jateng Tafsir
Namun, seiring waktu, Ika mulai mandiri. Ibunya tidak selalu bisa mendampingi karena harus bekerja dan mengurus anak-anak lain. Perlahan, teman-teman Ika mulai belajar bahasa isyarat agar komunikasi lebih mudah. Para dosen juga berusaha menyesuaikan dengan menggunakan proyektor atau materi presentasi agar Ika dapat mengikuti pelajaran.

“Teman-teman selalu berusaha membantu, meski awalnya mereka juga belum terbiasa,” ujar Ika dalam sebuah kesempatan.
Selain mengikuti perkuliahan, Ika sempat menjalani magang di BatikTV selama satu bulan. Di sana, ia terlibat dalam berbagai kegiatan. Ia ikut dalam proses syuting iklan, menggarap program “Bedah Siang” dan “Bedah Malam”, hingga mendesain thumbnail untuk kanal YouTube.
Pengalaman tersebut membuka wawasan baru bagi Ika tentang dunia kerja. Meski sempat menghadapi kendala komunikasi, ia berhasil menjalankan tugas dengan baik. Hal ini menjadi bukti bahwa keterbatasan bukan penghalang untuk berkontribusi.
Di semester akhir, Ika menyelesaikan Tugas Akhir berjudul “Evaluasi Kebergunaan Aplikasi Hear Me dengan Metode System Usability Scale (SUS) di SLB Muhammadiyah Pekajangan.”
Aplikasi Hear Me yang ia teliti memiliki empat fitur unggulan. Pertama, Translate Me, yang menerjemahkan kata atau kalimat menjadi bahasa isyarat. Kedua, Transcribe Me, fitur yang mengubah suara menjadi teks secara langsung. Ketiga, Learn Me, yaitu materi pembelajaran kosakata bahasa isyarat. Keempat, Play Me, berupa media latihan bahasa isyarat melalui permainan kuis.
Setelah melalui seminar dan melakukan revisi dari dosen pembimbing, Tugas Akhir tersebut akhirnya dinyatakan selesai. Kini, Ika hanya menunggu waktu untuk diwisuda.
Kontributor : Nanang
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha